Pamanku Kesalahanku

Bibi Dongzhi Sudah Pergi



Bibi Dongzhi Sudah Pergi

0Xie Fengmian menelan ludah. Ia hanya berpikir bahwa ucapan Nenek Han benar.     
0

Nenek Han lanjut membantu Latiao minum, "Ayo, minum dua teguk air lagi, mulutmu kering dan pecah-pecah…."     

"Baik…."     

Latiao meminum dua teguk air dan berkata sambil berpikir, "Nenek, nanti istirahat dan tidurlah, aku baik-baik saja. Nenek sudah tua, tidak boleh terlalu capek."     

Xie Fengmian merasa sedikit masam di hatinya. Bukankah adik sepupunya ini sangat tertekan, perhatian, dan sangat pengertian?     

Namun, kenapa dia malah membencinya sepanjang hari?     

Melihat momen-momen hangat nenek dan cucu ini, Xie Fengmian jadi teringat pada neneknya, Nenek Xie.     

Xie Fengmian ingat hal yang dikatakan Nenek Xie sebelumnya.     

"Sekarang Si Kelima... dan perempuan itu tidak bisa merawat anaknya, bagaimana kondisi anak itu saat sendirian? Bagaimana kalau bawa anak itu ke Kota Xia dulu, nanti kami akan merawatnya dengan baik. Lalu saat kondisi si Kelima dan perempuan itu sudah membaik, kami akan mengantar anak itu kembali."     

Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan kata-kata Nenek Xie.      

Jika Latiao hanyalah anak biasa, mengantarnya pulang ke Kota Xia adalah cara terbaik. Itu karena pertama, ada orang yang akan menjaganya, dan kedua, keluarga Xie benar-benar bisa menjamin keselamatannya.     

Namun, kuncinya adalah jangan melihat usia Latiao yang masih kecil. Sebab, anak ini benar-benar bukan anak-anak biasa, benar kan?     

Seorang anak dengan IQ tinggi, pengetahuannya bisa menakuti orang lain sampai mati, seperti monster kecil.     

Xie Fengmian masih ingat sikap ayahnya yang setelah bertemu Latiao untuk pertama kalinya, sangat bersemangat sehingga tidak bisa tidur.     

Xie Beizhao mengatakan bahwa Latiao akan menjadi aset besar di masa depan. Bahkan dia memberi tahu Xie Fengmian dengan sangat blak-blakan bahwa jika Latiao dewasa nanti bersedia menerima posisi sebagai Kepala Keluarga Xie, maka ia akan memberikan posisi itu kepadanya, rela melangkahi anaknya.     

Sejujurnya, Xie Fengmian merasa sedih dan pahit. Namun, hal itu bukan karena dirinya takut kehilangan status pewarisnya!     

Melainkan, sepupu yang lebih muda ini memang terbukti terlalu hebat, sampai ayahnya yang berwajah datar itu sangat bersemangat, tidak seperti dengan anaknya sendiri.      

Xie Fengmian sangat iri!     

Ketika Nenek Xie berpesan seperti itu, Xie Fengmian dan ayahnya tidak menjawab.     

Pertama, karena Latiao pasti tidak akan pergi ke Kota Xia.      

Kedua, jika Latiao pergi, para bawahan Paman Kelima pasti akan membawanya kembali ke Jinchuan. Hal itu pasti akan membuat Nenek Xie menangis, karena tidak rela.      

******     

Sarapan yang dibawa Jiang Niancheng adalah sarapan biasa yang dijual di jalan.     

Latiao terbiasa makan sarapan buatan Mo Yangyang. Makanan seperti ini, ia hanya memakannya secara acak dengan menutup mata. Hal terpenting adalah makanan yang dimakannya dapat memenuhi energinya. Ya, membuatnya tidak lapar lagi!     

Setelah makan, Xie Fengmian membawa Latiao ke kantor polisi.     

Awalnya, ia ingin mengantar Nenek Han pulang, tetapi Latiao menolak.     

Tidak ada orang di rumah. Jadi kalau wanita tua itu pulang sendirian, hanya akan membuatnya merasa lebih kesepian.     

Dengan tetap di laboratorium, setidaknya ada seseorang yang bisa menemaninya mengobrol.      

Xie Fengmian sudah mengabari bahwa dirinya ingin mengunjungi Mo Yangyang, sehingga setelah tiba, mereka tidak perlu menunggu terlalu lama untuk dipertemukan dengan Mo Yangyang.      

Ketika Latiao melihat Mo Yangyang, ia segera berlari dan melemparkan dirinya ke dalam pelukannya, "Mama…."     

Mo Yangyang memeluk Latiao, "Aku membuatmu khawatir sayang, tetapi mama baik-baik saja."     

Ia mencium pipi Latiao, "Mama baik-baik saja, mama secepatnya akan keluar. Beritahu nenek dan Bibi Dongzhi, jangan khawatirkan Mama, mengerti?"     

Latiao membuka mulutnya, ia ingin berkata, 'Ma, Bibi Dongzhi sudah pergi.'     

Sayangnya, ia tidak bisa mengatakannya.      

Saat ini, lebih baik dirinya tidak memberitahukannya terlebih dulu.      

Latiao hanya berkata, "Nenek baik-baik saja…."     

Mo Yangyang bernapas lega, "Mama akhir-akhir ini tidak bisa pulang, kamu bantu mama menjaga mereka, ya!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.