Pamanku Kesalahanku

Jika Dia Mati, Aku Jadi Milikmu Selamanya



Jika Dia Mati, Aku Jadi Milikmu Selamanya

0Mata Latiao sangat jernih dan ekspresinya tenang.     
0

Fitur wajah anak yang halus dan sempurna, serta kulit yang seputih salju, seolah-olah mengungkapkan kesucian yang samar-samar dan tidak terlukiskan dalam tempat gelap ini!     

Tanpa mengetahui penyebabnya, perasaan semacam ini membuat orang yang mendengarnya secara tidak sadar ingin meyakini perkataan anak kecil ini.      

Terutama dengan yang baru saja dikatakannya. setiap kalimat yang diucapkannya tadi membuat si penculik berwajah garang itu mengingat masa lalunya. Perkataan itu sungguh membuatnya terkejut hingga saat ini tangannya gemetar hampir tidak bisa memegang pisau!     

Ia pun bertanya dengan gemetar, "Ba… Bagaimana kamu tahu?..."     

Latiao meliriknya dengan ringan tanpa menjawab, "Waktunya sudah habis, tetapi kamu masih belum membunuhku!"     

Tentu saja dia tidak akan bilang bahwa dirinya mengetahui itu dengan cara menganalisis pakaian, perilaku, dan karakteristik psikologisnya. Hal semacam ini bisa diketahui secara ilmiah!     

Ya, hal semacam ini bisa diungkapkan hanya dengan menggunakan kecerdasan!     

Latiao selalu percaya diri dalam melakukan penilaian menggunakan kecerdasannya!     

Penculik di samping pun terus mendesak, "Benar, kakak! Cepat, majikan meminta kita untuk merekam video aksi kita…"     

Baru saja selesai bicara, ponselnya tiba-tiba berdering.      

Ia pun panik, "Tuh, kan! Majikan sudah mendesak!"     

Ia segera menerima panggilan itu, "Halo, kami sudah mulai beraksi, hasilnya tidak buruk… tidak buruk. Sebentar lagi anak ini akan mati. Di sini terlalu gelap, tunggu sampai anak itu mati, nanti aku akan mengambil gambarnya!"     

"Tenang… tenang, dia hanya anak kecil, jadi kami bisa mengatasinya. Anda tunggu saja kabar baik dari kami. Kami tidak akan melewatkan waktunya, oke oke…."     

*****     

Majikan yang menelepon para penculik itu, kemudian berkata kepada perempuan yang duduk dalam kegelapan, dengan tubuh bagian atas yang tertutup oleh bayangan.      

"Mereka sudah melakukannya. Anak itu… dalam 10 menit ini, dia pasti akan mati."     

Perempuan itu tertawa terbahak-bahak, "Hahahaha, akhirnya mati juga. Aku tahu, kamu memang yang paling hebat. Kamu juga tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku!"     

"Apakah harus menggunakan cara kejam seperti itu pada seorang anak kecil?"     

Suara perempuan itu melengking tajam, "Anak kecil? Dia itu iblis, iblis yang menghalangi jalanku dan punya rencana untuk menyakitiku. Jadi aku tidak akan memberinya kesempatan untuk melakukannya!"     

"Kamu… tidak bisa terus seperti ini."     

Perempuan itu mengabaikannya, lalu membuka kancing baju, melepaskan bajunya, dan melemparkannya ke lantai. Kemudian ia tersenyum pada lelaki itu, "Jangan lupa... masih ada Mo Yangyang. Bantu aku melenyapkan perempuan itu, barulah aku akan selalu bisa bersamamu!"     

******     

Kembali pada kedua penculik di ruang bawah tanah. Penculik kedua itu tidak berhenti mendesak, "Kak, cepatlah… di telepon tadi majikan bilang ingin anak itu mati dalam waktu 10 menit ini. Jika tidak ada video, bayaran kita akan dikurangi setengah, kita akan kehilangan 2 juta yuan!"     

Penculik garang itu tidak bergerak, matanya terus menatap Latiao.      

Jika dilihat lebih teliti, dapat dilihat bahwa mata lelaki itu sedikit merah!     

Latiao pun tersenyum, "Paman, kamu masih punya masa depan. Bertemu denganku adalah awal baru hidupmu, jangan menyerah!"     

Penculik di samping pun menggertakkan giginya dan mengambil pisau, "Kalau kamu tidak melakukannya, aku saja yang melakukannya. Aku tidak percaya di dunia ini benar-benar ada Tuhan…."     

"Jika memang ada Tuhan, hari ini juga panggil aku untuk bertemu!"     

Ia pun meraih pergelangan tangan tipis Latiao dan mengejek, "Bocah kecil, jika kamu memang punya kemampuan, biarkan aku melihat keajaibanmu."     

Pisau tajamnya memancarkan cahaya yang mengerikan dalam kegelapan. Pisau itu jatuh ke pergelangan tangan kecil Latiao.     

Sedetik berikutnya, dalam ruang bawah tanah yang gelap ini terdengar jelas suara pisau menusuk daging. Hal itu menyebabkan siapapun yang mendengarkannya akan merasakan mati rasa di kulit kepala!     

Tes, tes….     

Darah, setetes demi setetes jatuh membasahi tanah,membentuk noda percikan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.