Pamanku Kesalahanku

Tadi Dia Dilamar?



Tadi Dia Dilamar?

0Mo Yangyang bangkit dan pergi, sedangkan Xie Xize duduk di mobil dalam waktu yang lama.     
0

Setelah beberapa saat, Xie Xize bersandar. Ia mengangkat tangan untuk menutupi matanya, lalu tertawa sendiri!     

Awalnya, tawa itu sedikit tidak berdaya dan manja.     

Kemudian, tawa itu menjadi lebih keras. Tawa itu adalah sukacita yang datang dari dalam hati.      

Jadi, tadi dirinya sedang dilamar, kan?     

Xie Xize meletakkan lengan, lalu jari-jemarinya mengusap bibir sambil mengingat kata-kata terakhir Mo Yangyang. Mengingat itu, dirinya tidak tahan untuk tersenyum.      

Ia menoleh dan melihat Mo Yangyang berdiri di depan keranjang bunga yang tingginya setinggi orang dewasa. Sosok ramping itu tampak segar di bawah sinar mentari.      

Sebaliknya, Mo Yangyang seolah-olah merasakan tatapan Xie Xize yang tajam itu, lalu berbalik badan.      

Ia pun menatap balik ke arah Xie Xize, lalu mengedipkan mata padanya.      

Mendapatkan balasan seperti itu, Xie Xize menutupi matanya lagi.     

'Gila, imut luar biasa!'     

******     

Selain keranjang bunga pemberian Jiang Niancheng dan rekan-rekan kerja Xie Xize, banyak keranjang bunga yang dikirim di depan restoran baru ini dan tidak bertuliskan nama pengirimnya.      

Ada juga beberapa keranjang bunga yang diberi nama pengirimnya, namun Mo Yangyang tidak mengenal nama itu. Tetapi dirinya tahu bahwa pasti mereka adalah pelanggannya yang sering makan di restoran lama.      

Awalnya, ia khawatir tidak ada yang akan tahu tentang pembukaan restoran baru hari ini, juga khawatir pelanggan lama tidak bisa datang sampai beberapa hari kemudian.     

Tanpa diduga, akan ada kejutan seperti ini di hari ini.     

Di musim dingin ini, perhatian dari orang asing membuat Mo Yangyang merasa hangat saat ini.     

Sebuah skuter roda tiga nan kecil tiba-tiba datang dan berhenti di luar pintu sambil membawa sebuah paket. Kemudian dua pekerja masuk sambil membawa kotak kayu, "Bos, seorang pelanggan meminta kami untuk membawa ini ke sini. Silakan Anda lihat, di mana kita bisa meletakkannya?"     

Mo Yangyang berjalan menghampiri untuk melihat isi kotak itu. Ternyata itu adalah patung katak emas zamrud.      

Ia buru-buru bertanya, "Sebentar, siapa yang mengirim ini?"     

Pekerja itu menggelengkan kepala, "Pelanggan itu tidak memberitahu namanya, kami hanya tahu marganya, Jin…"     

Mo Yangyang berkata, "Terima kasih, letakkan di meja kasir…."     

Pekerja itu dengan hati-hati meletakkan patung katak emas zamrud itu, lalu meminta Mo Yangyang untuk menandatangani surat tanda terima dan kemudian pergi.     

Nenek Han itu membelai patung itu dan berkata, "Bahannya tampaknya terlihat bagus, bukankah harganya mahal? Siapa yang memberikannya?"     

Mo Yangyang menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu, mungkin dia pelanggan lama. Hari ini juga ada banyak keranjang bunga yang tidak dituliskan nama pengirimnya."     

Lan Dongzhi datang dengan memakai celemek dan berkata, "Ya, kamu memang punya banyak penggemar!"     

Mo Yangyang tersenyum, ia mengeluarkan amplop merah yang sudah disiapkan.     

"Pembukaan hari ini, semua orang berhak mendapatkan satu amplop ini. Semoga bisnis kita berkembang."     

Mo Yangyang memegang amplop merah dan memberikannya kepada Nenek Han dengan kedua tangannya.     

Nenek Han sedikit terkejut, "Oh, aku juga dapat."     

"Masa tidak? Ibu adalah harta karun restoran kota kami, bagaimana mungkin tidak!"     

Amplop kedua untuk Latiao.      

Latiao sangat gembira, "Mama, semoga restorannya berkembang!"     

Melihat senyum yang akhirnya muncul di wajah putranya, hati Mo Yangyang menjadi lega.     

Amplop ketiga untuk Lan Dongzhi, keempat untuk Xiao Chu.      

Tersisa satu amplop di tangannya.      

Tiba-tiba, sebuah tangan yang indah muncul di depannya.     

Mo Yangyang mendongakkan kepala, matanya bertemu dengan mata Xie Xize.      

"Apa yang sedang kamu lakukan?"     

Xie Xize menjawab, "Bukankah itu untukku?     

Mo Yangyang menjelaskan, "Kamu bukan karyawan toko ini, jadi untuk apa aku harus memberikannya padamu? Ini punyaku."     

Sedetik berikutnya, tangannya seketika kosong, lantaran Xie Xize mengambil amplop merah itu.     

Mo Yangyang mengulurkan tangannya untuk meraihnya, "Itu punyaku, kembalikan padaku!"     

Xie Xize mengangkat amplop merah dan menolak memberikannya.     

Di sisi lain, Lan Dongzhi menutupi mata Latiao, "Kamu masih kecil, melihat kemesraan terlalu banyak tidak akan baik untuk pertumbuhan dan perkembanganmu. Jadi, jangan dilihat!"     

Xie Xize membungkuk dan berkata di telinga Mo Yangyang, "Bukankah kamu bilang, mau mengurus akta nikah sore ini? Kita semua adalah keluarga, bagaimana mungkin tidak ada amplop merah untuk suamimu ini?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.