Pamanku Kesalahanku

Biar Kugendong



Biar Kugendong

0Meskipun, menurut Xie Xize dirinya tidak akan pernah melepaskan Mo Yangyang dan tidak pernah berpikir untuk melepaskannya, entah Mo Yangyang menyukainya atau hanya bergantung padanya.     
0

Akan tetapi…     

Ia masih ingin meminta Mo Yangyang berpikir jernih !     

Tentu saja, ia lebih berharap Mo Yangyang menyukainya. Akan tetapi, ia juga tentu tidak masalah jika Mo Yangyang mengandalkannya. Ia akan membuatnya semakin bergantung pada dirinya, sampai pada akhirnya Mo Yangyang tidak bisa dipisahkan darinya sama sekali.     

Mo Yangyang mengangguk, "Kalau begitu… aku mau kembali dulu untuk berpikir pelan-pelan."     

Xie Xize menyela, "Dipikir di sini saja!"     

Mo Yangyang bingung, "Hah? Itu… tidak baik, kan?"     

Setelah mengatakan itu, kepalanya ditekan sedikit.      

Xie Xize seketika meletakkan tangannya dan berkata, "Hey, Apa yang kamu pikirkan sepanjang hari? Akhir-akhir ini aku merasa insomnia. Jadi, peluk aku!"     

Wajah Mo Yangyang tersipu, "Oh!"     

Setelah berbaring, Xie Xize memeluknya. Itu benar-benar hanya pelukan.     

Namun, ketika Mo Yangyang tertidur, Xie Xize masih belum tidur.     

******     

Setelah Mo Yangyang tertidur pulas, Xie Xize dengan hati-hati menarik tangannya dan bangkit.     

Ia pun menyelimuti Mo Yangyang lalu mencium bibirnya.     

Xie Xize lanjut melangkah turun ke lantai bawah perlahan-lahan.      

Di sisi lain, Latiao sudah lelah menangis. Ia pun juga tertidur di pelukan Nenek Han.      

Ada air mata kering di wajah kecilnya. Tangan kecilnya dengan erat menggenggam piyama Nenek Han, seolah-olah takut Nenek Han akan pergi setelah dirinya tertidur.     

Xie Xize berjalan mendekat dan berbisik, "Bibi, aku akan membawanya kembali ke kamar untuk tidur."     

Nenek Han sudah sangat lelah. Lengannya sakit, tidak bisa menahan tubuh Latiao terus-terusan.     

Xie Xize dengan lembut membuka tangan kecil Latiao, lalu menggendongnya.      

Saat memperhatikan dengan jeli kondisi anak ini, ia pun sedikit mengerutkan kening. Kalau dilihat dengan teliti, anak kecil ini memang terlihat lebih kurus dari sebelumnya.      

Ia merasa gendongannya kali ini lebih ringan daripada sebelumnya. Wajahnya juga tidak segemuk dulu.      

Nenek Han bisa menebak isi pikiran Xie Xize, lalu tertawa pelan, "Latiao telah kehilangan berat badan. Bentuk wajahnya jadi semakin mirip denganmu!"     

Xie Xize menatap wajah Latiao, lalu mengangguk.     

Benar juga. Pantas saja dirinya tadi merasa familiar dengan wajah Latiao ini.      

Ternyata wajah Latiao lebih mirip dengannya.      

"Bibi, aku membawanya ke kamar dulu."     

Setelah membawa Latiao kembali ke kamar, Xie Xize kembali lagi ke ruang tamu.      

Ia menuangkan segelas air panas pada Nenek Han, "Bibi, silakan Anda istirahat."     

Nenek Han menerima segelas air itu, lalu tersenyum, "Usiaku yang tua ini, semakin lama sudah semakin berkurang."     

Walau Nenek Han bicara begitu, tetapi Xie Xize mengerti bahwa di dalam hati Nenek Han sebenarnya tidak akan pernah sepenuhnya merelakan suaminya pergi.      

Orang yang telah hidup bergandengan dengan pasangan selama 50 tahun, ketika pasangannya pergi, maka orang itu juga berharap akan pergi mengikutinya. Sejak itu, ketika seseorang menoleh, orang itu tidak akan melihat bayangannya lagi.      

Ketika Nenek Han bangun di pagi hari, tidak ada lagi yang berkata, "Kalau tidak cepat-cepat, nanti kamu ketinggalan senam pagi di lapangan."     

Kesedihan memang tidak selalu menjalar di hati, tapi pada saat tertentu, tiba-tiba muncul rasa perih.      

Nenek Han memandang Xie Xize dan berkata, "Xie, di tragedi kali ini, aku beruntung memilikimu."     

Xie Xize menggelengkan kepala, "Semua ini memang yang seharusnya kulakukan."     

"Aku sangat tenang menyerahkan Yangyang padamu. Aku juga sangat tenang ketika ayahnya pergi!"     

Nenek Han kemudian menghela napas, "Satu-satunya penyesalan terbesarku adalah… aku tidak melihat kalian berdua bisa menjalin pernikahan dengan benar."     

Xie Xize tersenyum, "Ketika Anda sudah merasa lebih baik, silakan pilih hari untuk menemani kami dan melihat kami mendapatkan akta nikah!"     

Nenek Han tersenyum hingga menyipitkan mata "Baiklah!"     

******     

Keesokan harinya, Xie Xize mengantar sendiri Latiao pergi ke sekolah.      

Mobil diparkir di gerbang sekolah. Sebelum berpisah, Xie Xize berkata kepada Latiao, "Aku tahu kamu ingin melindungi semua orang, tetapi kamu terlalu muda untuk bisa melakukan banyak hal. Di masa depan, kita berdua akan melindungi ibu dan mereka bersama-sama, oke?"     

Setelah beberapa saat, Latiao mengulurkan tangannya, mengepalkan tangan menjadi kepalan kecil, lalu menyentuh tinju Xie Xize.     

Aliansi ayah dan anak ini akhirnya benar-benar terbentuk!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.