Pamanku Kesalahanku

Kegelisahan yang Kuat



Kegelisahan yang Kuat

0Latiao berbalik dan berlari ke telepon rumah di rumah. Ia mengangkat gagang telepon, lalu menekan nomor ponsel Mo Yangyang. Sayangnya, panggilannya ini malah dijawab oleh operator, "Maaf panggilan yang Anda tuju tidak bisa dihubungi."     
0

Saat beralih untuk menghubungi Xie Xize, telepon pria itu juga tidak diangkat.      

Kali ini, Latiao merasa lebih gelisah. Ia semakin yakin dengan tebakannya sendiri bahwa sedang terjadi sesuatu.      

Latiao menoleh ke Nenek Han dan berkata, "Nenek, aku akan pergi ke restoran. Aku tidak bisa menemani nenek sarapan pagi ini!"     

"Ya… ya… pergilah…" Melihat Latiao secemas ini, Nenek Han dalam hatinya tahu bahwa cucunya tidak akan melakukan sesuatu tanpa alasan, dan pasti sedang terjadi sesuatu.      

Ia sebenarnya ingin pergi juga, tetapi bagaimanapun usianya sudah tua, langkah kakinya sudah tidak kuat. Alhasil jika mengikuti cucunya itu, dirinya hanya akan jadi penghalang saja.      

Oleh sebab itu, Nenek Han merasa ragu untuk ikut dan menjawab secukupnya saja.      

Nenek Han berkata kepada Latiao, "Kalau begitu kamu harus pakai baju yang tebal dulu. Cuaca di luar terlalu dingin, apalagi ini masih pagi...."     

Latiao mengangguk, "Ya, jangan khawatir. Nenek, jangan jalan-jalan pagi dulu, tunggu aku pulang."     

"Oke…."     

Latiao dengan cepat memakai jaketnya, memakai kaus kaki dan sepatu.     

Kemudian memanggil salah satu pengawal Keluarga Xie dan memintanya untuk segera mengantarnya ke restoran.      

Dalam perjalanan ke sana, jantung Latiao masih berdetak sangat kencang, dan ada perasaan bahwa detak jantungnya ini berdetak kencang secara abnormal.      

Ia mengambil napas dalam-dalam. Perasaan tidak nyaman ini lebih kuat dari terakhir kali.     

Pagi hari di musim dingin, jalanan sudah diselimuti oleh kabut putih. Secara tidak langsung, hal ini menyebabkan kendaraan yang melaju di jalan hanya punya jarak pandang yang tidak begitu jauh. Jadi, pengawal tadi tidak berani mengemudi terlalu kencang.      

Di sisi lain, Latiao terus-terusan melihat jam dan ingin mendesaknya. Hanya saja, ia juga tahu bahwa mengebut di kondisi jalan yang seperti ini akan mudah menyebabkan kecelakaan.      

Pengawal itu bertanya kepadanya, "Tuan Muda, ada apa?"     

Latiao menggelengkan kepala, "Tidak apa-apa, lebih baik… bisakah mengemudi lebih cepat sedikit?"     

Pengawal itu melihat ke jalan di depan dan berkata, "Ini…. tidak berani terlalu kencang…."     

Latiao berkata "Ya sudah, hati-hati saja…."     

Pengawal mengangguk, "Baik…."     

Latiao kemudian membalas, "Aku pinjam ponselmu, Paman. Aku ingin menggunakannya sebentar!"     

Pengawal segera menyerahkan ponsel miliknya kepadanya.      

Setelah Latiao membuka layar ponsel, ia menelepon nomor Xie Xize dan Mo Yangyang secara bergantian.     

Sayangnya, kedua nomor itu tidak ada yang bisa dihubungi.      

Dari sudut mata pengawal itu, ia terkejut melihat Latiao yang bisa dengan cepat membuka kunci layar ponselnya, "Tuan Muda... bagaimana… bagaimana Anda tahu kata sandi ponsel saya?"     

Ya, padahal kunci layar ponselnya menggunakan kata sandi pola dan sidik jari.      

Latiao mampu membukanya hampir seketika, seolah-olah itu ponselnya sendiri.      

Latiao tidak terlalu peduli, lalu menekan tombol kunci layar lagi, sehingga layar ponsel itu hitam.      

Ia pun meletakkan ponsel dan berkata, "Bukankah ini sangat jelas?"     

Di layar yang sudah hitam itu, terlihat lintasan yang tergurat sangat dangkal dan dapat terlihat samar-samar.     

Pengawal terdiam….     

Hati Latiao cemas. Perjalanan setengah jam yang biasanya biasa saja, saat ini malah membuatnya merasa itu sangat panjang ...     

Namun akhirnya, mereka sampai juga.      

Namun sebelum mendekat, mereka melihat banyak orang di depan restoran dari kejauhan.     

Pengawal itu bertanya bingung, "Apa yang terjadi? Kenapa ada begitu banyak orang pagi-pagi begini?"     

Tepat ketika pengawal ini bertanya demikian, Latiao secepatnya menurunkan kaca jendela mobil dan menjulurkan kepalanya ke luar. Hal pertama yang dilihatnya adalah truk pemadam kebakaran yang berbadan besar...     

Jantung Latiao langsung seolah-olah dihantam….     

Jangan-jangan….     

Ada banyak orang di depan restoran, juga ada truk pemadam kebakaran berhenti di sana. Karena tidak ada jalan untuk maju, mobil pun berhenti.      

Sebelum pengawal menghentikan mobil sepenuhnya, Latiao sudah mendorong pintu hingga terbuka dan bergegas turun.     

Tubuhnya yang kecil berjuang untuk maju di tengah kerumunan.     

Akhirnya setelah menerobos kerumunan, bau berasap datang dari depan restoran.      

Latiao hanya melihat pintu restoran yang telah terbakar menjadi arang hitam. Wajahnya langsung pucat pasi….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.