Pamanku Kesalahanku

Paman Kelima, Akankah Kamu Meninggalkanku?



Paman Kelima, Akankah Kamu Meninggalkanku?

0Suara tangisan seorang anak bergema di seluruh rumah.     
0

Seolah-olah semua kesedihan dan penderitaan dalam hidup ini harus dikeluarkan semua lewat tangisan itu.      

Semenjak menyaksikan kematian Kakek Han, hingga sekarang, selama berhari-hari, ini adalah pertama kalinya Latiao menangis.     

Anak ini selalu menyalahkan diri sendiri dan merasa sedih. Ia berpikir bahwa dirinya tidak melindungi kakek dan neneknya dengan baik.     

Jika Latiao bisa bersikap lebih tegas, jika dirinya tidak punya keinginan untuk hidup bersih dari kriminal, dan jika dirinya tidak menjaga tangannya tetap bersih demi bisa menjalani kehidupan yang baik dengan ibunya dalam kehidupan ini, bahkan jika dirinya langsung membunuh He Xinyue saat pertama kali bertemu dengannya…     

Maka semua tragedi ini tidak akan pernah terjadi!     

Sebelumnya Latiao tidak menangis, tetapi di dalam hatinya lebih tersiksa daripada siapapun!     

Nenek Han memeluk Latiao dengan erat, menepuk-nepuk punggungnya sambil berkata, "Meskipun meninggalkanku dengan cara yang begitu mendadak, tetapi yang kuingat di dalam hatiku adalah kegembiraan di hari aku menikah dengannya."     

"Ya, seperti kenangan ketika dia menemaniku senam pagi di lapangan setiap hari, serta semua saat-saat bahagia nan damai yang kuhabiskan bersamanya. Kenangan-kenangan kami itu, sudah cukup bagiku untuk menghabiskan sisa hidupku!"     

"Kamu juga, kamu harus ingat bahwa dia yang mengajarimu bermain catur. Ingatlah bahwa dia yang diam-diam mengajakmu membeli permen, serta ingatlah dia yang menghadiri pertemuan wali murid-guru untukmu... itu semua sudah cukup."     

Latiao menangis di pelukan Nenek Han hingga hampir kehabisan napas!     

Ia berkata dengan sesenggukan, "Ini berbeda, ini berbeda… aku tidak melindungi kakek, ini salahku…."     

Nenek Han menepuk punggungnya dengan keras, "Jangan berkata omong kosong, Lagi pula, apa salahmu? Hal paling bahagia dalam hidupku dan kakekmu adalah kamu bisa datang ke kehidupan kami...."     

Jika tidak ada Latiao, hari-hari tua mereka akan terasa usang, tanpa vitalitas, tanpa harapan.     

Latiao telah memberi mereka harapan.      

Nenek Han menundukkan kepala untuk mencium dahi kepala Latiao, lalu lanjut berkata, "Nak, perjalanan hidupmu masih panjang. Di masa depan, kamu mungkin perlu melintasi banyak gunung dan sungai…"      

"Ya, kamu akan mengalami banyak kegagalan. Kamu akan bertemu banyak orang jahat, tetapi kamu tahu bahwa kami akan selalu mencintaimu dan kamu sejak awal tidak pernah sendirian!"     

Mendengar itu, tangisan Latiao menjadi semakin tragis….     

Di kehidupan sebelumnya, ia merasa bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang tersisa di dunia.     

Ibunya telah pergi duluan, lalu kakek-neneknya pergi, kemudian Xie Xize juga meninggalkannya.     

Di dunia yang besar ini, Latiao hanya sendirian. Ia juga berkali-kali terjatuh saat menjalani hidup.      

Tidak ada orang yang tahu, Latiao yang terlahir kembali ini sangat berharap bisa memeluk erat kehangatan keluarga ini, dan tidak akan membiarkan siapapun menyakiti keluarganya.      

Ia pikir, dengan dirinya yang terlahir kembali ini di waktu ini, ia bisa menghindarkan keluarganya dari semua tragedi!     

Sayangnya, Latiao masih merasa bahwa dirinya tidak bisa lepas dari garis takdir!     

Pada titik persinggungan tertentu, tragedi masih ada dalam hidupnya. Hanya saja, orang yang mengalami tragedi itu berubah!     

Tangisan Latiao seperti palu berat yang menghantam hati semua orang.     

Entah itu Mo Yangyang, Lan Dongzhi atau bahkan Xie Xize, hati semua orang sepertinya tercabik-cabik mendengar tangisan itu.      

Xie Xize berjalan keluar dari kamar. Ia melihat Mo Yangyang yang bersembunyi di tangga, meringkuk dan menangis.     

Ia memeluknya dan berkata, "Untung dia bisa menangis. Meskipun dia pintar dan dewasa sebelum waktunya, tetapi dia masih kecil. Jika dia terus memendam kesedihan seperti itu selama ini, dia akan sakit!"     

Xie Xize sudah berbicara dengan Latiao sebelumnya.      

Tapi Latiao tidak bekerja sama dengannya dan tidak mengatakan apa-apa.     

Xie Xize sudah bersiap untuk mencari temannya yang ahli psikologi itu, yang dikenal sebagai Tongkat Dewa.      

Xie Xize membawa Mo Yangyang ke kamarnya. Ia membasahi handuk dengan air hangat, memerasnya hingga kering, lalu menyeka handuk itu ke wajah Mo Yangyang.     

Mo Yangyang tiba-tiba meraih tangannya dan bertanya, "Paman Kelima ... akankah kamu meninggalkanku?"     

Xie Xize tidak berbicara, ia tetap menyeka wajahnya.     

Kemudian meletakkan kembali handuk di kamar mandi.     

Ketika kembali, ia melihat Mo Yangyang yang sedih duduk di sana dengan mata merah.     

Ia menghela napas, "Mo Yangyang, kamu memang selalu bersikap jahat padaku. Namun selama bertahun-tahun, sejak awal sampai akhir, aku selalu ada untukmu!"     

*******     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.