Pamanku Kesalahanku

Aku Rindu Mama



Aku Rindu Mama

0Latiao terkejut. Butuh beberapa saat untuk bereaksi, "Maksudmu... Kak Xiao Chu?"     
0

Xiao Meng mengangguk, "Ya, memang dia. Dia diperkirakan menderita 30% luka bakar di tubuhnya, sangat serius, dan juga menghirup banyak asap. Dia jatuh dari lantai dua, jadi juga menderita patah tulang... Kondisinya sangat serius. Doktor dan teman-teman lain ada di dalam untuk menyelamatkannya."     

Ketika Xiao Chu dilarikan ke sini, kondisinya hampir sekarat.     

Latiao bertanya, "Bagaimana... bagaimana dia bisa terluka begitu parah?"     

Xiao Meng menjelaskan, "Saya dengar dari Lao Zhao yang bilang bahwa setelah jam tiga pagi, mulanya mereka mendengar ada seseorang sedang mendobrak pintu. Lalu saat bergegas keluar bersama untuk mengejar orang itu.... Mereka mengejar orang itu sampai di persimpangan jalan."      

"Dalam kejadian itu, Doktor juga ikut mengejar. Setelah mereka menangkap orang itu dan menoleh ke belakang, ternyata restoran sudah terbakar. Doktor langsung menerobos kobaran api demi menyelamatkan nyonya… kemudian Xiao Chu bergegas menerobos masuk demi menyelamatkan mereka berdua."     

"Namun, ketika Xiao Chu masuk, Doktor sudah menyelamatkan nyonya dan melompat dari jendela belakang. Jadi, kondisi mereka berdua pada dasarnya tidak terluka parah.... Namun sebaliknya, Xiao Chu yang masuk setelah doktor, karena api sudah sangat besar waktu itu, jadi... cederanya lebih parah dari mereka berdua."     

Ketika Latiao mendengar cerita ini, ekspresinya perlahan menjadi serius.     

Ia tidak menyangka Xiao Chu menerobos ke dalam kobaran api demi menyelamatkan Xie Xize, dan demi Mo Yangyang.      

Latiao tidak berani berpikir bahwa Xiao Chu akan benar-benar berkorban demi ibunya.      

Melihat Latiao menundukkan kepala dalam diam, Xiao Meng berpikir bahwa mungkin anak ini sedih, jadi dia menghiburnya "Jangan khawatir, tuan muda, ada Doktor dan rekannya ada di sini, jadi tidak akan terjadi hal buruk pada Xiao Chu."     

Latiao mengangguk, "Hmmm…."     

Wang Chu berjongkok dan berkata, "Kamu tidak tahu, peralatan kami di sini lebih mahal daripada fasilitas di rumah sakit. Gu Fei dan Jiang Niancheng juga cukup ahli dalam hal obat-obatan...."     

Latiao tidak menanggapinya, tetapi seketika bertanya, "Menurutmu, jika ada seseorang yang telah mendekatimu dengan tujuan buruk sejak awal, lalu suatu hari, dia tahu bahwa kamu mungkin sudah tahu yang direncanakannya. Namun di saat kritis, dia memilih untuk mengorbankan hidupnya hanya untuk menyelamatkanmu, orang seperti itu... haruskah dipercaya?"     

Wang Chu tertegun sejenak. Ia tidak menyangka Latiao akan menanyakan hal yang tidak ada alasan ini.      

Ia berpikir sejenak dan menjawab dengan serius, "Kurasa, itu pasti. Jika seseorang benar-benar berkorban demi nyawaku, dia pasti orang yang layak dipercaya."     

Latiao bergumam, "Sangat mempercayainya…."     

Wang Chu membalas, "Ya, sangat mempercayainya. Orang semacam itu, kurasa sangat layak dipercaya."     

Xiao Meng bertanya, "Tuan Muda, apakah Anda sudah sarapan?"     

Latiao menjawab, "Belum."     

Xiao Meng langsung membalas, "Kalau begitu, Anda tunggu sebentar. Saya akan menyuruh seseorang untuk menyiapkan sarapan."     

Latiao bertanya, "Oh iya, di mana mama? Di mana dia sekarang?"     

Xiao Meng menjawab, "Nyonya juga ada di dalam."     

Latiao mengerutkan kening, "Kenapa dia juga di dalam?"     

Doktor juga tadi bilang kepadanya bahwa hal ini perlu dilakukan demi kemudahan merawat nyonya. Lagi pula nyonya kali ini kurang lebih juga mengalami luka, tetapi sungguh tidak parah.     

Walau dijelaskan dengan seperti itu, kata-katanya terdengar sangat kredibel…     

Namun Latiao tidak begitu mudah untuk dibodohi. Menurutnya, seharusnya tidak sesederhana itu.     

Tentu saja, ia tidak berpikir untuk menyumpahi Mo Yangyang menderita sesuatu.     

Hanya saja... jika itu benar-benar hanya cedera ringan, harusnya Mo Yangyang ditempatkan di ruang istirahat Xie Xize, bukan di laboratorium.     

Xiao Meng sebenarnya ingin membawa Latiao pergi, tetapi anak ini menolaknya.      

Latiao juga menjawab, "Tidak usah, aku cukup menunggu di sini saja."     

Ia harus menunggu sampai pintu terbuka, agar menjadi orang pertama yang masuk.      

Ya, anak ini ingin bertemu mamanya….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.