Pamanku Kesalahanku

Pura-pura Baik



Pura-pura Baik

0Setelah Zhang Meixue mengetahui dari Latiao bahwa putranya Dongdong meninggal di tangan He Xinyue, ia pun punya rencananya sendiri!     
0

Seorang ibu yang menyimpan dendam, bisa melakukan apa saja untuk membalaskan dendam anaknya.     

Ia memanfaatkan kesempatan saat mengirim bunga ke Keluarga He, lalu menghitung peluang dan muncul kembali di depan He Wenhao!     

Seorang wanita yang berusia hampir 40 tahun. Meskipun sudah tidak lagi muda, tapi pesonanya masih tetap memancar jelas. Belum lagi, ia memahami kesukaan He Wenhao!     

Dengan kelembutan, keanggunan, dan sikap kehati-hatiannya, Zhang Meixue memanfaatkan sedikit rasa bersalah He Wenhao.     

Ia membuat He Wenhao menerimanya lagi dan dengan cepat memasuki hidupnya lagi.      

Ia juga menjaga pola makan dan kehidupan sehari-hari He Wenhao dengan baik!     

Seorang pria seusia He Wenhao telah lama terbiasa melihat segala macam keindahan duniawi.     

Jadi yang bisa menarik perhatian mereka, terkadang, hanya perhatian yang cermat seperti ini.     

He Wenhao menepuk tangan Zhang Meixue dan menghela nafas, "Dongdong memang anak yang baik, tapi sayang sekali.... Eh, namun sejak Bibi Mei datang, tubuhku memang mulai membaik baru-baru ini."     

He Xinyue menggertakkan giginya, "Ayah... apa ayah sedang bercanda? Apakah ayah tidak punya selera perempuan yang lebih baik? Tidak suka yang muda dan yang cantik? Berusia 18 tahun itu sudah cukup muda, aku bisa mencarikannya sebanyak yang kamu inginkan. Dia itu sudah tua dan terlalu tua untuk menjadi istrimu!"     

Zhang Meixue menundukkan kepala dan tidak bicara!     

He Wenhao marah lalu merendahkan suaranya, "Jaga mulutmu!"     

Awalnya, ia merasa bersalah pada putrinya karena membawa Zhang Meixue, tetapi saat mendengar pertanyaan He Xinyue, dirinya langsung marah.     

Ia adalah seorang ayah. Setelah istrinya meninggal, dirinya tidak menikah lagi. Meskipun ia juga mengalami banyak hal, tetapi beberapa tahun ini perempuan di sisinya tidak berkurang.      

Bisa dibilang, ia merasa bersalah pada banyak orang. Walau demikian, kesendiriannya ini sedikitpun tidak merugikan putrinya.      

Tetapi sekarang, ia ingin mencari seorang wanita, ternyata putrinya tidak puas.      

He Wenhao bertanya-tanya, apa yang membuat putrinya tidak puas?     

Di usianya ini, tidak bisakah dirinya menemukan wanita yang mencintainya dan merawat hidupnya?     

Setelah mendapatkan satu-persatu hal yang membuatnya sedih malam ini, akal sehat He Xinyue hampir hilang.     

Ia memelototi Zhang Meixue dengan marah, "Jangan pikir aku tidak tahu tujuanmu. Aku sudah pernah bertemu banyak wanita sepertimu! Apakah kamu layak mendampingi ayahku?"     

Zhang Meixue menahan He Wenhao yang akan marah dengan berkata, "Aku bisa paham jika nona tidak menyukaiku. Tidak masalah. Kalian, anak dan ayah, jangan saling menyakiti hanya gara-gara aku…"      

"Selain itu, Nona jangan khawatir, aku tidak akan masuk ke Keluarga He. Aku juga tidak berencana melakukan itu, tapi... aku hanya ingin memenuhi permintaan Dongdong. Aku akan pergi beberapa hari kemudian setelah kesehatan Wenhao membaik."     

He Wenhao segera berkata, "Untuk apa kamu pergi? Jangan bicara omong kosong."     

Mendengar itu, He Xinyue merasa bukankah itu trik pura-pura baik yang biasa digunakannya?     

Ia pun semakin kesal, "Dongdong apanya? Dia itu sudah mati, sudah mati sejak lama, memangnya bisa masuk ke dalam mimpi? Kamu tidak malu mengatakan alasan buruk itu?"      

"Ayah, anak itu sudah lama mati, dia tidak mungkin tahu orang-orang yang hidup. Jangan-jangan, dia hanya ingin menipu demi uang?"     

Zhang Meixue menggigit bibirnya untuk mencoba menahan diri, kemudian ia berkata dengan mata yang sendu, "Aku... aku tidak berbohong, aku benar-benar memimpikan Dongdong. Dia bilang… dia sangat kedinginan, dia merindukan ibunya, dia merindukan ayahnya... dia bilang, dia ingin bermain dengan kakaknya."     

"Nona, aku benar-benar tidak ingin apa-apa, aku berani bersumpah." Ia menambahkan.      

Namun He Xinyue tetap mencibir, "Cepatlah pergi dari sini, jangan pernah muncul di hadapan ayahku, barulah aku akan mempercayaimu."     

He Wenhao segera berkata dengan marah, "Cukup, pulanglah, urusanku bukan urusanmu, jangan mempermalukanku di sini!"       


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.