Pamanku Kesalahanku

Umpan



Umpan

0Ketika Latiao sedang memikirkan umpan yang harus dilemparkan, ia mendengar suara Xie Fengmian dari luar, "Latiao ..."     
0

Mata Latiao berbinar, umpannya telah datang!     

Xie Fengmian yang baru saja memasuki rumah, tiba-tiba bersin tanpa alasan, seakan merasakan hawa dingin di belakangnya.     

Latiao keluar dari ruang kerja, lalu berjalan ke depan Xie Fengmian. Ia memanggil dengan manis, "Kakak sepupu…"     

Ketika Xie Fengmian mendengar panggilan itu, ia sangat ketakutan hingga hampir jatuh berlutut.     

"Kamu… Kamu…"     

Xie Fengmian mengulurkan tangan dengan gemetar, "Latiao, apakah kamu masih demam?"     

Latiao tersenyum, "Ada apa? Mungkinkah… aku salah memanggilmu seperti itu?"     

Xie Fengmian menjilat bibirnya, "Bukan, aku ... tiba-tiba merasa sedikit tidak nyaman."     

Sejak mengenal Latiao, Xie Fengmian selalu berada di ujung bawah rantai penghinaan. Ia sudah terbiasa. Apalagi, Latiao belum pernah memanggilnya 'kakak sepupu' sebelumnya. Anehnya sekarang, ia tiba-tiba memanggilnya begitu.     

Xie Fengmian benar-benar merasa bahwa dirinya tidak bisa mempercayai ini di dalam hati.     

Latiao menjawab, "Oh, kalau begitu tidak kupanggil begitu saja."     

Xie Fengmian buru-buru melambaikan tangan, "Jangan, jangan, tidak apa-apa kalau kamu memanggilku seperti itu, Ehem… ehem… Latiao, panggil aku sekali lagi."     

Latiao berkata, "Kakak sepupu, kurasa kamu adalah orang yang berbakat dengan penampilan yang tampan... Muda dan menjanjikan. Sekali melihatmu, kamu terlihat seperti orang hebat."     

Xie Fengmian tanpa sadar menegakkan punggung.      

"Maksudmu… aku?"     

Baru-baru ini, Xie Fengmian yang mengalami pukulan keras di hatinya mulai meragukan hidupnya. Ia bahkan sampai tidak lagi percaya pada dirinya sendiri.     

Di rumah, ia sudah tidak disukai oleh orang tua dan ibunya. Sedangkan di luar, ia tidak disukai oleh sepupunya yang lebih muda.     

IQ-nya pun terasa seakan selalu menurun.      

Hidup itu sulit, ya!     

Namun saat sudah terbiasa, tiba-tiba sepupu kecil itu memujinya tidak seperti biasanya. Ini... ini... benar-benar membuatnya merasa bahwa matahari terbit dari barat, atau jangan-jangan ini bukan sepupunya yang asli.      

Latiao memiringkan kepalanya dan memandang Xie Fengmian, "Mungkinkah kakak sepupu tidak berpikir bahwa kamu bukan orang yang berbakat?"     

Xie Fengmian menjernihkan tenggorokannya, "Ehem, aku... tentu saja merasa berbakat."     

Tentu saja ia tidak mau mengakui kekurangannya sedikitpun.      

Latiao menambahkan, "Kalau begitu, aku akan mengatakan sesuatu padamu."     

Xie Fengmian membelai rambutnya, "Ka… Katakan saja, bukankah kamu punya urusan?"     

Latiao tersenyum, "Wow, kakak sepupu pintar."     

Akan tetapi, Xie Fengmian malah tertegun.      

"Kalau begitu... katakan padaku mengenai hal yang perlu aku lakukan untukmu. Jangan yang terlalu sulit, ya!"     

Latiao menggelengkan kepala, "Itu tidak sulit, sangat sederhana, bahkan pada dasarnya kamu tidak perlu melakukan apa-apa!"     

"Kalau begitu katakan."     

Latiao bertanya, "Kakak sepupu, apakah kamu ingin menyelamatkan paman kelima dan bibi kelimamu?"     

Xie Fengmian mengangguk dengan masuk akal, "Tentu saja aku ingin..."     

"Kalau begitu bagus…."     

Xie Fengmian penasaran, "Jadi, apa yang perlu aku lakukan mengenai itu?"     

"Gampang sekali, kamu hanya perlu..." Kemudian Latiao memberi isyarat kepada Xie Fengmian untuk membungkuk.     

Xie Fengmian membungkuk, Latiao membisikkan sesuatu di telinganya!     

Mata Xie Fengmian terbelalak hingga bola matanya hampir jatuh karena terkejut dan berseru, "Apa?"     

"Itu… Itu…"     

Latiao mengangkat kepala, meletakkan tangannya di belakang punggungnya, dan tersenyum sangat manis, "Sederhana saja, kamu tidak perlu melakukan apapun, aku akan mengatur semuanya."     

Xie Fengmian tidak percaya, "Ka… Kamu, kamu bilang itu gampang?"     

Latiao mengangguk, "Ya, bukankah itu gampang? Kamu benar-benar tidak perlu melakukan apa-apa!"     

Xie Fengmian membuka mulutnya, tidak tahu kata yang tepat untuk mengungkapkannya sementara waktu ini.     

Ia tidak mengerti sepupu kecilnya ini adalah makhluk asing atau jenius yang tidak bisa disetarakan dengan manusia biasa.     

Manusia bodoh seperti dirinya tidak bisa memahami tentang kejeniusannya sama sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.