Pamanku Kesalahanku

0Tulisan di surat itu ditulis dengan coretan yang kurang rapi. Kata demi kata di surat itu memang serius, tapi kemiringan tulisannya memperlihatkan bahwa itu tulisan anak kecil.      0

Satu lagi, tanda seru di paling akhir ditulis dengan sangat besar.      

Seakan sedang memberi sindiran besar pada orang yang membaca suratnya!     

"Hari ini, aku juga akan memberi kamu dan ayahmu sebuah hadiah!"     

Lelaki itu tertawa dingin. Sambil meremas surat itu, ia berdiri lalu berjalan ke luar.      

*****     

Setelah lelaki itu meninggalkan tempat, 20 menit kemudian, orang-orang suruhan Xie Xize bergegas datang.      

Tapi, di ruangan yang mereka temukan tidak ada siapa-siapa.      

Salah satu dari mereka segera menghubungi Xie Xize, "Doktor, sudah ditemukan, tapi…"     

Tiba-tiba, ia merasakan panas di dahinya, seperti ada air yang menetes di dahinya.      

Ia mengangkat tangan untuk mengusap 'air' itu, tapi dia menemukan bahwa 'air' itu ternyata berwarna merah segar.      

Ia segera mengangkat kepala. Matanya menyaksikan sesuatu yang membuatnya kaget hingga menjerit.      

Itu karena, yang dilihatnya adalah seseorang yang digantung. Orang itu tampaknya menderita luka yang berdarah-darah, hingga darahnya menetes.      

Wajah orang itu sudah penuh dengan darah, sudah tidak terlihat bentuknya. Walau demikian, dari baju yang dipakainya, orang-orang suruhan Xie Xize itu masih bisa mengenalinya. Orang itu pasti pengawal Xie Xize, Xiao Wang.      

Yaitu, orang yang akan mereka bantu.      

Setelah mengenali Xiao Wang, mereka berteriak, "Cepat, cepat, turunkan dia."     

Semuanya sibuk memindahkan kursi, memindahkan meja!     

Pengawal yang naik untuk menyelamatkan Xiao Wang berkata, "Xiao Wang, kami akan menurunkanmu…."     

Tapi, belum juga mengulurkan tangan, ia mendengar suara Xiao Wang yang sangat lemah "Ce… Cepat pergi… ada… bom…"     

Sebelum kata terakhir selesai, mereka mendengar bunyi bip panjang, disusul dengan suara benda jatuh setelahnya, lalu, suara ledakan yang sanggup membuat telinga tuli pun terdengar.      

Semua orang terpental akibat ledakan yang membara.      

Suara ledakan itu sangat besar, hingga menggetarkan tanah.     

Bahkan orang dalam radius beberapa kilometer, bisa mendengar suara ledakan itu.      

******     

Asisten Xie Xize, Xiao Meng, wajahnya tampak panik. Ia berjalan menuju ruangan Xie Xize, bahkan sampai lupa mengetuk pintu.     

"Doktor… Doktor…"     

Xie Xize mengangkat kepala, "Ada apa?"     

Wajah Xiao Meng memucat, suaranya sedikit bergetar, "Orang-orang yang dikirim untuk menjemput Xiao Wang, dan... Xiao Wang, semuanya... semuanya mati...."     

Xie Xize sedang memegang data analisis di tangan yang baru saja didapatkannya. Kini matanya menjadi sedikit lebih dingin.     

Mata Xiao Meng sudah memerah, ia lanjut berkata, "Orang itu diam-diam menyalakan alat peledak otomatis di ruangan sebelum mereka datang. Kekuatannya sangat besar. Pakar amunisi kepolisian pergi untuk memeriksanya, dan mengatakan bahwa bom itu telah dimodifikasi dan kekuatannya sepuluh kali lebih besar dari biasanya. Para pengawal... mati di tempat!"     

Belum sempat Xie Xize bicara, Jiang Niancheng tiba-tiba keluar sambil membawa data pemeriksaan zat.     

"Xie, Xie…."     

Jiang Niancheng terengah-engah dan berkata, "Xie, lihat ini... ini adalah formula kimia dari narkoba jenis baru itu. Entah kenapa, aku merasa... agak mengenal zat ini…."     

Xie Xize datang menghampirinya, lalu melihatnya.      

Tatapan matanya lebih dingin dari sebelumnya, "Kita memang mengenal jenis zat ini!"     

Jiang Niancheng semakin cemas, "Bukankah ini sesuatu yang kamu hancurkan pada tahun itu?"     

Xie Xize menjawab "Betul."     

Wajah cemas Jiang Niancheng menjadi pucat, "Namun, bukankah itu sudah hancur? Kenapa... muncul lagi? Juga... telah dikembangkan menjadi produk jadi…. Selain itu, bahayanya sangat besar."      

"Ya, hanya dengan mengkonsumsinya sekali dan dalam porsi kecil saja, bisa menyebabkan kerusakan besar pada otak. Selain itu, overdosis sedikit saja, bisa menyebabkan kematian…."