Pamanku Kesalahanku

Aku Tidak Ingin Dia Hidup



Aku Tidak Ingin Dia Hidup

0Dia ingat apa yang dikatakan Latiao kepada Sui Yuanyuan di akhir tadi. Anak itu bilang… selamat tinggal.     
0

Latiao mengucapkannya dengan sangat serius.      

Sikap seriusnya itu berbeda dari biasanya. Latiao juga bicara serius dengannya saat pergi tadi, tapi sikap seriusnya itu berbeda dari ketika bicara pada Sui Yuanyuan.     

Bagaimana cara menjelaskannya dengan tepat? Ya, ucapan selamat tinggal Latiao pada Sui Yuanyuan tadi, sangat dingin, tanpa emosi, mati rasa, dan kejam.     

Sedangkan saat mengucapkan itu kepadanya, justru terasa sangat ramah dan agak santai.      

'Selamat tinggal' yang diucapkan pada Sui Yuanyuan dengan yang diucapkan padanya, memiliki arti yang berbeda.     

Latiao sangat membenci Sui Yuanyuan, dan itu sudah pasti. Ekspresinya memang tampak tenang, tetapi bukan berarti hatinya juga tenang. Paling tidak, anak ini sangat ketakutan, dan tidak bisa menunjukkan perasaannya.      

Anak itu memang bisa menyusun strategi untuk membantunya meringkus seluruh geng narkoba. Setiap kata dari tindakannya tidak sederhana.     

Mengucapkan selamat tinggal, bisa berarti bahwa akan bertemu lagi lain kali.      

Tetapi juga bisa berarti… perpisahan untuk selamanya!     

Oleh karena itu, ucapan selamat tinggal yang dikatakan Latiao kepada Sui Yuanyuan bukanlah untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang hidup, tetapi untuk mengucapkan selamat tinggal pada Sui Yuanyuan yang akan mati.      

Latiao hanya bilang bahwa dalam permainan sederhana yang dimainkan dengan Sui Yuanyuan tadi, ada hadiah jika Sui Yuanyuan benar menebak.      

Namun, apa hukuman jika dia kalah?     

Dihukum… atau mungkin….     

Zhou Mingye jadi teringat pada video aneh yang dilihatnya saat kecelakaan mobil di gerbang taman kanak-kanak.     

Ia tiba-tiba merasakan firasat buruk di hatinya.     

Gawat….     

Zhou Mingye berbalik dan mengejar Sui Yuanyuan.     

Sui Yuanyuan belum dikirim pergi. Saat Zhou Mingye menemuinya, ia melihat dua polisi wanita yang membawa Sui Yuanyuan kembali ke tahanan, wajah mereka terlihat kesusahan.      

Zhou Mingye bertanya, "Ada apa?"     

Ia pun melihat Sui Yuanyuan meringkuk di sudut. Tubuhnya meringkuk seperti bola, wajahnya pucat, tubuhnya gemetar, matanya kusam, dan raut wajahnya penuh ketakutan.     

Polisi wanita itu menggelengkan kepala, "Tidak tahu. Saat dia baru saja tiba, dia gemetar sepanjang waktu. Dia terus bilang bahwa dirinya kedinginan, dia takut, dan bilang ada yang akan membunuhnya. Lihatlah... dia… sampai ngompol…."     

Zhou Mingye benar-benar melihat genangan noda air kencing di lantai.     

Dia berkata, "Sui Yuanyuan, di kantor polisi kami, tidak ada yang bisa membunuhmu. Seperti yang kukatakan sebelumnya, satu-satunya hal di dunia ini yang bisa menilai seseorang bersalah atau tidak adalah hukum."     

Namun, Sui Yuanyuan tidak mendengar kata-kata itu.     

Perempuan ini terus mengulangi kata-kata tadi, "Ada yang ingin membunuhku... dia ingin membunuhku ... dia ingin membunuhku ..."     

"Kapten Zhou, Anda lihat? Dia ketakutan."     

Zhou Mingye mengepalkan tangannya erat-erat. 'Dia' yang dimaksud Sui Yuanyuan, seharusnya tidak ada orang lain selain Latiao, kan?     

Padahal sebelumnya terlihat normal, tetapi menjadi seperti ini setelah bertemu Latiao.      

Tetapi bagaimana cara Latiao menyampaikan pesan padanya, bahwa dirinya akan membunuhnya?     

Zhou Mingye berkata, "Kalian awasi dia baik-baik. Semua orang yang ingin menginterogasinya harus mendapat persetujuanku. Kalau ada orang di luar yang ingin menjenguknya, jangan perbolehkan."     

"Baik."     

Zhou Mingye memperhatikan Sui Yuanyuan lagi, perempuan itu masih sangat ketakutan dan tidak bisa melepaskan diri.     

Apakah Latiao hanya menakut-nakutinya, atau apakah dirinya benar-benar akan melakukannya?     

*******     

Ayah dan anak yang keluar dari kantor polisi ini, lanjut masuk ke mobil, dan pergi begitu saja.     

Saat duduk di dalam mobil, jari Latiao meluncur dengan lembut di kaca jendela.     

Ia berkata, "Sementara ini, tidak mungkin bagi polisi untuk menemukan dalang di balik kejadian ini."     

Xie Xize mengangguk, "Aku tahu."     

Latiao berkata dengan pelan, "Mama belum bangun. Kak Xiao Chu masih berbaring dan tidak bisa bergerak...."     

Xie Xize menanggapi, "Ya!"     

Latiao melanjutkan, "Jadi, aku tidak ingin dia hidup."     

Xie Xize seolah-olah hanya mendengar kalimat yang sangat biasa. Tanggapannya pun terdengar sederhana, "Boleh!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.