Pamanku Kesalahanku

Hidup atau Mati, Tidak Akan Bertemu Lagi



Hidup atau Mati, Tidak Akan Bertemu Lagi

0Tubuh Lan Dongzhi gemetar, seolah-olah bisa jatuh kapan saja, dan terlihat sangat mengkhawatirkan.     
0

Angin dingin dari luar bertiup, mengangkat tirai, dan mengacak-acak rambut Lan Dongzhi. Tubuhnya seolah-olah bisa tertiup angin sekaligus. Pada saat ini, siapapun yang melihatnya akan merasa ngeri!     

Pupil Gong Shenye tiba-tiba menyusut, "Lan Dongzhi, apa yang kamu lakukan? Turunlah."     

Lan Dongzhi menoleh untuk menatap mata Gong Shenye. Dengan wajah yang pucat, ia tersenyum pahit, "Anak ini masih ada, sungguh sayang sekali bukan?"     

Gong Shenye berjalan lurus ke depan, tangannya terkepal, mata hitamnya menjadi semakin gelap, dan mata abu-abunya hampir hitam, "Aku sudah bilang, selain persetujuanku, siapapun tidak bisa membiarkannya pergi. Kuperintahkan padamu, sekarang juga, cepat turun!"     

Lan Dongzhi mencibir, "Gong Shenye, bukankah menurutmu akan lebih baik jika ini akan menyiksaku?"     

Lan Dongzhi berbalik dan duduk di ambang jendela, lalu menghadap Gong Shenye. Ia hanya perlu memundurkan punggungnya jika berencana ingin jatuh.      

Lan Dongzhi mengenakan gaun pasien yang longgar di tubuh, sehingga tubuhnya masih terlihat ramping. Ia juga tidak mungkin untuk mengatakan bahwa dirinya sedang hamil.     

"Jika kamu benar-benar membenciku… maka aku akan melompat dari sini, lalu situasi selanjutnya akan mengikuti. Pokoknya, aku sudah bosan hidup. Kamu tidak tahu, jika aku tidak bersama dengan Mo Yangyang dan mereka semua, hidupku… menjadi hal yang sungguh menyakitkan!"     

Kata-kata Lan Dongzhi membakar hati Gong Shenye. Ia berkata dengan muram, "Ya, aku hanya ingin menyiksamu, sangat menyakitkan untuk tetap di sisiku, bukan? Kalau begitu, aku ingin melihat rasa sakitmu... semakin kamu berpikir untuk pergi, aku akan semakin membuatmu tetap tinggal. Lan Dongzhi, jika kamu ingin mati, kamu perlu minta izin padaku untuk bisa mati. Jadi, cepat turun!"     

Lan Dongzhi tampaknya tidak mendengar kata-katanya. Ia mengangkat tangannya untuk menyentuh perutnya dan berkata, "Sebentar lagi usia janinnya akan mencapai empat bulan. Kata dokter, gerakan janin akan segera terjadi…"      

"Akan tetapi, Gong Shenye, coba jelaskan, apa alasanmu untuk membuatnya tetap di sini? Apakah dia ingin menjadi anak haram sepertimu? Kamu tentu lebih paham tentang rasa sakit anak haram daripada orang lain…"     

Lan Dongzhi mengangkat kepala. Matanya yang gelap seperti telah kehilangan semua harapan untuk bertahan hidup.     

Ia pun berkata, "Aku ibunya, aku tidak bisa melakukan apapun untuknya. Bahkan jika dia lahir, aku tidak bisa memenuhi tanggung jawab sebagai ibunya. Dia dilahirkan untuk menderita, juga demi satu hal yang dilakukan ibunya untuknya, yaitu… tidak perlu lahir di dunia."     

Gong Shenye meraung, "Lan Dongzhi, sekarang juga, segeralah turun. Kalau kamu berani melompat, aku akan membiarkan sahabatmu juga turun untuk menemanimu segera."     

Lan Dongzhi tidak bergerak, ia mengangkat bibirnya, "Jika kamu bisa melakukannya, ya sudah pergilah!"     

"Gong Shenye, kurasa, tidak peduli apakah kita hidup atau mati, kita tidak akan pernah bertemu lagi!"     

Lan Dongzhi mengangkat sudut bibirnya. Ada sedikit kelegaan dalam senyumnya.     

Ketika kata-kata itu jatuh, ia menatap mata Gong Shenye dengan penuh tekad, lalu menjatuhkan tubuhnya ke belakang.     

Ia benar-benar ingin mati tanpa ragu-ragu.     

Gong Shenye berteriak dengan marah, "Lan Dongzhi!!!"     

Ia secepatnya bergegas ke jendela. Pada saat antara hidup dan mati, pada saat kritis, pria ini berhasil meraih pergelangan kaki Lan Dongzhi sepenuhnya!     

Kepala Lan Dongzhi terkulai ke bawah, punggungnya menempel ke dinding luar yang amat dingin.     

Angin dingin dini hari membuat hati siapapun kecewa. Tiupannya di wajah, setajam pisau yang menyayat kulit.      

Darah mengalir deras ke otak, Lan Dongzhi sudah mulai merasa pusing.     

Ia pun berkata, "Gong Shenye lepaskan aku, kematianku… akan menjadi hal baik untukmu, untuk anak ini, dan untuk diriku!"     

Suaranya terdengar sangat tidak jelas karena tertiup angin!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.