Pamanku Kesalahanku

Masih Cukup Bersemangat



Masih Cukup Bersemangat

0Zhou Mingye berkata, "Aku sudah menyuruh rekanku untuk melukisnya. Dia bilang dia akan segera mengirimnya setelah menggambarnya!"     
0

"Ingat, kukatakan sekali lagi padamu, jangan, jangan, jangan…"     

Zhou Mingye menyela, "Aku mengerti, dia adalah orang kepercayaanku!"     

Lalu dia mengerutkan kening ketika melihat Latiao, "Kelihatannya kamu sedikit khawatir?"     

Latiao mengakuinya, "Aku khawatir, mereka tidak bisa melawan meriam berlapis gula!"     

"Kamu khawatir, Lao Du akan mengirimi mereka perempuan?!"     

Latiao cemberut, "Sudah dikirim, tetapi mereka berdua pura-pura mabuk malam ini sehingga tidak ada kesempatan untuk mengirim perempuan. Tetapi besok atau lusa... sulit untuk menjamin mereka bisa bertahan."      

"Lao Du ini sangat waspada dan ingin memperpanjang waktu supaya Chen bersaudara tidak berhasil. Kesepakatan ini perlu dilakukan sesegera mungkin." Tambahnya lagi.     

Zhou Mingye mengangguk, "Harus disepakati sesegera mungkin!"     

Pada pukul 3:00 pagi, Zhou Mingye membangunkan Latiao yang sedang tidur. Ia menunjukkan kepadanya gambar Lao Du yang dikirim oleh temannya.     

Latiao dengan cepat mengirim gambar itu ke Chen Da untuk dilihatnya.     

Chen Da juga menunjukkan beberapa gambar yang berbeda untuk direvisi.     

Setelah direvisi sampai jam 5 pagi, barulah Chen Da berkata, "Oke sudah benar, pada dasarnya tidak ada masalah.     

Latiao berkata kepada Zhou Mingye, "Cepat temukan cara untuk memeriksa Lao Du ini. Menurut Chen Da dan yang lainnya, kurasa Lao Du ini pasti memiliki identitas publik yang sah dan relatif layak di masyarakat, dan diperkirakan dia pasti berasal dari keluarga yang sehat, mungkin hidupnya sangat bahagia…."     

Zhou Mingye sekali lagi jatuh ke dalam keraguan serius tentang dirinya dan hidupnya.     

Usia Latiao empat tahun, benar-benar empat tahun!     

Latiao juga berkata, "Masukan gambar ini ke dalam daftar rumah tangga dan kependudukan kalian. Bagaimanapun, jika kamu mencarinya di situ, kurasa kamu bisa menemukannya!"     

Zhou Mingye mengangguk, "Oke, serahkan padaku!"     

Akhirnya ia menggunakan tempat Zhou Mingye untuk misi ini.      

Latiao mengingatkan lagi, "Jangan ..."     

Zhou Mingye hanya membalas, "Jangan khawatir, tidak ada yang akan tahu."     

"Tidur nyenyaklah, aku akan pergi memeriksanya!"     

Latiao menguap, "Sudah hampir subuh, apakah kamu tidak tidur untuk mengisi tenaga tubuhmu?"     

Zhou Mingye masih merasa penuh energi dan berkata, "Tidak masalah, aku sudah terbiasa. Waktu kami pergi ke kamp, ​​itu membutuhkan waktu lebih lama dari ini. Ketika kamu bangun, aku akan datang membawa informasi si tua ini."     

Latiao melambaikan tangan kecilnya, "Semoga sukses!"     

Zhou Mingye keluar dengan penuh semangat.     

Kalau dulu dirinya lebih banyak diarahkan untuk penyidikan dan penanganan kasus, sekarang ia malah diarahkan oleh anak berusia empat tahun. Tidak ada rasa pembangkangan sama sekali dalam dirinya.      

Dia masih bisa cukup bersemangat….     

*****     

Matahari bersinar, Latiao tidur di ranjang kecilnya sendiri.     

Setelah bangun, Nenek Han dengan lembut membuka pintu dan melihatnya. Diam-diam berjalan ke tempat tidur, lalu menyelimuti tubuh kecil cucunya!     

Ia tahu, Latiao akhir-akhir ini sedang mengurus sesuatu, sampai sering begadang hingga tengah malam.      

Walau demikian, ia tidak bertanya dan tidak bisa membantu banyak. Jadi... sebisa mungkin ia berusaha tidak membuatnya kesulitan.     

*****     

Ketika Kak Jie bangun, hal pertama yang didapatkannya adalah telepon dari Lao Du.      

Dokter bilang bahwa dirinya mengalami gegar otak yang agak serius. Sebuah lubang di bagian belakang kepalanya pecah sehingga banyak darah yang keluar tadi malam.     

Ketika Kak Jie bangun, ia merasa pusing dan ingin muntah.     

Kak Jie berkata pada Lao Du, "Pasti mereka sengaja melakukannya. Mereka... mereka hanya ingin aku mati di sana..."     

Namun yang mengejutkannya, Lao Du ternyata berkata, "Ah, tidak, jangan terlalu banyak berpikir... mereka benar-benar tidak ingin membunuhmu. Lihat betapa kejamnya mereka ketika mereka membunuh si Kui. Jika mereka benar-benar ingin membunuhmu, apakah dia masih akan memberimu kesempatan untuk hidup?"     

Kak Jie pun tidak bisa menjawab….     

Lao Du berkata lagi, "Chen Da meneleponku pagi-pagi sekali. Dia meminta maaf kepadaku, dan minta maaf kepadamu... kemarin, kamu berjalan sembarangan, jadi kamu tidak bisa menyalahkan orang lain, dan tidak usah memperhitungkannya…."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.