Pamanku Kesalahanku

Siapa Yang Berani Menyentuhnya



Siapa Yang Berani Menyentuhnya

0Itu benar-benar situasi yang sangat kritis. Jika benar-benar terlambat, konsekuensinya akan menjadi bencana.     
0

Sebagai pelayan Keluarga Gong, mereka semua tahu betul bahwa mereka harus setia kepada tuannya. Apapun perintah tuannya, mereka tidak akan pernah bisa membangkang, apalagi berani mengambil tindakan terhadap tuannya.     

Kejadian ini adalah sesuatu yang tidak pernah disangka, juga tidak berani terpikirkan.      

Hampir saja, aksi dua pengawal tadi berhasil.      

Salju masih turun, kepingan-kepingannya jatuh pada dua orang yang tergeletak itu. Setelah beberapa saat, lapisan putih menutupi tubuh mereka.     

Latiao dengan lembut menggerakkan sudut bibirnya, sayang sekali!     

Ya, hampir saja ia berhasil membunuh pria di mobil itu.      

Adegan tadi membuat semua orang merasa bahwa ide jahat ini aneh. Angin juga bertiup ringan, membuat punggung menjadi dingin dan merinding dalam seketika.      

Situasi ini seperti berpapasan dengan hantu pada malam gelap.      

Ini adalah hal paling jahat yang pernah mereka alami. Membiarkan dua pengawal yang begitu setia pada Keluarga Gong untuk membunuh tuannya sendiri, adalah hal yang mengerikan… terlalu mengerikan.     

Setelah Lan Dongzhi terkejut, ia bahkan lebih khawatir saat ini. Ia tidak tahu yang telah dilakukan Latiao, tetapi kejadian barusan pasti ada hubungannya dengan anak itu.      

Orang di dalam mobil, pasti tidak akan melepaskan Latiao.      

Latiao, anak itu… terlalu luar biasa.      

Latiao sanggup melakukan hal yang mengerikan, jadi mana mungkin orang itu bisa membiarkannya pergi?     

Lan Dongzhi mengepalkan tangan. Bagaimana ini?     

Tetapi saat ini, Latiao masih belum terburu-buru. Ia masih menunggu.     

Lagi pula, orang di dalam mobil itu pasti akan keluar, kan?     

Pintu mobil Rolls-Royce yang berada di paling belakang terbuka tanpa suara. Seorang lelaki berpakaian hitam berjalan dengan cepat, membuka payung hitam besar, dan mengangkatnya tinggi-tinggi.     

Sedetik berikutnya, turunlah seorang lelaki dengan aura yang mendominasi.      

Sosok tinggi itu berjalan perlahan di tengah kepingan salju yang beterbangan.     

Lan Dongzhi hanya merasa jantungnya sedikit menegang, seolah-olah ada langkah kaki yang menginjak jantungnya dan menghancurkan hatinya.     

Tangan Lan Dongzhi gemetar. Ia sungguh takut. Meskipun dirinya telah membuat semua persiapan, tetapi ketakutan yang berasal dari ingatan kengerian tadi telah tercetak di tubuhnya. Hal itu masih membuatnya kaku secara naluriah.     

Tiba-tiba, salah satu jarinya dipegang.     

Lan Dongzhi menunduk dan menatap mata jernih Latiao.     

Anak itu tersenyum padanya, menunjukkan giginya yang putih. Senyumnya seperti sinar matahari pagi, yang mampu menghilangkan semua kegelapan.     

Tangan kecil Latiao sangat dingin, tetapi Lan Dongzhi tampaknya merasakan kehangatan.      

Akhirnya, sosok itu berhenti lima meter dari mereka.     

Latiao akhirnya bisa melihat rupanya.     

Ia terkejut karena salah satu matanya gelap seperti malam, sedangkan satunya berwarna abu-abu seperti kabut yang tebal. Wajahnya yang pucat bahkan lebih cantik daripada seorang wanita.     

Kain hitam panjang dikenakan di bahunya. Ia hanya mengenakan kemeja hitam dan celana panjang berwarna hitam. Kancing kemejanya terbuka, menunjukkan bagian selangkanya yang putih!     

Pria itu tampak seperti malam gelap, dan mungkin malam gelap itu sendiri adalah dirinya.     

Tapi bukan itu yang mengejutkan Latiao, melainkan dua mata dengan warna berbeda inilah yang membuatnya merasa lebih waspada. Mata yang salah satunya berwarna hitam dan lainnya adalah abu-abu. Latiao merasa pernah melihat mata seperti itu di kehidupan sebelumnya.     

Waktu itu ia melihat mata itu pada seorang perempuan, yang sangat muda, dan ia hanya melihatnya sekali.     

Tapi ingatan dari kedua mata itu terlalu dalam, jadi setelah melihatnya barusan, ia tiba-tiba mengingatnya lagi.     

Sudut bibirnya terangkat, "Hari ini benar-benar kejutan!"     

"Bawa dia…" Kemudian lelaki itu juga mengulurkan tangannya yang pucat dan menunjuk ke Latiao, "Bawa dia juga!"     

Kedua pria berbaju hitam segera bergegas mendekati Latiao.      

Lan Dongzhi memarahi, "Awas saja, sampai ada yang berani menyentuhnya?!"     

Situasi mendebarkan pun kembali terjadi….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.