Pamanku Kesalahanku

Dia Pasti Ayah dari Anak Itu



Dia Pasti Ayah dari Anak Itu

0Pada pagi hari, sekitar jam 5 kurang, langit masih hitam pekat.      
0

Sebuah mobil berwarna hitam, diam-diam berhenti di depan toko Gu Suisui.      

Gu Suisui baru saja tidur, malah mendengar suara ketukan pintu.      

Ia membalikkan tubuh karena ingin mengabaikan ketukan itu, namun….     

Ia sangat tidak menyangka, orang yang mengetuk itu, ternyata membuka pintu gulungnya.      

Gu Suisui memasang perangkat alarm otomatis sederhana. Jika pintu dibuka dan mekanismenya dipicu, bel tembaga di kamarnya akan berdering.     

Gu Suisui menggertakkan giginya dengan marah, lalu menyeret kakinya untuk pergi membukakan pintu.      

"Aku ingin lihat, siapa anjing besar yang berani mencongkel pintu Gu Suisui…."     

Gu Suisui meraih kemoceng dengan kesal dan berlari keluar dengan marah.     

Ketika bergegas keluar, ia melihat dua sosok manusia berwajah datar yang sangat menakutkan. Salah satu dari mereka bertubuh besar dan tinggi.      

Tapi Gu Suisui bukan tipe orang yang akan memperdulikan tinggi tidaknya status seseorang. Ia langsung mengarahkan kemoceng di tangannya ke mereka, "Hei, siapa kalian? Bahkan kalian berani membongkar pintu Gu Suisui, apakah kalian cari mati?"     

Gong Shenye menoleh dan menatap wajah marah Gu Suisui, "Aku akan memberi kompensasi uang. Mana Lan Dongzhi?"     

Begitu Gu Suisui mendengar ini, ia menarik kemoceng di memindahkannya ke pundak. Ia pun melihat ke atas dan ke bawah penampilan Gong Shenye, "Oh… kamu datang mencarinya…. Kamu siapanya dia?"     

Gong Shenye melirik asistennya.      

Asistennya mengeluarkan selembar cek dari saku, lalu berjalan menghampiri Gu Suisui. Ia mengulurkan dua tangan untuk memberikan cek itu, "Terima kasih banyak."     

Gu Suisui meliriknya, lalu matanya langsung menatap lurus ke cek itu. Kemoceng di tangannya segera jatuh, wajahnya langsung memunculkan senyuman, "Oh, maafkan aku…."     

Ketika mengatakan ini, tangannya sudah terulur, dan dengan cepat mengambil cek itu.      

Gu Suisui tidak bisa menyembunyikan kegembiraan di wajahnya. Setelah jemarinya dengan teliti menghitung nominal uang yang tertulis di cek itu, ia dengan hati-hati memasukkan cek ke dalam sakunya lalu menepuk dengan ringan. Sikapnya itu, sepenuhnya menunjukkan keserakahan….     

Saat mengangkat kepala untuk memandang Gong Shenye lagi, Gu Suisui seperti sedang melihat dewa, lalu berkata berulang kali, "Mari, silakan… silakan…."     

Sebelum dan sesudah melihat selembar cek itu, Gu Suisui terlihat seperti dua orang yang berbeda.      

Ia berjalan di depan untuk memimpin Gong Shenye dan asisten berjalan.      

"Kuberitahu kalian, kalian tidak tahu, aku sudah mengenal Lan Dongzhi selama hampir empat tahun. Ini pertama kalinya aku melihatnya begitu cemas pada seseorang."     

Asisten berjalan di belakang Gong Shenye, ketika mendengar ini, segera melihat ke punggung Gong Shenye.      

Ujung pakaian Gong Shenye secara tidak sengaja menyenggol batangan emas murni, lalu ia menginjaknya dengan kaki hingga rata.     

Gong Shenye berkata tanpa ekspresi, "Maaf…"     

Gu Suisui berhenti, lalu menoleh untuk melihat batangan emas yang terinjak di bawah kaki Gong Shenye, lalu berkata, "Oh, hanya batangan kecil, tidak apa-apa, jangan khawatir, apakah kamu ingin aku mengambilkan batangan yang lebih banyak untuk kamu injak?"     

Sambil lanjut berjalan ke depan, Gu Suisui juga bertanya, "Ngomong-ngomong, kalian juga mengenal Lan Dongzhi, kan? Siapa ayah anak di perutnya? Apakah lelaki yang terluka parah itu? Pasti iya, karena kalau tidak, tidak mungkin mereka begitu gugup, kan?"     

"Kretek….!"     

Gong Shenye secara tidak sengaja merobohkan boneka kertas seorang anak laki-laki, dan menginjak kepalanya dengan satu kaki.     

Ia berkata dengan suara pelan, "Maaf!"     

Tangan Gu Suisui gemetar. Tetapi ketika teringat dengan cek di sakunya, ia merasa nyaman lagi.     

Ia pun kembali berkata, "Oh ... tidak, tidak apa-apa ... tidak apa-apa ... itu hanya, itu hanya boneka kertas, Tidak apa-apa, tidak apa-apa ... ayo, kita mau sampai."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.