Pamanku Kesalahanku

Kamu Terlalu Berdosa!



Kamu Terlalu Berdosa!

0Lelaki itu segera mengeluarkan senjatanya dan mengarahkannya ke Ji Qing, "Kamu memanggil polisi ya?!"     
0

Menghadapi moncong gelap senjata itu, Ji Qing tidak hanya tidak takut, tetapi juga mendekatinya dan berjalan ke arahnya, "Apakah kamu tahu siapa yang ingin kamu bunuh?"     

Lelaki itu mengarahkan pistolnya di dahi Ji Qing, "Kamu hanya perlu mengambil uang ini dan menyelesaikan tugasmu. Kamu tidak perlu tahu tentang lainnya!"     

Ji Qing dengan sangat marah berkata, "Dia, anak suci yang datang ke dunia atas nama Tuhan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang tersesat dan tenggelam dalam dosa. Dia datang untuk menyelamatkanmu. Bukannya kamu bersyukur, kamu malah ingin membunuhnya. Kamu sungguh berdosa!"     

Lelaki itu mengerutkan kening. Ia hanya berpikir bahwa ucapan orang ini terlalu aneh. Ia tentu dengan heran bertanya, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Apakah otakmu rusak?"     

Apanya yang Anak Suci? Apanya yang utusan Tuhan?     

Lelaki itu menekan ujung pistolnya ke dahi Ji Qing dengan keras, "Jangan main-main denganku, mana kepala anak itu?"     

Ji Qing tidak takut sama sekali. Ia berkata dengan marah, "Kamu masih tidak tahu dosamu? Kamu sungguh tidak bisa diobati!"     

Semakin lelaki itu mendengar ucapannya, semakin dirinya merasa ada yang janggal, "Percaya atau tidak, aku akan membunuhmu sekarang juga. Mana dia? Apakah kamu tidak membunuhnya sama sekali!"     

Ji Qing memelototinya, "Tentu saja aku tidak akan membunuhnya. Aku adalah utusannya yang paling setia. Dia sudah menyelamatkanku, aku akan memberikan segalanya untuknya…"     

Lelaki itu benar-benar tidak menyangka bahwa kejadian ini malah menjadi semakin berantakan. Harusnya, membunuh seorang anak kecil adalah tugas yang mudah.      

Selain itu, ia telah memilih Ji Qing dengan hati-hati.     

Ji Qing telah dikhianati lagi dan lagi. Ia baru saja dibebaskan dari penjara dan tidak punya sandaran untuk hidup. Jadi, seharusnya orang ini memiliki keinginan yang kuat untuk balas dendam pada orang-orang, dan pasti tidak terlalu punya hati nurani.      

Apalagi, ketika membutuhkan simpati dari orang lain, tidak ada satupun yang menawarkan bantuan padanya!     

Namun akhirnya, malah jadi begini, sungguh di luar perkiraan.      

Lelaki itu menggertakkan gigi, "Di mana dia?"     

Ji Qing tidak menjawabnya.      

Lelaki itu meletakkan jarinya di pelatuk pistol, "Kalau tidak menjawab, aku akan menembakmu sekarang juga…."     

Ji Qing masih tidak bicara!     

Niat membunuh di mata lelaki itu sangat menakjubkan. Tepat ketika akan menarik pelatuk pistol, terdengar suara anak kecil yang jernih dan lembut dari gudang!     

"Kehendak Tuhan yang terjadi di bumi seperti di surga. Jangan berpikir bahwa tidak ada seorang pun di atasmu. Jika kamu berpikir demikian, maka Tuhan ditakdirkan untuk menghukummu."     

Latiao perlahan keluar dari balik tumpukan kayu bekas di sana.     

Tubuh kecil itu seolah-olah mengandung kekuatan tidak terbatas. Matanya sejernih permata yang paling mempesona.     

"Jangan berpikir bahwa kamu bisa lolos dari kejahatanmu, Tuhan tidak sabar untuk menghukummu."     

"Jangan terlalu mengandalkan pengampunan Tuhan sehingga kamu terus berbuat dosa."     

Setelah Latiao menyelesaikan kalimat terakhirnya, kebetulan dirinya berdiri di bawah atap yang berlubang, sehingga sinar matahari pagi masuk melalui di lubang itu dan kebetulan jatuh di atas kepala Latiao.     

Saat berdiri di sana, ia seolah-olah tampil dan memiliki aura protagonis yang diberkati cahaya suci di sekujur tubuhnya, membuatnya dirinya yang bersikap serius semakin tampak seperti dewa!     

Latiao mengangkat kepala dan menatap mata dingin lelaki itu!     

Sudut bibirnya terangkat, wajah kecilnya yang halus tampak bersinar di bawah sinar matahari.     

Walau demikian….     

Latiao mengumpat tidak karuan di dalam hati, 'Sial, ternyata benar, ini anjing paling setia He Xinyue!'     

Latiao mengenal lelaki ini. Di kehidupan sebelumnya, lelaki ini mati di tangan Xie Xize.      

Namun di kehidupan ini, biarkan Latiao yang menyeretnya ke neraka duluan!     

Latiao tersenyum, "Nak, aku tahu segalanya tentangmu. Aku bisa memaafkan kesalahanmu, selama kamu tulus bertobat!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.