Pamanku Kesalahanku

Panggil Ibu!



Panggil Ibu!

0Ketika Latiao berbicara, ada getaran pada suaranya seperti mau menangis. Ketika mengatakan "Nenek", dipadukan dengan ekspresi mau menangis di wajah kecilnya, pemandangan itu benar-benar membuat semua orang merasa tidak tega.      
0

Mo Yangyang seketika menyesali perbuatannya. Sejak tahu bahwa Xie Xize ternyata adalah penyelamatnya lima belas tahun yang lalu, dirinya sangat gembira, bahkan sampai mengabaikan anaknya.      

Latiao anak yang baru berusia 4 tahun. Hati anak kecil sangat sensitif, ditambah lagi hari ini ada begitu banyak pelanggan, jadi Latiao benar-benar lelah.      

Mo Yangyang secepatnya mengulurkan tangan untuk menggendong Latiao yang terisak, "Sayang, jangan menangis, mama yang salah. Mama seharusnya tidak boleh mengabaikanmu. Ayo sini, mama akan menyuapimu makan mie. Tenang saja, kita semua adalah saudara, tidak ada yang namanya ayah tiri dan ibu tiri…."     

Kemudian Mo Yangyang mengecup wajah imut Latiao dua kali.      

Latiao bersandar di lengan Mo Yangyang, lalu menunjukkan wajah menyebalkan ke arah Xie Xize.     

Hng….     

Dasar lelaki sialan!     

Sedetik berikutnya, Xie Xize mengambil Latiao dari gendongan Mo Yangyang.      

Xie Xize berkata kepada Mo Yangyang, "Aku saja yang menyuapinya. Kamu sudah sibuk dari pagi dan belum beristirahat. Tanganmu gemetar karena kelelahan, jadi pasti agak kelelahan kalau mau menyuapinya."     

"Tapi kamu…."     

Xie Xize memotong, "Kebetulan, menyuapinya bisa membuat kami berkomunikasi dengan baik antara anak dan ayah!"     

Ia pun membiarkan Latiao duduk di pahanya, lalu berkata dengan suara rendah, "Bocah sialan, kamu tidak lihat mamamu sudah bekerja sangat keras hari ini, jangan membuat masalah denganku!"     

Latiao mendengung, lalu melengkungkan tubuh dan menggerakkan pantatnya.      

"Mau disuapi atau tidak?!"     

Kalau hanya mengajarinya makan sendiri, Xie Xize bisa melakukannya!     

Xie Xize bisa mengajari apapun yang tidak dimengerti seseorang saat memberi kuliah di kampus ataupun saat sedang di laboratorium.      

Namun, masalah menyuapi anak, ini… sungguh kali pertama dilakukan olehnya.      

Ia pun mengambil sumpit, lalu mengambil beberapa helai mie. Saat menatap Latiao, ia seperti menatap seorang musuh yang tangguh.      

Ayah dan anak ini saling menatap, 'aku ke kamu, kamu ke aku!'     

Xie Xize tiba-tiba merasa tangannya seperti bayi, yang pertumbuhannya belum lama sehingga gerakannya tidak fleksibel sama sekali. Padahal tangannya cukup fleksibel saat memainkan pisau bedah, tetapi sekarang….     

Suapan pertama, mie tidak langsung masuk ke mulut Latiao, melainkan jatuh ke tubuhnya.      

Suapan kedua, di depan tatapan marah dan mengeluh Latiao, Xie Xize berkata, "Kali ini pasti berhasil."     

Akhirnya, emosi Latiao meledak, ditambah lagi Xie Beizhao sedang menyaksikan.      

"Aku saja yang melakukan!" Pinta Xie Beizhao.      

Xie Beizhao meletakkan sumpit miliknya, "Sebelumnya, aku selalu merasa bahwa tidak ada di dunia ini yang tidak bisa kamu lakukan. Hari ini… aku jadi tahu, ternyata kamu tidak bisa melakukan hal yang semudah ini."     

Wajah Xie Xize sedikit malu, "Ini pertama kalinya bagiku, dan aku pasti tidak akan melakukannya lagi di masa depan."     

Latiao terkekeh dan menyindir, "Ya benar, anaknya sudah berusia 4 tahun. Namun sebagai ayah, dia tidak pernah sekalipun menyuapi anaknya. Sungguh ayah yang mulia!"     

Xie Xize terdiam….     

Xie Fengmian memegang mangkuk dan melahap mie dengan suapan yang lahap. Sambil makan, ia juga menonton drama anak-ayah itu, sekaligus mengulurkan tangannya untuk menyumpit sepotong daging milik ayahnya.      

Ia kira, ayahnya tidak melihat aksinya itu.      

Tanpa diduga, ayahnya menoleh, lalu wajahnya suram, "Anak sialan, kamu kira ayah tidak tahu yang kamu curi di mangkuk ayah? Lihat saja nanti."     

Xie Fengmian langsung tertegun.      

Akhirnya, Xie Xize merasa tubuhnya lebih ringan ketika dirinya tidak harus menyuapi anaknya.      

Xie Xize bertanya pada Mo Yangyang, "Apakah bibi sudah pulang untuk beristirahat?"     

Mo Yangyang mendatarkan wajah, "Hei, kenapa kamu memanggilnya bibi?"     

"Memangnya harus dipanggil apa?" Xie Xize bingung.      

Lalu Mo Yangyang mengedipkan mata, "Panggil dia ibu!"     

*****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.