Pamanku Kesalahanku

Suara Detak Jantung



Suara Detak Jantung

0Suara percakapan Chen bersaudara, walau tidak besar, tetapi masih bisa terdengar oleh Lao Du.      
0

Lao Du menghela napas lega, setidaknya salah satu dari Chen bersaudara tidak begitu keras kepala.     

Mungkin… mereka bisa diadu domba.      

Lao Du berkata sambil tersenyum, "Saudaraku, jangan terburu-buru untuk menarik kesimpulan sekarang. Ayo kita pikirkan baik-baik. Kalian juga bisa mendiskusikannya dengan bos kelian ketika kembali nanti."      

"Lagi pula…. kalau Anda sekalian akhirnya memutuskan untuk kembali, maka aku tidak akan bicara lagi. Aku hanya bisa dengan hormat mengantar kalian pergi." Tambahnya.     

Chen Da mengerutkan kening untuk berpikir sejenak. Setelah tampaknya membuat keputusan, ia berkata, "Oke, karena Lao Du sangat tulus, jadi kami akan tinggal di Jinchuan selama beberapa hari lagi. Kita bisa membicarakan masalah bisnis, tetapi masih ada beberapa masalah prinsip yang belum dibicarakan. Selain itu, kami tidak mungkin membiarkannya begitu saja."     

Lao Du berkata, "Hari ini, mari kita bertemu sebagai saudara. Tidak usah bicara tentang bisnis dulu, ayo kita minum-minum saja...."     

Setelah itu, Lao Du benar-benar tidak melanjutkan pembicaraan bisnis dengan mereka.     

Mereka bertiga benar-benar hanya minum dan makan.     

Ketika Chen Da dan Chen Er terlalu mabuk, mereka menunjukkan bahwa tidak bisa lanjut minum lagi. Kemudian, ia menyuruh seseorang untuk mengantar mereka pergi.      

Begitu mereka pergi, Kak Jie menggertakkan gigi, "Mereka terlalu gila, mereka ingin mengurangi harga hingga tiga puluh persen. Kenapa bukan mereka saja yang menahan diri?"     

Lao Du berkata sambil tersenyum, "Kamu itu, terlalu khawatir. Di depan mereka, jika ikut keras kepala seperti mereka, itu tidak akan berhasil, itu hanya akan membuat mereka menyerang lebih kejam."      

Setelah diam sejenak, bos narkoba ini pun melanjutkan, "Kamu lihat sekarang, mereka akhirnya mau tinggal di sini. Hanya dengan kesediaan mereka tinggal di sini, semuanya bisa dibicarakan dengan baik."     

Lao Du benar-benar tampak tidak marah setiap saat. Tidak peduli cara seseorang melihatnya, pria ini akan terus terlihat seperti orang baik yang sederhana dan tulus.      

Kak Jie mengangguk, "Betul juga…"     

"Tapi... bagaimana dengan Xie Fengmian? Mereka tampaknya benar-benar tidak akan memberikan bocah itu pada kita, bagaimana kalau kita…!"     

Lao Du segera berkata, "Tidak boleh... bisnis ini pasti akan dilakukan, dan harus dilakukan. Setelah berhasil, kita bisa memperluas pasar luar negeri tanpa terbatas di China saja. Apalagi orang-orang di belakang dua bersaudara ini tampaknya memang luar biasa. Jadi, ada baiknya kita menjalin hubungan dengan mereka!"     

"Jadi saat ini, kami hanya perlu untuk menstabilkan Chen bersaudara, membuat mereka percaya pada kita dan tidak lagi melawan kita. Dengan demikian, mereka tidak bisa menyentuh Xie Fengmian."      

"Bahkan jika kita melakukannya dengan sempurna dan Xie Fengmian menghilang dari genggaman mereka, mereka akan merasa bahwa itu perbuatan kita. Setelahnya, hal itu bisa membuat bisnis ini tidak bisa dibicarakan lagi."     

Kak Jie menggertakkan gigi dan berkata, "Kedatangan dua bersaudara itu ke sini benar-benar membuat kita agak kesal."     

Lao Du menyipitkan mata, "Jadi mereka tidak selemah yang terlihat di permukaan dan mereka bukan orang biasa. Tidak heran mereka berani menerobos Jinchuan seperti ini!"     

"Omong-omong, siapkan hotel yang punya sumber air panas terbaik di Jinchuan untuk mereka. Biarkan dua bersaudara itu pisah kamar. Kamu carilah juga beberapa perempuan untuk dikirim pada mereka!"     

Kak Jie mengangguk, "Oke, aku mengerti, aku akan mengaturnya dengan baik."     

Lao Du bicara lagi, "Juga... hubungi tuan muda kedua Keluarga Gong, Gong Shenye di Kota Xia."     

Kak Jie mengerutkan kening, "Bukankah dia menolak untuk bekerja sama dengan kita? Kenapa harus menghubunginya?"     

Lao Du tersenyum, "Menolak sekali bukan berarti tidak akan ada kesempatan lagi di masa depan. Beritahu dia bahwa Xie Fengmian ada di tangan kita, dan aku bermaksud untuk memberinya hadiah!"     

*****     

Di Kota Xia.      

Gong Shenye berdiri di depan jendela sambil memakai earphone. Di depannya adalah pemandangan lampu-lampu Kota Xia di malam hari!     

Namun di kamarnya sedang gelap gulita. Lampu tidak dinyalakan, pemanasnya pun tidak. Sungguh sedingin gua es.     

Gong Shenye mendengarkan suara detak jantung yang diperdengarkan melalui earphone….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.