Pamanku Kesalahanku

Dia Masih Menjadi Yang Dilindungi



Dia Masih Menjadi Yang Dilindungi

0Lan Dongzhi bertanya kepadanya, "Bagaimana denganmu?"     
0

Langkah kaki di luar yang semakin dekat. Lan Dongzhi bahkan mencium aroma darah.     

Semenjak hamil, indra penciumannya menjadi lebih tajam dan sensitif. Ia bisa mencium bau dari jarak jauh walau terhalang sesuatu… Selain itu... tangan Lan Dongzhi, tanpa sadar mengepal erat. Orang suruhan Gong Shenye yang menjaga di luar pintu, takutnya… sudah mati.      

Gong Xin berkata, "Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Tunggu aku selesai mengatasi bahaya, Anda bisa keluar ketika saya memanggil Anda keluar!"     

Lan Dongzhi tahu bahwa kali ini, tidak ada gunanya bicara lebih banyak.     

Lagi pula, sekarang dirinya adalah perempuan hamil. Langkahnya hanya bisa terdiam tetap berada di sini, tidak bisa membantu apapun dan hanya akan menyeretnya ke bawah bila terlalu banyak bergerak.     

Lan Dongzhi berkata "Hati-hati."     

Gong Xin mengangguk.     

Lan Dongzhi dengan cepat berjalan ke kamar mandi dan menutup pintu, menguncinya dari dalam.     

Gong Xin mendengar suara pintu terkunci, kemudian dengan cepat bersembunyi di kegelapan.     

Gong Xin adalah bayangan dari Gong Shenye. Kemampuan terbaik dari dirinya adalah menyembunyikan dirinya, menjadi transparan. Sebagai persiapan ketika Gong Shenye sangat membutuhkannya, ia akan muncul dengan cepat dan efektif dengan cara yang tidak bisa diprediksi oleh siapapun.     

Suara langkah kaki itu semakin dekat, lalu berhenti di luar pintu kamar pasien ini.     

Dengan keras, pintu ditendang terbuka. Bau darah dari lorong luar masuk ke dalam ruangan di sepanjang aliran udara.     

Orang-orang di luar pintu bergegas masuk. Mereka bergegas ke samping tempat tidur. Mereka tidak melihat orang di tempat tidur, tetapi mereka dengan cepat menembak "orang" yang menonjol di bawah selimut.     

Pistol mereka semua dilengkapi dengan peredam suara. Peluru ditembakkan dengan cepat, mengenai selimut, menembus selimut dan mengeluarkan kapuk.      

Salah satu dari mereka menemukan sesuatu yang salah dan berkata, "Itu tidak benar... Tidak ada seorangpun di tempat tidur..."     

Begitu suara mereka keluar, Gong Xin tiba-tiba muncul seperti hantu, memegang belati di tangan kiri dan kanannya, dan menebas leher kedua pria itu dengan kecepatan yang mencengangkan.     

Darah menyembur keluar. Dalam kegelapan malam, itu seperti benang sari yang bertebaran.     

Mereka berdua, sebelum bisa bereaksi terhadap yang terjadi, telah jatuh dan menjadi mayat.     

Punggung Lan Dongzhi menempel di pintu kamar mandi.     

Melalui pintu, ia bisa mendengar dengan jelas gerakan di luar. Ia mendengar suara peluru yang berasal dari pistol yang dilengkapi peredam, dan bahkan suara pisau yang menembus daging, suara meja dan kursi yang jatuh ke tanah.     

Juga… suara orang yang jatuh ke lantai.      

Waktu berlalu sedikit demi sedikit, dan pertempuran di luar berlanjut.     

Lan Dongzhi tidak tahu berapa banyak orang yang datang, tetapi ia tanpa sadar mengingat malam yang gelap ketika disembunyikan oleh keluarganya sewaktu berusia 6 tahun dan menyaksikan kematian keluarganya di depan matanya.      

Kali ini….     

Lan Dongzhi masih menjadi satu-satunya yang dilindungi.      

Ia tidak tahu dirinya ini beruntung, atau malah sial.     

Ia beruntung, karena ada seseorang yang datang untuk melindunginya di saat yang kritis. Namun sialnya, kebencian, kematian, dan pemandangan berdarah telah membuatnya menjadi orang yang bertahan hidup sendiri. Posisinya yang seperti ini, bukankah sama-sama tidak beruntungnya dengan mereka yang sudah mati!     

Lan Dongzhi menggigit tangan. Ia sepertinya tidak merasakan sakit, jadi menggigitnya lagi dengan kuat.      

Namun pertarungan di luar… tidak sehebat dulu...     

Tapi... siapa yang kalah dan siapa yang menang?     

Terdengar suara dentuman, seolah-olah sesuatu yang berat menghantam pintu, lalu jatuh dari pintu dan menghantam lantai.      

Tubuh Lan Dongzhi bergetar. Pada saat yang sama, hatinya juga bergetar...     

Sepertinya bagian luar tiba-tiba menjadi sunyi, tidak ada suara.     

Lan Dongzhi tidak tahu, Gong Xin yang menang... atau orang-orang itu... yang menang...     

Tiba-tiba, Lan Dongzhi mendengar langkah kaki. Orang itu mendekati kamar mandi, selangkah demi selangkah, lalu akhirnya berhenti di depan pintu kamar mandi.      

Hati Lan Dongzhi menegang.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.