Pamanku Kesalahanku

Hatinya Terjerat



Hatinya Terjerat

0Xie Xize tidak menjawab tebakan Jiang Niancheng….     
0

Tetapi Jiang Niancheng tahu bahwa, tebakannya benar.     

Jiang Niancheng berkata, "Xie, kurasa, pemikiranmu itu benar. Itu adalah satu-satunya penjelasan yang masuk akal saat ini. Pasti ada beberapa masalah di hatinya yang sulit untuk dilepaskan... sehingga membuatnya merasa berusaha untuk menyelesaikannya, membuat hatinya terjerat, membuatnya kesulitan menghadapinya… namun….."     

Jiang Niancheng mengerutkan kening dan berkata dengan curiga, "Katakan tentang masalah yang sebenarnya, apa hal yang membuat hati nyonya sampai terjerat? Aku tidak merasa dia adalah orang yang pesimis dan pasif. Selain itu, kalian berdua baru saja mengalami musibah bersama."      

"Secara logika, melihat cinta kalian yang semakin baik, semakin solid, dan kalian sudah sampai mempersiapkan pernikahan, kondisi keluarga kalian pasti kian membaik… maka tidak masuk akal kalau sampai ada sesuatu yang membuat hatinya terjerat, kan?"     

"Ya, itu tidak masuk akal…"     

Xie Xize menundukkan mata. Ia mengingat kejadian kemarin pagi.…     

Sepertinya sejak Mo Yangyang bangun di pagi hari, ia seperti mulai bersikap berbeda pada Xie Xize.      

Apa yang sebenarnya terjadi sehingga membuat Mo Yangyang tiba-tiba merasa sulit menghadapinya?     

Tiba-tiba, Jiang Niancheng memanggilnya, "Xie, lihatlah... bukankah bos sedang bermimpi? Saraf otaknya berfluktuasi sangat cepat, dan jantungnya berdetak sangat cepat.... Ekspresinya juga terlihat...."     

Xie Xize segera mengangkat kepala. Ia melihat bahwa ekspresi Mo Yangyang sedikit seperti kesakitan, sambil tangannya tergenggam erat!     

Bahkan ada lapisan tipis keringat di dahinya, seolah-olah dirinya sedang berjuang keras di alam mimpi.     

Jiang Niancheng segera mengeluarkan buku catatan kecil dan pena yang dibawanya, lalu dengan cepat mencatat data Mo Yangyang saat ini.     

Ia berkata, "Sepertinya itu bukan mimpi yang indah...."     

Xie Xize mengerutkan kening. Ia memegang kepalan tangan Mo Yangyang dan memanggil namanya, "Yangyang... jangan takut, tidak ada yang bisa menyakitimu... Mo Yangyang, bangunlah...."     

Sayangnya, semua itu tidak ada gunanya. Mimpi Mo Yangyang terus berlanjut.     

Situasi ini berlangsung sekitar lima sampai enam menit.     

Kemudian gelombang detak jantung dan otak Mo Yangyang perlahan kembali normal.     

Jiang Niancheng berkata, "Kurasa ini lebih seperti... di bidang fiksi ilmiah. Dia tampaknya terjebak dalam dunia mimpi, tetapi tidak bisa keluar. Ya, seperti yang ada di novel yang mengisahkan adanya kekuatan tenaga dalam. Di situ tertulis, kondisi seperti itu berarti terkurung oleh ilusi…."     

"Cih…, kurasa, basis pengetahuanku terlalu luas. Deskripsi ini terlalu tepat, bagaimana menurutmu?"     

Xie Xize hanya menanggapi dingin, "Pergi sana."     

Jiang Niancheng pun membalas dengan nada bercanda, "Jangan marah… jangan marah, aku hanya ingin membuat lelucon untuk menenangkan suasana hatimu…"     

Itu bukan urusanmu. Siapapun tidak ada yang bisa, apa lagi menggantikan posisinya untuk benar-benar merasakan penderitaannya.      

Jiang Niancheng mengerti bahwa Xie Xize sedih. Dirinya berharap rekannya itu bisa merilekskan hatinya sedikit.      

Namun, ia lupa bahwa orang yang sedang mengalami musibah saat ini adalah orang yang paling dicintai Xie Xize. Tidak peduli seberapa lucu lelucon itu, Xie Xize tetap tidak bisa bersantai.     

Jiang Niancheng menyentuh hidung, lalu ia berkata dengan serius, "Xie, sejujurnya, apakah penyebab terjeratnya hati nyonya ada hubungannya denganmu...?"     

"Aku tidak sedang bercanda denganmu, aku benar-benar memikirkannya. Dua orang yang paling dipedulikan bos di hatinya adalah Nenek Han dan anaknya yang cerdik itu. Menurut kesimpulan normal, dia tidak mungkin melepaskan jeratan hati dengan pergi seperti ini, tanpa peduli pada dua orang yang dicintainya…."     

"Namun, jika ada orang lain yang bisa mengendalikan suasana hatinya dan membuat... jeratan di hatinya tidak bisa lepas, setelah kupikir-pikir… sepertinya, orangnya hanyalah kamu."     

Jiang Niancheng menyentuh Xie Xize, "Apakah kamu melakukan kesalahan padanya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.