Pamanku Kesalahanku

Dia Ingin Dipeluk!



Dia Ingin Dipeluk!

0Setelah makan, Mo Yangyang mengeluarkan tisu untuk mengelap sudut bibir Xie Xize.     
0

Gerakannya sangat terampil, lalu dirinya berkata, "Aku dulu menyuapi Latiao seperti ini."     

Xie Xize dengan tidak tahu malu membalas, "Aku nanti juga mau diperlakukan seperti itu."     

"Kalau begitu kamu harus tanya pada Latiao."     

Memikirkan Latiao, Xie Xize menghela nafas, 'Bocah nakal itu…'     

"Dia apa kabar?"     

Mo Yangyang berhenti sejenak saat membereskan peralatan makan, "Masih baik-baik saja."     

Latiao tidak ada bedanya dengan biasanya. Hanya saja, ia sudah jarang berbicara dan tidak pernah tersenyum lagi. Ia juga sudah pergi ke taman kanak-kanak seperti biasa setiap hari.     

Tiap pagi, Mo Yangyang mengantarnya, tiap sore Mo Yangyang menjemputnya.      

Mo Yangyang bertanya kepada guru TK tentang kondisi Latiao saat sekolah dalam beberapa hari terakhir.     

Guru itu memberitahunya bahwa Latiao jauh lebih tertutup daripada sebelumnya. Ia juga tidak mau bermain dengan teman-temannya yang lain lagi.     

Dulu, anak itu masih mau berinteraksi dengan orang lain. Tetapi sekarang, dia tidak mau berinteraksi sama sekali.     

Ini membuat Mo Yangyang sangat khawatir. Ketika tidur di malam hari, ia memeluk Latiao dan ingin berbicara dengannya, tetapi dirinya tidak tahu cara untuk memulainya.     

Malahan, Latiao tahu yang ingin dilakukan mamanya. Ia mengangkat kepala, lalu menepuk bahu Mo Yangyang dengan tangan kecilnya, "Ma, Mama tidak perlu mengkhawatirkan aku, aku baik-baik saja!"     

Ia tampaknya masih setransparan kristal dalam mengungkapkan isi perasaan. Meski demikian, anak ini juga terasa tiba-tiba menjadi sangat dewasa. Kata-kata yang diucapkannya lebih dewasa daripada Mo Yangyang!     

Namun, semakin seperti ini, semakin membuat Mo Yangyang khawatir!     

Xie Xize memikirkan anaknya itu. Dampak dari kejadian ini pada semua anggota keluarga pun tampaknya tidak bisa dihapus seumur hidup.     

Xie Xize pun berkata, "Bawa dia besok."     

Mo Yangyang mengangguk.      

Mo Yangyang mengeluarkan rantang makanan tahan panas, "Ini untuk Ibu. Cepat bawa dan berikan padanya, aku pergi dulu..."     

Xie Xize memberi isyarat kepada Gu Fei untuk datang, lalu dirinya menyerahkan rantang tahan panas itu padanya.     

Gu Fei selalu sangat perhatian. Akhir-akhir ini, ia yang merawat Nenek Han dalam beberapa waktu terakhir.     

Mo Yangyang mengucapkan terima kasih kepada Gu Fei.      

Gu Fei mengambil rantang tahan panas itu, lalu berjalan pergi.     

Xie Xize mengantar Mo Yangyang ke pintu lembaga penelitian, lalu berkata, "Besok lusa, jemputlah Nenek Han!"     

Wajah Mo Yangyang langsung memunculkan senyuman, dan mengangguk, "Oke!"     

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Tidak usah mengantarku sampai keluar. Masuklah, di luar dingin!" Tambahnya.      

"Huh…" Xie Xize memegang tangan Mo Yangyang, tetapi tidak melepaskannya.     

Mo Yangyang mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil.     

Ia berkata lagi, "Aku harus pulang dulu, lepaskan."     

Sayangnya, Xie Xize tidak juga melepaskannya.      

Mo Yangyang tentu sedikit bingung. Lagi pula, apa lagi yang ingin pria ini katakan?     

"Apakah kamu ingin bicara padaku?"     

Xie Xize selalu seperti ini. Ia tidak mau bicara dan menyuruh orang lain menebak isi pikirannya.      

Meski demikian, Mo Yangyang terkadang benar-benar tidak bisa menebak.      

Xie Xize meremas telapak tangannya yang lembut, "Bukankah kamu bilang ingin memanjakanku?"     

Mendengar itu, Mo Yangyang terdiam.      

"Nona, dia itu ingin dipeluk!"     

Saat terdengar suara itu, seketika sebuah mobil berhenti di depan lembaga penelitian, kemudian turunlah seseorang dari mobil itu. Orang itu adalah seorang paman tampan berusia tiga puluhan. Gayanya sangat modis, tersenyum pada Mo Yangyang.     

Mo Yangyang langsung tersipu mendengar ucapan itu. Ketika ada orang asing melihatnya, ia sangat malu lalu mendorong Xie Xize dengan ringan, "Cepat masuk."     

Xie Xize menyapu pandangan kepada mereka dengan dingin, lalu terus menatap Mo Yangyang tanpa berbicara.     

Sikap keras kepala ini sedikit kekanak-kanakan.     

Tapi Mo Yangyang tidak bisa melawan. Ia pun akhirnya mengulurkan tangan untuk memeluk Xie Xize dengan keras, "Begini bisa, kan? Sekarang cepatlah masuk, aku pergi dulu!"     

Mo Yangyang kemudian melepaskan pelukannya, lalu lari menghindari mobil itu.      

Paman tampan itu datang dan berkata, "Hey, Kelima! Bukankah kakak keempatmu ini sudah bilang, ini semua karena perbuatanmu yang salah."     

Kemudian ia mengulurkan tangannya dan meletakkannya di bahu Xie Xize, "Kenapa kamu hanya ingin dipeluk? Lebih baik minta cium sebelum dia pergi!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.