Pamanku Kesalahanku

Ikut Aku Sekarang Atau Tidak



Ikut Aku Sekarang Atau Tidak

0Melihat bahwa dirinya tidak bisa mengejar, Mo Yangyang akhirnya hanya bisa melemparkan kursi di tangannya.     
0

Dengan keras, kursi itu membentur jendela belakang mobil tempat Chu Qingyan berada.      

Kemudian kursi itu terguling ke bawah!     

Mo Yangyang meraung, "Kalau berani ayo keluar...."     

Chu Qingyan yang ada di dalam mobil mendengar suara benturan di luar.      

Ia segera berbalik untuk melihat ke belakang, "Ada apa?"     

Pengawal itu berkata dengan hati-hati, "Itu... itu, sepertinya teman Nona Lan Dongzhi berlari keluar lalu melempar kursi, lalu... kursinya membentur mobil...."     

Chu Qingyan mengerutkan kening. Saat melihat ke belakang, ia hanya bisa melihat sosok Mo Yangyang yang sedang berkacak pinggang. Bahkan jika ia tidak bisa mendengar omelannya, ia tahu bahwa perempuan itu pasti sedang mengutuk.     

Para pengawal merasakan suhu di dalam mobil ini mulai terasa lebih dingin.     

Salah satu pengawal pun bertanya dengan suara rendah, "Tuan muda... tuan muda, apakah Anda ingin berhenti?..."     

"Berhenti untuk apa?" ​​Chu Qingyan berkata dengan marah, "Apakah kamu membiarkan aku keluar dari mobil untuk bertengkar dengan seorang perempuan?"     

"Ya, tuan muda, mana mungkin Anda yang bermartabat bisa bertengkar dengan perempuan rendahan?"     

Chu Qingyan mencibir, "Pantas saja dia berteman dengan Lan Dongzhi, watak mereka sama."     

Pengawal pun terdiam, takut menanggapinya lagi!     

******     

Di sisi lain, Mo Yangyang mengutuk dengan marah sejenak. Ketika mobil itu menghilang, ia bergegas kembali ke restoran.      

Xiao Chu telah membantu Lan Dongzhi berdiri dan menatapnya dengan prihatin.     

Mo Yangyang pun berlari ke arahnya dan bertanya, "Lan Dongzhi, bagaimana keadaanmu? Apakah kamu terluka?"     

Lan Dongzhi tersenyum dan melambaikan tangannya, "Aku baik-baik saja, itu hanya orang gila, jangan pedulikan dia."     

Ia kemudian mengeluarkan cek dari sakunya, "Lihat, ini uang yang kita hasilkan hari ini!"     

Mo Yangyang mengambilnya dan melihatnya, "Gila, ini benar-benar uang yang banyak dari si bodoh ..."     

Di atas cek itu tertulis 3 juta yuan.      

Ini hanya uang untuk membayar hidangannya saja, dan belum termasuk uang muka tadi.      

Hidangan ini pasti bisa disebut sebagai hidangan dengan harga setinggi langit.     

Lan Dongzhi mengangguk, "Ya, ayo kita menjadi sedikit lebih lunak dengan si bodoh kaya raya itu."     

Mo Yangyang mengangguk, "Apa yang kamu katakan masuk akal, tapi ... kebodohan semacam ini, lebih baik tidak usah terulang lagi."     

Lan Dongzhi heran, "Kenapa?"     

Mo Yangyang mendengus, "Dia bertingkah sangat tidak sopan di restoranku, dia juga berani menggertak temanku. Lain kali, kalau aku bertemu dengannya, aku akan mencongkel kepalanya pakai spatula!"     

Bibir Lan Dongzhi terangkat, "Aku tidak menderita keluhan apapun, ayo ayo ayo, ayo kita hitung uangnya, tidak ada yang bisa lebih menyenangkan daripada menghitung uang."     

Mo Yangyang bertepuk tangan, "Ayo, bos akan memberi bonus pada kalian!"     

Lan Dongzhi segera bersorak.      

Semua orang sangat senang, kecuali Xiao Chu, yang menatap Lan Dongzhi dengan cemas.     

******     

Selama dua hari berikutnya, Lan Dongzhi tidak pernah melihat Chu Qingyan lagi.     

Hari semakin lama semakin dekat dengan hari Jumat, dan Mo Yangyang semakin bahagia!     

Setelah tutup pada Rabu malam, Lan Dongzhi pergi untuk membuang sampah.     

Tepat saat ia melemparkan kantong kresek ke tempat sampah, lampu yang menyilaukan tiba-tiba menyala di depannya. Beberapa detik kemudian, sebuah mobil hitam melaju dengan kecepatan yang sangat cepat, dan kemudian berhenti di sampingnya dengan suara decitan rem yang keras.     

Setelah mobil itu baru saja berhenti stabil, pintu terbuka. Chu Qingyan keluar dari mobil dan berjalan langsung ke arahnya, "Lan Dongzhi, aku akan memberimu satu kesempatan terakhir, apakah kamu mau ikut denganku sekarang?"     

Lan Dongzhi benar-benar diselimuti oleh bayangan sosok Chu Qingyan. Dia mengambil sekantong sampah lagi dan membuangnya ke tempat sampah sambil berkata, "Aku sudah bilang, setelah hari Jumat! Tidak ada percepatan satu hari pun."     

Chu Qingyan menggertakkan gigi, "Jumat ... hehe ... aku khawatir kamu tidak punya nyawa untuk menunggu!"     

Lan Dongzhi, "Itu kan nyawaku, aku akui!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.