Pamanku Kesalahanku

Paman Kelima, Makanlah Daging!



Paman Kelima, Makanlah Daging!

0Mo Yangyang keluar dengan sup mie panas dan berkata, "Aku telah membuat kalian semua menunggu!"     
0

Xie Fengmian hampir menjadi orang pertama yang melompat. Ia menatapnya dengan mata berapi-api, dengan asap putih di wajahnya.     

Ia pun mengendus kuat. Bersamaan dengan itu, air liur yang ada di dalam mulutnya mulai menggila dan hampir keluar setetes!     

Mo Yangyang meletakkan satu-persatu mangkok mie di depan mereka semua!     

"Terima kasih banyak untuk hari ini, terima kasih Tuan Xie yang sudah datang untuk membantu. Ini sudah malam, aku tidak sempat membuat makanan yang lain, jadi kuharap Anda tidak kecewa!"     

Saat Xie Beizhao menghirup aroma mie itu, ia sudah mulai tidak tenang, tetapi dirinya tetap berusaha untuk bersikap seperti biasanya.      

Ia pun berdiri, lalu berkata, "Tidak akan kecewa, terima kasih!"     

Hidangan itu adalah mie putih tipis berkuah seputih susu. Di atasnya, ada hiasan berupa setengah potong telur lembut, lalu ditaburi dengan beberapa daun bawang hijau cincang.     

Di sebelah telur itu ada dua potong iga babi yang kaya akan bumbu, juga ada beberapa lembar daging sapi berbumbu sebesar telapak tangan anak kecil.      

Melihat penampakan semangkuk mie ini, benar-benar menggugah selera.      

Xie Fengmian menggosok tangan, mengambil sumpit, dan hendak menyantapnya. Tetapi selanjutnya, ia malah menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat mangkok milik yang lainnya.      

Di mie ayahnya, ada sebuah telur yang dibagi dua mengapung tenang di atasnya.      

Mie milik orang sebelahnya, Xiao Chu, juga demikian. Malah iga babinya lebih banyak dua potong.      

Orang di sebelahnya lagi, Latiao, tidak perlu ditanya, tidak hanya ada telur ayam, tapi juga ada telur puyuh kecil!     

Saat ia melihat di mangkuk Paman Kelimanya, gila, lengkap luar biasa. Mungkinkah hidangannya tidak kalah dengan cerahnya langit?     

Bahkan karena banyaknya, iga dan daging sapinya sampai hampir tumpah dari mangkok!     

Xie Fengmian tiba-tiba merasa bahwa seluruh dunia tidak bersahabat dengannya. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengangkat tangan dan bertanya, "Ke…Kenapa, punyaku hanya ada setengah telur? Juga hanya… satu potong iga?"     

Mo Yangyang meliriknya dengan dingin, "Kelihatannya kamu juga tidak mau kalau setengah, ya!"     

Xie Xize mengangkat kepalanya dan tersenyum, "Tidak, dia hanya tidak mau memakan mienya."     

Xie Fengmian langsung memeluk mangkuknya, lalu menggelengkan kepalanya berulang kali, "Tidak, tidak, tidak, aku akan memakannya, aku akan memakannya... terima kasih Bibi Kelima!"     

Lan Dongzhi mendongak lalu meliriknya dengan tatapan benci. Apa yang dilakukannya sebelum ini? Apakah dia bodoh?     

Sudah bagus dikasih makan, tapi masih berani memilih?     

Lan Dongzhi menggelengkan kepala.      

Mo Yangyang menyumpit sepotong iga babi miliknya untuk dipindahkan ke mangkuk Xie Xize, "Paman Kelima, makanlah daging ini! Kamu telah bekerja sangat keras, kamu bekerja sangat keras setiap hari!"     

Latiao yang ada di sampingnya mencengkram sumpit erat-erat, wajahnya sehitam dasar pot!     

Menyebalkan!     

Bikin kesal!     

Dulu, mamanya hanya menyumpitkan makanan untuknya. Saat ia makan, mamanya selalu mendongak melihat ke arahnya lalu menyuapinya.      

Namun sekarang?     

Sampai detik ini, mamanya tidak memandangnya, bahkan memberikan iga babi itu kepada Xie Xize.     

Latiao menggertakkan gigi susunya, hingga terdengar suara decitan. Hari seperti ini tidak boleh dilanjutkan.     

"Prak!!!" Sumpit dijatuhkan di atas meja.      

Latiao kemudian memanggil ibunya dengan menyedihkan, "Mama…."     

Mo Yangyang mendongakkan kepala, "Ada apa sayang?"     

Latiao mengulurkan tangan kecilnya, "Aku sangat lelah di kasir hari ini, jadi tanganku sakit sekali sampai tidak bisa memegang sumpit."     

Mo Yangyang seketika kasihan dengannya, "Ah, sayangku telah bekerja keras hari ini, mama akan menyuapimu!"     

"Tidak boleh!" Xie Xize memandangi Latiao tanpa ekspresi dingin, sambil menyumpit telur di mangkuknya untuk dipindahkan ke mangkuk Mo Yangyang.      

"Seorang lelaki besar, mana mungkin boleh bersikap manja? Biarkan dia makan sendiri!" UCap Xie Xize.     

Mo Yangyang mengelak, "Bukankah Latiao masih kecil?"     

Xie Xize berkata dengan dingin, "Dia berusia 4 tahun, sudah bukan anak usia 1 atau 2 tahun lagi, jadi mana mungkin disebut masih kecil?"     

Suasana seketika sunyi…     

Setelah beberapa detik, bibir Latiao menurun, matanya memerah dan berkata, "Jika nenek tidak pergi tidur, pasti sekarang dirinya akan sangat perhatian pada Latiao. Ia pasti akan menyuapi Latiao. Memang benar kata mereka, kalau ada ayah tiri, pasti ibu akan bersikap seperti ibu tiri juga!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.