Pamanku Kesalahanku

Calon Suamiku Harus Dimanja



Calon Suamiku Harus Dimanja

0Selain sibuk membuka restoran baru-baru ini, Mo Yangyang dibiarkan memanjakan "calon suaminya". Ia melakukan semuanya berpegangan pada kalender tradisional China!     
0

Kecuali di hari pembukaan, yang merupakan hari baik menurut kalender tradisional China, tidak ada hari baik lagi selama sepuluh hari terakhir berturut-turut.      

Walau demikian, sesungguhnya Xie Xize tidak terlalu percaya dengan hal semacam itu, jadi ia hanya ingin mengurus akta nikah begitu Biro Urusan Sipil buka.      

Hanya saja….     

Baik Nenek Han maupun Mo Yangyang, mereka merasa bahwa itu benar-benar mustahil untuk dilakukan.     

Pernikahan adalah hal yang baik antara dua nama keluarga, juga berarti bahwa dua orang yang menikah akan menghabiskan seluruh hidup mereka bersama. Oleh karena itu, mereka harus melakukannya di hari yang ditentukan sebagai hari baik. Jika tidak, kemungkinan mereka akan sial.      

Jadi, Xie Xize hanya bisa menunggu, tidak sabar dengan kedatangan hari baik menurut kalender tradisional China berikutnya!     

Para peneliti ahli yang didatangkan ke Jinchuan untuk menghadapi virus yang menginfeksi Nenek Han, hampir semuanya sudah kembali ke tempat asal masing-masing. Namun bagi Xie Xize, ia tetap tinggal di laboratorium ini melanjutkan pekerjaannya.      

Di Jinchuan, para peneliti itu sudah tidak memiliki hal lain yang perlu dikerjakan lagi dalam waktu lama.      

Dan, mereka tahu betul bahwa, di masa mendatang, mungkin mereka akan bekerja lebih sibuk daripada saat menaklukan virus X-13.      

Itu karena, geng yang diam sejak kematian He Xinyue pasti tidak akan menyerah.     

Mereka jelas masih akan melawan Xie Xize.      

Selama Xie Xize masih di Jinchuan, mereka akan terus mengirim penderitaan.      

Hanya saja, saat ini mereka masih menunggu.      

Polisi telah bekerja keras tanpa menyerah menguak geng itu, tetapi masih belum ada kemajuan.     

Meskipun Xie Xize juga mencarinya, tetapi setelah memikirkannya dengan cermat, ia yakin orang-orang yang ingin mengalahkan dan melawannya itu, benar-benar ... bukan satu atau dua orang saja.     

Siapapun punya kemungkinan untuk memusuhinya….     

Jadi, sungguh tidak mudah untuk mencari mereka.      

Namun setidaknya, hari-hari tampaknya telah kembali tenang. Meski masih saja sulit untuk dipastikan bahwa ini benar-benar sudah aman.      

Setiap siang, Xie Xize pergi dari lembaga penelitian menuju ke restoran.     

Setelah restoran ramai selama beberapa hari semenjak hari pertama dibuka, arus keramaian pelanggan berangsur-angsur stabil. Memang masih banyak pelanggan, tetapi situasi antrian tidak separah sebelumnya.     

Apalagi, Mo Yangyang sempat tidak membuka restorannya dalam waktu lama saat mengalami peristiwa mengerikan itu. Itu membuat para pelanggan sekarat dan tidak sabar untuk mencicipi masakannya.      

Siang sekitar pukul 2 lebih sekian menit, tinggal beberapa pelanggan di satu meja yang belum mendapat makanan. Akan tetapi melihat kedatangan Xie Xize, Mo Yangyang langsung berkata kepada para pelanggan di meja itu.      

"Maaf, maaf, bisakah kalian menunggu sebentar? Aku harus membuatkan makan siang pada pamanku. Jika kalian bersedia menunggu, aku akan memberi kalian diskon 20%."     

Para pelanggan itu adalah pemuda berkemeja kotak-kotak. Kelihatannya mereka programer yang dibicarakan orang-orang.      

Mereka menatap Mo Yangyang dan berkata, "Bos, itu tidak baik, kami sudah menunggu lama, kami sangat lapar."     

Mo Yangyang menyatukan kedua tangannya dan kembali memohon dengan manis, "Mohon maaf, aku juga tidak bisa membiarkan pamanku kelaparan…."     

"Bos, kamu terlalu baik pada paman itu."     

Mo Yangyang berlari cepat, lalu menggandeng tangan Xie Xize dan berkata pada mereka, "Soalnya, dia calon suamiku!"     

Beberapa pemuda itu tertegun sejenak, lalu meratap lagi….     

'Sungguh berdosa, kita malah diberi makan makanan anjing!' Keluh mereka dalam hati.     

Mo Yangyang berkata pada Xie Xize, "Tunggu sebentar, aku akan memasakkan makanan untukmu."     

Xie Xize meraih tangan Mo Yangyang, "Tidak usah terburu-buru, hari ini kamu tidak lelah?"     

Mo Yangyang menjawab, "Aku tidak lelah memasak untuk Paman Kelima."     

Ujung telinga Xie Xize merah. Sejak malam itu, Mo Yangyang menjadi semakin terampil dalam menggodanya.      

Walau demikian, Xie Xize juga sedikit kewalahan.      

Anak-anak muda itu berkata, "Bos, kita akan bersenang-senang, jadi terserah mau memasakkan kami makanan apapun. Kami juga tidak masalah makan makanan yang sama dengan calon suamimu."     

Tanpa diduga, Mo Yangyang menggelengkan kepalanya dengan tegas, "Tidak boleh, aku ingin memasakkan makanan yang istimewa untuk calon suamiku!"     

Mendengar itu, beberapa anak muda ini bahkan menangis lebih keras.     

"Padahal cuma satu hidangan, tidak perlu seperti itu."     

Mo Yangyang berkata dengan serius, "Itu perlu. Calon suamiku sangat baik, jadi tentu saja aku harus memanjakannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.