Pamanku Kesalahanku

Kamu Memantau Isi Hatiku



Kamu Memantau Isi Hatiku

0Hati Chu Qingyan hancur saat ini. Siapa sebenarnya anak spesial ini? Tidak, tidak, tidak, anak kecil ini bukan manusia!     
0

Sama sekali bukan manusia.     

Jika bukan karena Latiao tidak akan pernah bertemu dengannya, dan jika bukan karena dirinya yang belum pernah mengenal anak ini sebelumnya.     

Chu Qingyan benar-benar mengira bahwa, ada seseorang yang telah memberi tahu Latiao.      

Bocah kecil ini sepertinya memantau isi hatinya, seolah membaca semua isi pikirannya.      

Ini sangat… sangat mengerikan.     

Tenggorokan Chu Qingyan agak kering. Ia tidak tahu ucapan yang harus dikatakannya sementara waktu.     

Xie Xize sendiri sudah cukup menakutkan, namun sekarang, dia telah melahirkan makhluk kecil yang menakutkan. Apakah dia tidak ingin membiarkan orang lain hidup dengan tenang?     

"Kalau kamu tidak bicara, kelihatannya tebakanku benar. Untuk apa kamu mencari Bibi Dongzhi?"     

Chu Qingyan langsung bertanya, "Bagaimana kamu tahu aku mencarinya?"     

Ia bertanya-tanya dalam hati, padahal sejak awal dirinya tidak pernah menunjukkan tanda-tanda apapun. Selain itu, ia tidak mengatakan apa-apa tentang Lan Dongzhi. Namun tetap saja, bagaimana cara bocah kecil ini bisa mengetahuinya?     

Latiao berkata dengan jahat, "Apakah tidak cukup jelas yang baru saja kukatakan? Tidak sulit untuk memikirkannya. Pakai saja cara seleksi yang paling mudah."     

Chu Qingyan termangu....     

Pakai cara seleksi yang paling mudah. Sialan, tidak ada cara seleksi sepertimu itu.      

Latiao membungkuk lalu melambai-lambaikan tangan kecilnya, "Tidak usah terlalu dipikir caraku mengetahuinya. Kecerdasanku ini tidak bisa dipahami oleh orang sepertimu. Untuk apa kamu mencari Bibi Dongzhi?"     

Wajah Chu Qingyan sedikit kewalahan, "Aku... sebenarnya, bukan datang untuk mencarinya…."     

Latiao berkata dengan bijak, "Hei... Paman, kamu tidak boleh begitu. Apakah menemui Bibi Dongzhi adalah hal yang memalukan? Yang memalukan itu, seorang lelaki yang tidak berani menghadapi isi hatinya. Aku paling tidak suka pada lelaki yang menarik kata-katanya sendiri. Itu sama sekali bukan lelaki sejati."     

Chu Qingyan terdiam….     

"Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Siapa yang tidak berani menghadapi perasaan hati mereka? Kamu pikir aku tidak yakin dengan isi hatiku?"     

Latiao cemberut, "Lihat-lihat, padahal aku belum mengatakan apa-apa… aku beritahu kamu, kenapa kamu cemas dan tidak mau mengakui kritikku? Bukankah ini mentalitas pencuri teriak pencuri?"     

Chu Qingyan tercengang….     

Ia merasa bahwa dirinya tidak bisa mengatakan apa-apa di depan bocah sialan ini, dan kata apa pun yang dikatakannya hanya akan menjadi bumerang baginya.      

Chu Qingyan selalu terbiasa menjadi arogan dan terbiasa bersikap serampangan. Ia belum pernah mengalami kekalahan sebesar ini. Namun interaksinya kali ini membuat api emosi di hatinya membara, namun tidak bisa melampiaskannya!     

Chu Qingyan berkata dengan wajah tegas, "Di mana ayahmu? Suruh dia ke sini."     

Latiao berkata, "Paman, di depanku saja kamu bersikap seperti ini, apalagi di depan ayahku. Ya, bukankah kamu akan semakin memalukan? Untuk apa kamu terburu-buru mempermalukan dirimu sendiri?"     

Chu Qingyan bergumam 'Sial…'     

Ia ingin memukul seseorang, tepatnya ingin memukul anak ini.      

Latiao berkata, "Paman, jangan coba pukul aku, ini wilayahku. Selain itu, Bibi Dongzhi paling banyak menghabiskan waktu bersamaku. Aku bisa menjawab semua pertanyaanmu, dan kamu juga bisa menanyakan hal yang sama padaku. Jika suasana hatiku baik, aku akan memberitahumu."     

Chu Qingyan menundukkan kepalanya, lalu menggertakkan gigi.     

"Aku…."     

Chu Qingyan membuka mulut, tetapi seketika tidak tahu cara bertanya dan hal yang harus ditanyakan olehnya.     

Apakah Lan Dongzhi masih di sini?     

Sebenarnya, apakah dia masih perlu bertanya? Perempuan itu seharusnya sudah pergi.      

Namun, jelas-jelas tahu perempuan itu sudah pergi, lalu apa urusannya sampai perlu datang ke sini? Apa perlu bertanya… hal yang dikatakannya sebelum pergi?     

Apakah dirinya perlu bertanya tentang kebahagiaannya selama tinggal di sini?      

Latiao mengendurkan wajahnya dan bertanya, "Tidak tahu cara bertanya, atau tidak tahu cara mengatakannya? Apakah hatimu sangat bingung?"     

Mendengar pertanyaan ini, Chu Qingyan langsung melebarkan matanya sejenak….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.