Pamanku Kesalahanku

Patahkan Kakinya



Patahkan Kakinya

0"Ya… ya, intinya adalah, lelaki itu katanya... dia adalah tuan muda tertua dari Keluarga Xie dari Kota Xia... Xie Fengmian!"     
0

"Oke… aku akan mengirimkan fotonya, supaya Anda bisa melihatnya."     

Kak Kui menutup telepon. Kemudian dia meminta seseorang untuk menahan Xie Fengmian dan mengeluarkan kain yang membungkam mulutnya, lalu dia mengambil gambar wajahnya yang marah, dan mengirimkannya ke bosnya.     

Setelah beberapa detik, bos mengkonfirmasi bahwa orang ini memang Xie Fengmian.     

Xie Fengmian tentu mengoceh dengan kesal, "Aku bilang, apakah ada yang salah dengan kalian? Kalian bahkan tidak tahu siapa aku ketika kalian menangkapku, apa yang sebenarnya ingin kalian lakukan?"     

Kak Kui mengabaikannya, lalu menyuruh bawahannya membungkam mulutnya lagi.      

Kak Kui berjalan ke sudut dan bertanya dengan suara rendah di telepon, "Bos, apa maksud mereka?"     

Ada keheningan sesaat di ujung telepon yang lain sebelum suara laki-laki terdengar lagi.      

"Kemungkinan pertama, mereka mau menunjukkan kekuatan dengan memberitahu kemampuan mereka pada kita. Bahkan jika bukan di wilayah mereka sendiri, mereka masih bisa menculik tuan muda yang terkenal dari Keluarga Xie."     

"Kedua, mereka memberitahu kita betapa bodohnya kita yang paranoid pada bantuan yang mereka berikan."     

"Ketiga, mungkin mereka ingin memberitahu kita bahwa mereka tahu kasus Xie Xize ini ada hubungannya dengan kita... Mereka punya orang di semua bagian kepolisian."     

Ketika Kak Kui mendengar ini, matanya melebar, "Sial, mereka sangat kuat? Bukankah sayang jika kita membiarkannya begitu saja?"     

"Kapan Chen bersaudara akan naik pesawat?"     

"Dua puluh menit lagi."     

"Sekarang, temukan cara untuk menahan mereka dan jangan biarkan mereka naik ke pesawat."     

Kak Kui menjadi segar kembali ketika mendengar perintah itu, "Oke…. oke, aku akan segera mengaturnya."     

Setelah menutup telepon, Kak Kui berteriak, "Cepat beritahu anggota kita yang mau membunuh mereka untuk menghentikan aksinya. Jangan sakiti Chen bersaudara, tahan mereka lalu ajak mereka ke sini. Ingat, jangan menyakiti siapapun, sama sekali jangan menyakiti siapa pun. …"     

"Siap!"     

Xie Fengmian yang terus disumpal, diam-diam menangis dalam hati.      

Adik sepupunya ini pasti seorang penjahat.     

Anak kecil itu tidak hanya bisa bermain dengan mudah, bahkan sedang mempermainkan para pengedar narkoba yang kejam ini.     

Mengerikan, sungguh terlalu menakutkan.      

Awalnya, ia masih sedikit takut pada penjahat ini, karena pengedar narkoba tidak memiliki aturan dalam bertindak.      

Namun sekarang, Xie Fengmian merasa bahwa mereka tidak tampak begitu menakutkan lagi.     

Bagaimanapun, orang-orang ini akan segera hancur di tangan adik sepupunya.      

Melihat mereka lagi, Xie Fengmian merasa seperti sedang melihat orang mati yang masih hidup.     

Bawahan Kak Kui berkata, "Kak Kui, teleponnya tidak diangkat."     

Kak Kui mendesak, "Telepon lagi."     

Chen bersaudara pernah menyuruh Kak Kui untuk berlutut dan merangkak di bawah selangkangan celananya. Penghinaan memalukan semacam ini, mana mungkin bisa diterimanya?!      

Oleh karena itu, tanpa sepengetahuan bos, ia mengatur beberapa anggota yang hebat untuk pergi menemui Chen bersaudara, untuk bersiap membunuh Chen bersaudara sebelum naik pesawat.      

Satu-satunya hal yang dikhawatirkan Kak Kui sekarang adalah, beberapa anggota suruhannya itu sudah dalam proses melakukannya.     

Jika beberapa anggota itu benar-benar melakukannya, maka... semuanya akan berakhir.     

Kak Kui buru-buru berbalik badan....     

Beberapa saat kemudian, bosnya menelepon dan bertanya tentang kapan mereka sudah menahan Chen bersaudara atau belum? Apalagi pesawat akan segera lepas landas.      

Kakak Kui menyeka keringat dingin dari kepalanya, "Bos, jangan khawatir, secepatnya, secepatnya... aku pasti akan membuatnya tetap di sini…."     

******     

Di bandara, Chen Da menelepon Latiao di toilet.     

"Bos, kamu benar-benar luar biasa. Benar saja, ternyata ada yang ingin membunuh kita berdua. Bagaimana dengan ketiga orang ini?"     

Latiao menjawab dengan acuh tak acuh, "Patahkan semua kakinya, lalu bawa dia ke Kak Kui untuk minta perhitungan."     

Chen Da menjawab, "Baik!"     

Ia tidak merasa aneh sedikitpun mendengar kata-kata kejam seperti itu dari mulut seorang anak kecil!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.