Pamanku Kesalahanku

Hubungan Intim Tinggal Bersama



Hubungan Intim Tinggal Bersama

0Zhou You mengulurkan tangan dan menyingsingkan lengan bajunya. Lengannya yang telah dicengkeram memang merah, lalu dirinya berkata, "Tubuhku ini halus dan mahal, tetapi aku malah digosok kuat-kuat... Kalau terjadi hal buruk pada tubuhku, bisakah kamu memberi kompensasi? Di masa depan, aku akan menjadi Socrates versi kontemporer…."     
0

Xie Xize mengangkat kepala dan meliriknya, "Anakku sudah bilang, bersihkan beberapa kali sampai kumannya hilang."     

Lalu ia berkata pada pengawal, "Seret dia kembali dan bersihkan lagi."     

"Baik…."     

Maka dari itu, Zhou You, yang bergegas keluar, diseret lagi untuk dibersihkan dan didesinfektan lagi.     

"Xie Kelima, kamu bukan manusia… kamu tidak lebih baik dari binatang buas…."     

Suara Zhou You yang seperti babi yang mau dibunuh, terdengar bagai tertiup angin lalu….     

Ya, Xie Xize tidak bergeming.      

Ia duduk di sana, sudut bibirnya masih sedikit terangkat. Ia dalam suasana hati yang baik.     

Pelukan singkat dari Latiao itu membuatnya... mengalami perasaan yang berbeda untuk pertama kalinya.     

Ia tahu bahwa, Latiao selalu agak membencinya.      

Sejauh ini, anak itu tidak pernah memanggilnya ayah.      

Selalu ada pembatas di antara mereka berdua. Xie Xize ingin melewati batas itu, tetapi ia tahu itu bukan sesuatu yang bisa berguna jika dilakukan terburu-buru.      

Untuk melewati batas itu, inisiatif bukan dari tangannya, melainkan di tangan Latiao.     

Namun, dengan pelukan itu, Xie Xize seperti melihat bahwa batas di antara mereka menghilang.     

Meskipun, Latiao masih belum memanggilnya Ayah, namun Xie Xize merasa bahwa, kebahagiaan sesungguhnya menjadi seorang ayah adalah kebahagiaan karena diakui sebagai ayah.      

Dan Latiao…telah mengakuinya.      

******     

Dari sisi lain, Jiang Niancheng tampak berlari dengan wajah sedih, "Xie, Xie Xize, ayo kita bicara sebentar. Lihatlah, aku tidak bisa membantumu apa-apa di sini, juga tidak ada gunanya aku terus-terusan di sini, aku ingin izin cuti beberapa hari…."     

Xie Xize sekejap meliriknya, "Apa yang akan kamu lakukan? Ada pacar lamamu di sini... kamu tidak mau mengenang masa lalu?"     

Jiang Niancheng segera melompat, "Cih, jangan bicara omong kosong, pacar lama apanya? Apakah kamu ingin meracuniku dengan kata-kata itu? Aku laki-laki sejati, standar lelaki heteroseksual, aku suka perempuan, perempuan yang cantik."     

Xie Xize menjelaskan, "Setidaknya hubungan intim selama satu tahun tinggal bersama…."     

Mendengar itu, sesungguhnya Jiang Niancheng ingin memukul seseorang dengan cemas. Namun ia menahannya dan membalas, "Xize… oh Xize, kenapa pikiranmu begitu kejam? Hubungan intim seperti apa yang kumiliki dengannya? Kalau orang lain sampai mendengar ucapanmu itu, bagaimana aku bisa menikah nanti?"     

Xie Xize menambahkan, "Kalian pernah hidup bersama, bukankah itu hubungan yang intim?"     

"Aku dan dia tidak…"     

Sebelum selesai berbicara, Jiang Niancheng mendengar, "Yo si Jeruk, kamu ada di sini juga. Xie Kelima, apakah kamu mencoba memberiku kejutan?"     

Jiang Niancheng tiba-tiba merasa bahwa hatinya… merasa frustasi.     

'Ini hari sialku!'     

Xie Xize tersenyum, "Ya, pacar lamamu ada di sini, senang tidak?"     

Zhou You yang menendang sepasang sandal dan mengenakan jas putih, muncul dan berkata sambil tersenyum, "Tentu saja ... aku tidak senang, kamu sangat kurang ajar..."     

Xie Xize membalas, "Aku tidak bisa menanggung tiga kata 'sangat kurang ajar' di depanmu."     

Zhou You merespon, "Kamu cukup bisa sadar diri."     

Jiang Niancheng berbalik badan ingin pergi.     

Namun seketika bahunya terasa berat. Ternyata, Zhou You menahan bahunya, "Hei, Jeruk, kenapa kamu mau pergi? Lihatlah, setelah lulus kuliah, kita sudah tidak pernah bertemu lagi beberapa tahun. Beberapa tahun ini kamu tidak kangen dengan kakakmu ini…."     

Jiang Niancheng tertawa kering….     

Ia berbalik badan, "Aku tidak menyangka kamu masih hidup. Ini benar-benar ... menyebalkan."     

Zhou You menepuk bahu Jiang Niancheng, "Cih, lihatlah! Setelah bertahun-tahun, kamu masih saja bersikap lain di mulut, lain di hati. Soal hubungan kita, aku masih belum memahamimu…."     

"Hatimu pasti bilang kangen aku, tetapi di mulut bilang tidak…."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.