Pamanku Kesalahanku

Berani Membuatnya Menangis, Kubuat Kamu Menangis



Berani Membuatnya Menangis, Kubuat Kamu Menangis

0Zhou You berkata, "Hei, Nak, apakah orang tuamu tidak pernah mendidikmu? Masih kecil jangan suka bohong, kalau bohong nanti tidak bisa tumbuh tinggi, bahkan tidak akan bisa punya istri saat besar nanti...."     
0

Latiao sebenarnya tersenyum tetapi menyembunyikan senyumannya, "Apa yang bisa kamu lakukan kalau aku berbohong? Kembalikan dua yuan milikku, kurasa kamu tidak pantas menerimanya sekarang."     

Mendengar ini, Zhou You bicara dengan serius dan masuk akal, "Hah… dua yuan apa? Nak, kenapa kamu tidak cuma berbohong, tetapi juga mulai jadi preman yang sukanya memalak orang, ya?"      

"Apakah kamu begitu kejam, sampai-sampai tega merebut uang dari gelandangan yang tidak punya uang sepeserpun? Ini terlalu brutal. Aku tidak berharap kamu punya simpati besar di usia kecil, tetapi kelakuanmu ini terlalu kejam."     

Latiao tertegun….     

Ia tidak tahan untuk memutar bola mata.      

Benar saja, seperti biasa, Zhou You tidak punya batasan diri. Ia melontarkan kata-kata tidak tahu malu seperti itu… dengan sangat mudah.      

Ia bisa bersikap sangat tidak tahu malu pada seorang anak kecil yang baru berusia empat tahun. Entah dia sebenarnya punya—hati nurani atau tidak.      

Zhou You tiba-tiba membalas, "Kamu mengenalku di masa lalu!"     

Latiao mengerang dalam hati. Lelaki ini, benar-benar tidak bisa bersantai di depannya sejenak.     

Ekspresi Latiao sangat natural. Ia memutar matanya dengan bijak, "Paman, apakah kamu artis? Apakah kamu orang yang hebat? Atau kamu buronan kriminal? Mungkinkah aku bisa mengenalmu?... Itu lucu sekali. Tapi kalau aku dulu pernah mengenal paman yang tidak tahu malu sepertimu, pasti aku tidak akan lupa."     

Zhou You menyibakkan rambut dengan sangat narsis, "Aku juga merasa, jika kamu pernah melihat seseorang sepertiku yang tidak tertandingi di dunia ini, kamu tidak akan melupakannya, jadi... bagaimana kamu bisa mengenalku?"     

Latiao bertanya kembali, "Paman, punyalah rasa malu sedikit, oke?"     

Zhou You mengulurkan tangan untuk meraih Latiao, tetapi dihentikan oleh pengawal.     

"Sialan, aduh, aduh… lepaskan aku, lepaskan dua tangan indahku…."     

Latiao melambaikan tangan mungilnya, "Lepaskan dia."      

Barulah pengawal melepaskannya.      

"Paman, aku punya kebiasaan menjaga kebersihan, jadi tolong menjauhlah dariku. Kalau tidak, aku khawatir aku tidak bisa menghentikan pengawal untuk menghajarmu...."     

Zhou You tersentak kesakitan, lalu melambaikan tangannya sambil berkata, "Anak kecil, tidak ada gunanya berpura-pura di depanku. Aku cukup yakin, kamu mengenalku sebelumnya."      

"Selain itu, ekspresi yang baru saja kamu tunjukkan... membuatku berpikir, kamu seolah-olah membatin: Orang ini masih tidak tahu malu seperti biasanya. Kamu tidak hanya mengenalku, tetapi juga punya pemahaman tertentu tentangku. Nak, kusarankan kamu untuk jujur, kalau tidak... hehe…"     

Senyumnya berbahaya dan nakal.      

Latiao menggertakkan gigi diam-diam di dalam hatinya. Lelaki gelandangan yang tidak tahu malu ini benar-benar... licik dan sabar. Dipikir-dipikir lagi, tampaknya dia memang punya kemampuan membaca pikiran!      

Dia seperti master dalam novel seni bela diri, yang telah berlatih seni bela diri yang tiada taranya.      

Hal yang dia katakan persis seperti yang dipikirkan Latiao sebelumnya.     

Meskipun Latiao berpikir demikian di dalam hati, tetapi ia tersenyum, "Kalau tidak? Apa yang ingin kamu lakukan?"     

Zhou You melambaikan tangan yang tulangnya hampir patah, "Percaya atau tidak, aku akan memukulmu sampai menangis?"     

Begitu kata-kata itu selesai, suara acuh tak acuh datang.     

"Jika kamu berani memukulnya sampai menangis, aku akan membuatmu menangis sampai kamu bunuh diri."     

Zhou You mengangkat kepalanya, Latiao juga berbalik badan.      

Zhou You menatap seseorang yang baru saja datang ini. Seketika ia meraung seperti anjing yang ekornya diinjak, bahkan mungkin seperti perempuan yang mengamuk, "Bagus sekali Xie Kelima, akhirnya kamu keluar, kupikir kamu sudah mati..."     

Xie Xize berjalan dengan wajah mengerut.      

Ketika Latiao melihatnya, tanpa sadar pikirannya memunculkan banyak kejadian yang terjadi di kehidupan sebelumnya....     

Bibirnya bergerak-gerak, ingin berbicara, tetapi sementara waktu dirinya tidak tahu yang harus dikatakan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.