Pamanku Kesalahanku

Pangeran Muda Chu Pertama Kali Menderita



Pangeran Muda Chu Pertama Kali Menderita

0Demi menghentikan tangisan Latiao, Chu Qingyan mencari sesuatu di tubuhnya yang bisa dibuat untuk menghiburnya. Akhirnya, ia melihat jam tangan di pergelangan tangannya.     
0

Chu Qingyan menggertakkan gigi, lupakan saja, tidak perlu repot-repot untuk bocah yang masih ingusan.      

Ia pun melepas jam tangan yang harganya hampir 7 digit dari pergelangan tangan, lalu menyerahkannya kepada Latiao, "Jangan menangis, ini untukmu!"     

Latiao mengangkat kelopak matanya untuk melihat dan mengenali jam tangan itu. Harga pasarnya lebih dari 900.000 yuan. Karena jumlahnya terbatas, harganya bisa saja melambung tinggi.      

Latiao meraih jam tangan itu sembari berkata, "Hmm.. Apa yang kamu pikirkan tentangku? Apakah kamu merasa bisa menghapus dosa yang kamu lakukan padaku dengan jam tangan ini?"     

Chu Qingyan tertegun….      

Sial, trik macam apa ini?     

Kenapa anak ini bisa membuatnya terlihat seperti bajingan?     

Anak ini telah menjadi monster, pasti!!!!     

Chu Qingyan menggertakkan gigi, lalu melepas cincin di jari kelingking tangan kanannya, "Anak sialan, jangan sok jual mahal."     

Latiao mengatupkan mulutnya, lalu tangan kecilnya dengan cepat meraih cincin jari kelingking itu. Ia mengangkat wajah kecilnya dengan arogan, "Hmm… demi kemurahan hatiku, aku tidak peduli padamu."     

Chu Qingyan menggertakkan gigi sampai sakit, ingin rasanya bisa memukul seseorang.     

Selama dua puluh tahun hidup, pangeran muda dari Keluarga Chu ini tidak pernah menderita dan hanya orang lain lah yang menderita di tangannya. Ini kali pertama dirinya malah menderita di tangan orang lain.      

Latiao memegang cincin yang bertatahkan permata itu, kemudian berkata, "Hei, Paman! Demi sikapmu yang mau mengakui kesalahanmu, aku bisa menjawab satu pertanyaanmu. Namun, kamu harus menanyakannya dengan jelas."     

Mata Chu Qingyan sedikit berkedip, "Aku... tidak punya pertanyaan apa-apa?"     

Mulut Latiao cemberut. Ia tidak tahan dengan lelaki sombong yang jelas-jelas ingin mencari tahu sesuatu, tetapi malah bilang tidak punya pertanyaan.      

Ia berkata, "Biar kutebak orang yang kamu cari. Kamu tidak tertarik pada Xize, dan tentu saja kamu tidak tertarik pada para peneliti di bawah komandonya. Dilihat dari IQ rata-ratamu, kamu kelihatannya bukan siswa yang baik, jadi mungkin kamu tidak akan tertarik dengan proyek penelitian ilmiah yang sedang ditangani Xize…."     

Chu Qingyan menunjuk ke Latiao dan berkata, "Nak, waktu aku masih sekolah, aku selalu juara satu…."     

Latiao terkekeh, "Oh, juara satu, luar biasa. Waktu aku tinggal di apartemen, anak-anak di apartemen yang masih SD bahkan SMP, datang kepadaku untuk membayarku mengerjakan tugas-tugas sekolah mereka, paham?"     

Chu Qingyan tercengang….     

Ia selalu merasa paling pintar. Waktu masih sekolah, dirinya hanya mencurahkan sepertiga energinya untuk belajar, dan bisa menyelesaikan berbagai masalah pembelajarannya dengan mudah.     

Tetapi mendengar kata-kata Latiao, Chu Qingyan memiliki ilusi meragukan IQ-nya sendiri.     

Perasaan ini benar-benar tidak membuatnya tenang sama sekali!     

Latiao menghembuskan napasnya di permukaan jam tangan, lalu menyeka sidik jari yang ditinggalkan oleh Chu Qingyan di atasnya. Ia melanjutkan, "Kamu datang ke lembaga penelitian ini, tetapi orang yang kamu cari bukan dari lembaga penelitian. Jika ini dikecualikan, maka yang bisa kutebak adalah... orang-orang dekat Xize selain rekan kerja, salah satunya adalah anggota keluarganya...."     

Chu Qingyan merasa semakin ketakutan. Apakah ada anak yang bisa punya kecerdasan seperti ini?     

Latiao melanjutkan, "Jumlah anggota keluargaku sederhana. Jelas kamu tidak mungkin mencariku, dan tentu saja tidak mungkin mencari nenekku. Jika mengecualikan aku dan nenek, maka hanya mamaku yang tersisa…"     

Chu Qingyan segera berkata, "Aku tidak mencari mamamu...."     

Latiao mendengus, "Tentu saja kamu tidak mencari mamaku. Kalau kamu berani mencari mamaku, lihat bagaimana aku menghabisimu dan memotong kakimu!"     

Ia pun melirik Chu Qingyan, "Namun, meski kamu tidak mencari mamaku... orang yang kamu cari ada hubungannya dengan mamaku, jadi... yang kamu cari adalah — Bibi Dongzhi, kan?!"     

Chu Qingyan tiba-tiba merasakan kesemutan di kulit kepala, dan perasaan menyeramkan…     

Anak ini benar-benar mengejutkan….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.