Pamanku Kesalahanku

Dia Adalah Harapan dan Cahaya Angan-angan



Dia Adalah Harapan dan Cahaya Angan-angan

0Latiao memandang Xie Xize. Suasana hatinya berangsur-angsur menjadi tenang.     
0

Sekali lagi, ternyata banyak sekali rahasia di kehidupan sebelumnya yang tidak diketahuinya. Secara bertahap ia juga memahami beberapa hal....     

Pemahamannya terhadap Xie Xize, juga semakin dalam.     

Hal itu membuat kebencian Latiao terhadap Xie Xize di dalam hati, telah menghilang tanpa disadari….     

Hanya saja, ia masih belum tahu cara berinteraksi dengan Xie Xize sebagai ayah dan anak.     

Di kehidupan sebelumnya, ia merasa bahwa Xie Xize adalah ayah yang tidak berguna. Namun dirinya sendiri, bagaimana bisa menjadi seorang anak?      

Latiao tiba-tiba teringat sebuah kejadian di kehidupan sebelumnya. Setelah Xie Xize membawanya kembali ke Kota Xia, suatu hari di tengah malam, Xie Xize mungkin mengira dirinya sedang tidur, lalu membuka pintu untuk masuk ke kamarnya secara diam-diam.      

Pria itu seketika duduk di samping tempat tidurnya, lalu menatapnya untuk waktu yang lama. Kemudian ia berkata, "Ini pertama kalinya aku menjadi seorang ayah. Aku tidak mengerti banyak hal, tetapi aku akan mencoba yang terbaik untuk belajar cara menjadi seorang ayah!"     

Waktu itu, Latiao sangat membenci Xie Xize, dan menolak keberadaannya.      

Jadi, Latiao tidak peduli dengan semua yang Xie Xize katakan.     

Sampai akhirnya, Xie Xize meninggal dunia.     

Kala itu, seketika Latiao benar-benar merasa sedih, dan menyesal...     

Jika tidak terlalu membenci Xie Xize, dan tidak akan selalu memusuhi Xie Xize, bukankah Xie Xize akan tidak rela meninggalkan kehidupan sebelumnya? Setelahnya, pria itu akan berpikir untuk menjadi seorang ayah yang baik dan tidak dengan tegas meninggalkannya.      

Di sisi lain, sekarang, Xie Xize sedang memandang Latiao yang tidak bergerak dari tempatnya berdiri. Ia pun bertanya padanya, "Ada apa? Kenapa tidak mau masuk?"     

Latiao membuka mulut, "Mamaku akan baik-baik saja."     

Xie Xize pun tersenyum, "Pasti akan baik-baik saja ..."     

Latiao tiba-tiba menunjukkan senyum yang sangat cerah kepada Xie Xize. Itu karena matahari yang terbit pagi ini begitu cerah dan bersinar, yang memberikan suasana yang kuat. Ya, pria itu adalah harapan dan cahaya angan-angan.     

Namun mendapat pandangan seperti itu, Xie Xize hanya bisa tercengang….     

Senyum Latiao ini, berbeda dari sebelumnya.     

Xie Xize tidak tahu cara mendeskripsikannya, tetapi ia merasa sangat bahagia dan gembira di hatinya. Mendung di hatinya seperti terhapus oleh senyumannya.     

Latiao tiba-tiba berlari menghampiri Xie Xize, lalu mengait-ngaitkan tangan Xie Xize, "Membungkuklah!"     

Xie Xize perlahan berjongkok, "Ada apa?"     

"Tidak apa-apa!"     

Setelah Latiao selesai berbicara, ia tiba-tiba merentangkan tangan dan memeluk Xie Xize. Setelah itu melepaskannya dengan cepat, lalu berbalik dan pergi sambil berlari.      

Namun dapat terlihat, bahwa sudut bibir Latiao terangkat!     

Ini juga pertama kali bagi dirinya menjadi anak laki-laki. Di masa depan, ia perlahan-lahan akan belajar cara menjadi anak yang baik.     

Latiao sudah berlari sangat jauh, tetapi Xie Xize masih setengah jongkok di tempat. Sekujur tubuhnya kaku, seolah-olah tubuhnya terpaku di tempat.     

Jiang Niancheng berdiri di depan jendela lantai dua sambil memperhatikan Xie Xize selama lima belas menit. Dalam cuaca dingin ini, kawannya itu malah mematung berjongkok di lantai tidak bergerak.      

Jiang Niancheng benar-benar penasaran, sudah berapa lama Xie Xize berjongkok di bawah sambil menatap ke depan?      

Wang Chu tidak bisa menahan diri. Ia pun melangkah maju untuk menepuk bahu Jiang Niancheng, "Kupikir kamu sudah melamun selama 20 menit di sini. Apa yang kamu lihat? Apakah ada kecantikan tiada tara yang membuatmu terpesona?"     

Jiang Niancheng membalas dengan tidak menoleh, "Apakah aku orang yang terlalu dangkal? Kecantikan yang tiada taranya tidak akan membuatku begitu terpesona. Lihatlah ke bawah…"     

Wang Chu mengulurkan kepala dan melirik ke bawah, "Hei, apa yang Doktor lakukan? Apakah dia sedang menghitung semut? Tidak, tidak ada semut di halaman kita. Jangan-jangan Doktor membeku?"     

"Aku juga tidak tahu. Xie berjongkok seperti itu... kira-kira sudah hampir setengah jam?"     

Jiang Niancheng melirik arloji di pergelangan tangannya. Ya, lebih dari setengah jam telah berlalu.     

…..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.