Pamanku Kesalahanku

Tuan Muda Ye Bilang Ada Yang Ingin Bertemu



Tuan Muda Ye Bilang Ada Yang Ingin Bertemu

0Tanpa keterlibatan anak-anak ini, mungkin... dirinya tidak akan begitu kesulitan.     
0

Ia benar-benar tidak ingin menghadapi situasi berbahaya seperti itu setelah anak itu lahir.     

Terlebih lagi, dirinya tidak ingin anaknya bernasib sama dengannya, atau punya masa kecil yang sama dengan Gong Shenye.      

Ketika Gong Xin datang, ia melihat Lan Dongzhi bersandar di sofa sambil terlihat seperti sedang tertidur. Ketika matanya melihat ke perutnya, dirinya agak terkejut.      

Perut Lan Dongzhi jauh lebih besar dari saat terakhir kali mereka berpisah...     

Walau demikian, tubuhnya tidak segemuk dari terakhir kali saat mereka berpisah. Justru sebaliknya, perempuan ini lebih kurus dan wajahnya juga sangat tidak baik, hampir tidak berwarna.     

Dia terlihat, seperti sama sekali tidak bisa menahan beban perut yang membesar itu.      

Beberapa hari ini, hidupnya pasti buruk. Entah itu di rumah sakit atau di sini, itu tidak ada bedanya. Bedanya, dia hanya berpindah persembunyian saja.      

Bagaimana mungkin perempuan ini bisa bahagia, bagaimana dirinya bisa hidup dengan baik?      

Gong Xin menundukkan kepala. Ia seharusnya tidak memikirkan ini semua.      

Ini semua, tidak harus menjadi beban pikirannya.      

Lan Dongzhi membuka mata. Ia melihat Gong Xin yang seperti roh berdiri tidak jauh darinya.      

Ia ingin bergerak, tetapi tubuhnya terasa terlalu berat. Alhasil dirinya hanya bisa sedikit menoleh ke samping. Ia bertanya dengan ringan, "Kapan kamu datang?"     

Tidak ada perasaan apapun, seperti menyapa seorang kenalan yang mengangguk pada kita.      

Ketika pergi dari tempat Gu Suisui hari itu, Lan Dongzhi marah pada Gong Xin, bahkan penuh dengan kebencian. Tetapi sekarang, perasaan itu sudah hilang. Saat melihat Gong Xin lagi, suasana hati Lan Dongzhi sangat biasa saja.      

Gong Xin menjawab, "Baru saja."     

Lan Dongzhi membalas dengan santai, "Semua lukamu sudah sembuh."     

Gong Xin menjawab, "Sudah."     

Lan Dongzhi menutup matanya lagi, "Uang yang diberikan pada Gu Suisui itu, sungguh tidak sia-sia."     

Setelah itu, mereka berdua tidak bicara lagi.      

Bibir Gong Xin bergerak. Akan tetapi, kata-kata di mulutnya masih belum keluar.     

*******     

Bibi yang memasak untuk Lan Dongzhi adalah orang suruhan Gong Shenye. Selain memasak dan membersihkan kamar, dia tidak banyak bicara dengan Lan Dongzhi.     

Ruangan itu kosong, seolah-olah tidak ada yang tinggal di sana.     

Di malam hari, setelah makan malam, Lan Dongzhi menonton televisi sebentar, lalu naik ke lantai atas untuk beristirahat.     

Pukul 9 malam, Gong Xin mengetuk pintu dan membuka kamar Lan Dongzhi.     

Lan Dongzhi sudah berbaring di tempat tidur, "Ada apa? Aku ngantuk sekali, aku mau tidur, Aku harus pergi tidur. Kalau tidak ada apa-apa, keluarlah."     

Gong Xin berkata, "Tuan Ye bilang, ada orang yang ingin bertemu dengan Anda."     

Lan Dongzhi membelalakan mata, "Siapa yang ingin bertemu denganku?"     

Gong Xin mengeluarkan ponsel. Ponsel itu dikirim Gong Shenye lewat orang lain. Di dalamnya ada WeChat Xie Xize.     

Gong Xin membuka akun WeChat Xie Xize, lalu menekan tombol panggilan video.      

Tidak lama kemudian, panggilan itu diterima.      

Orang di video itu adalah Xie Xize. Ketika melihat Gong Xin, ia mengerutkan kening, "Mana Lan Dongzhi?"     

Gong Xin terdiam, lalu menyerahkan ponsel ke Lan Dongzhi.      

Lan Dongzhi tercengang setelah mendengar suara Xie Xize. Bahkan dirinya tidak berani percaya dengan suara yang didengarnya.      

Baru setelah Gong Xin menyerahkan ponsel kepadanya, Lan Dongzhi bereaksi. Ia mengulurkan tangannya yang pucat dan mengambil ponsel itu dengan gemetar.     

Xie Xize melihat wajah Lan Dongzhi yang tidak sehat di layar. Ia berkata, "Yangyang ingin bertemu denganmu…"     

Sebelum dirinya bisa selesai berbicara, ponsel direnggut.     

Wajah Mo Yangyang hampir menempel di layar ponsel. Melihat wajah pucat Lan Dongzhi, matanya langsung berubah menjadi merah, "Dongzhi, bagaimana kabarmu? Apa kamu baik-baik saja?"     

Hidung Lan Dongzhi terasa masam, tetapi dirinya mencoba yang terbaik untuk tidak menangis. Ia berkata sambil tersenyum, "Oh, aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja…."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.