Pamanku Kesalahanku

Tusukan yang Cukup Licin



Tusukan yang Cukup Licin

0Xie Fengmian yang terbaring di tanah berpura-pura mati, bibirnya langsung mengerut melihat penampilan Chen bersaudara dan para pengawal Keluarga Xie. Menurutnya, mereka terlihat sangat mirip dengan penculik.      
0

Merekalah yang berpura-pura menjadi penculik dan dengan sengaja menculik tuan mudanya sendiri.     

Xie Fengmian benar-benar tidak menyangka bahwa suatu hari nanti, ia akan diculik oleh pengawalnya sendiri.     

Melihat Chen bersaudara, wajah Kak Kui menjadi pucat dalam sekejap. Lalu, ia pun tergagap, "Du… Dua kakak…."     

Ia tahu bahwa dirinya akan sial, karena kedatangan dua bersaudara ini akan menyelesaikan masalah dengannya.     

Ia secara tidak sadar melangkah mundur.     

Chen Da mengambil dua langkah ke depan, "Jangan, jangan panggil kami kakakmu, kami tidak layak jadi saudaramu..."     

Chen Er terkekeh, "Kak Kui kaget melihat kami masih hidup?"     

"Ti… Tidak, semua ini hanya salah paham, hanya salah paham…"     

"Salah paham? Jadi orang-orang ini tidak dikirim olehmu?"     

Kak Kui melambaikan tangannya lagi dan lagi, "A… Aku, aku khawatir bos kami akan berubah pikiran. Lagi pula dua mitra yang baik ini, tidak mungkin akan kutolak dan melaporkan yang tidak-tidak kepada bos kami. Jadi... jadi aku, aku... aku mengirim seseorang untuk mengikuti kalian, dan berencana untuk menghentikan kalian naik pesawat…."     

Chen Da langsung membalas, "Oh, ternyata kamu ingin menghentikan kami dengan cara menyuruh mereka menikam kami menggunakan pisau!"     

"Ti… Tidak… sungguh bukan begitu…"     

Chen Da berkata dengan jijik, "Benarkah? Bukankah orang-orangmu bicara begitu?"     

Kemudian, ia menarik seseorang keluar dari mobil.      

Orang itu adalah salah satu dari tiga orang suruhan Kak Kui, yang sengaja dibiarkan utuh oleh Chen Da.     

"Ayo, katakan padaku, apa yang kalian lakukan?"     

Lelaki itu gemetar menyaksikan keadaan tragis kedua rekannya. Ia tidak ingin lengan dan kakinya dipatahkan juga. Alhasil, ia pun menjawab dengan gemetar, "Ya... Ya... Kak Kui… menyuruh, menyuruh kami membunuh kalian. Aku hanya bisa melaksanakan perintahnya, tidak ada lagi yang bisa kulakukan."     

Mendengar itu, Chen Da merespon dengan dingin, "Aku benar-benar tidak menyangka. Tusukan pisau Kak Kui dari belakang cukup licin. Kurasa menjalin kerja sama dengan kalian tidaklah terlalu menyenangkan ya?"     

"Aku... ini salah paham, benar-benar salah paham. Dia... dia menjebakku…"     

"Benarkah?"     

Chen Da melirik pengawal Keluarga Xie di belakangnya.     

Dua orang pengawal segera datang untuk menahan salah satu lengan lelaki yang baru saja dikeluarkan itu. Chen Er meraih tongkat baseball, lalu memukulkannya tanpa mengucapkan sepatah katapun.     

Dalam sekejap, sebuah teriakan melengking bergema di seluruh gudang.     

Dengan pemandangan yang mengerikan ini, tentu ada dua bawahan Kak Kui yang sangat ketakutan sampai pantatnya terduduk di lantai.      

Melihat adegan brutal ini secara langsung, wajah Kak Kui sendiri pun menjadi pucat.     

Chen Da terkekeh, "Kali ini, aku akan bertanya kepada bos kalian... Apakah mulai malam ini semuanya tidak ingin berada di dunia gelap ini lagi?!"     

"Tidak, Saudara Chen, dengarkan aku, aku tidak bermaksud begitu ..."     

Chen Er langsung memotong, "Apa maksudmu dengan berkata tidak bermaksud begitu? Aku hanya percaya dengan yang kulihat sendiri!"     

Sebelum selesai berbicara, tongkat baseball di tangannya sudah diayunkan.     

Terdengar bunyi pukulan yang keras, mengenai kepala Kak Kui dengan kuat.     

Kak Kui langsung pingsan, sedangkan para bawahannya berteriak dan tidak ada yang berani melangkah maju.     

Saat pria ini terjatuh, sekejap ponselnya berdering.     

Chen Er mengambilnya dan melihat bahwa itu adalah telepon dari bosnya, "Kak, bosnya."     

Chen Da mengambil ponsel itu dan langsung menempelkannya ke telinga, "Halo, ini bosnya Kui, kan? Aku Chen..."     

Tidak ada suara di ponsel itu.     

Chen Da mengabaikannya dan melanjutkan kata-katanya, "Maksud kalian ini, ingin membunuh kami karena tidak bisa menegosiasikan bisnis? Bukankah bos kami ingin memberi kalian hadiah besar? Tapi kalian berpikir untuk mendapatkan nyawa kami. Kalian pikir kami orang besar yang bertemperamen lembut?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.