Pamanku Kesalahanku

Akulah Penyelamatmu



Akulah Penyelamatmu

0Sudah lewat jam 12 malam ketika Mo Yangyang dan Xie Xize kembali ke Jinchuan.     
0

Mo Yangyang sudah menyuruh Lan Dongzhi pulang. Pertama-tama dirinya meyakinkan kakek dan nenek Han dengan memberi tahu bahwa dirinya membawa Latiao ke restoran untuk menghitung uang dan tidak pulang malam ini.      

Namun cara menyembunyikan kabar buruk yang seperti ini, tidak akan bertahan lama.      

Ya, hal yang dibutuhkan adalah cara menemukan Latiao secepat mungkin!     

Setelah Mo Yangyang tenang, ia bertanya kepada Xie Xize, "Latiao sangat cerdas, dia tidak mungkin meninggalkan informasi apapun. Lihat mobilnya, apakah kamu menemukan petunjuk?"     

Mo Yangyang bisa bertanya seperti itu, menunjukkan bahwa suasana hatinya saat ini sudah tenang.      

Xie Xize pun menjawab, "Petunjuk yang dia tinggalkan, harusnya mengarah pada plat nomor!"     

"Berapa plat nomor mobil itu? Cepat selidiki!"     

Xie Xize meyakinkannya, "Aku sudah menyelidikinya dan aku yakin akan segera mendapatkan kabarnya. Jangan khawatir, kita harus percaya padanya. Lagi pula, dia bukan anak biasa!"     

Mo Yangyang mengangguk.      

Benar, dia harus percaya pada Latiao!     

"Bagaimana caramu menebak petunjuk Latiao?"     

Xie Xize memberi tahu, "Kamu pasti tahu anak semacam Latiao. Dia penggila kebersihan, punya gangguan obsesif-kompulsif. Jadi dimanapun dirinya berada, dia akan menjaga area di sekitarnya tetap bersih. Namun di kursi belakang, ada percikan air yang belum kering, juga ada 3 keping uang emas."     

"Rumus kimia air adalah H2O, dan H adalah plat nomor Jinchuan... Jadi bagian depan plat nomornya adalah 'Jin H20'. Sedangkan angka depan di tiga keping uang emas adalah angka di belakang Jin H20 itu. Kantor pemantau jalan tol bisa mengambil gambar mobil itu, jadi kami bisa dengan cepat menemukan mobil dan pengemudinya!"     

******     

Di waktu yang sama, terdengar suara gebrakan. Ada sesuatu yang berat jatuh ke tanah.     

Dalam kegelapan, samar-samar terdengar suara tawa yang 'menakutkan'!     

Setelah beberapa saat, Latiao duduk perlahan. Wajah polos anak itu tersembunyi dalam kegelapan. Namun yang terlihat hanya sepasang mata yang cerah, seperti mercusuar di laut pada malam yang gelap. Sorotan cahaya yang bisa memandu kapal hilang kembali ke jalur yang benar.     

Kemudian terdengar suara anak kecil dengan sangat jelas dan polos, "Lihat! Aku sudah bilang, orang yang ingin membunuhku akan mati tiba-tiba di detik berikutnya, karena... aku adalah Anak Suci, Anak Suci yang telah datang."      

"Kamu tidak menyambutku, lalu malah mau membunuhku, bukankah itu berarti kamu layak mati karena dosa?" Tambah Latiao.     

Suara renyah anak kecil itu terdengar sangat jelas di ruang bawah tanah yang lembab dan gelap ini. Suara itu sangat meyakinkan dengan cara yang tidak dapat dijelaskan.     

Tiap katanya membuat siapapun yang mendengarnya akan merasakan mati rasa di kulit kepala!     

Penculik yang tergeletak di tanah itu, bahkan saat mati pun tidak ingin mengerti bahwa perbuatan kakaknya bisa membuatnya seperti ini!     

Latiao berkata kepada penculik berwajah garang itu, "Aku, dalam nama Tuhan, datang ke dunia untuk menebus jiwa-jiwa yang hilang. Selama kamu mau berubah mulai sekarang, aku akan mengampuni dosa-dosamu dan membimbing jalan hidupmu!"     

Kemudian terdengar suara "Prank!" yakni suara senjata yang jatuh.      

Disusul kemudian bunyi "Bruk!" Si penculik berwajah garang itu berlutut ke tanah, lalu tenggorokannya menekan suara tangisan.      

Sulit dipercaya bahwa pria besar yang tampak garang itu, kini benar-benar bisa menangis seperti anak kecil.      

Semua kata yang diucapkan Latiao menyentuh hatinya. Ia sebenarnya adalah orang baik, namun dunia bersikap sangat kejam padanya.     

Jadi saat adiknya mau membunuh Latiao, ia mengeluarkan pisau lain yang dibawanya lalu menggorok leher adiknya itu dengan rapi!     

Sebuah telapak tangan kecil mendarat di kepalanya.     

"Ketidakadilan dan penghinaan yang kamu alami di masa lalu, semua adalah cobaan bagimu, agar kamu bisa dikirim bertemu denganku."     

"Dan aku, datang untuk membantu menebus dosa!"     

Sedetik berikutnya, di ruang bawah tanah itu bergema suara laki-laki menangis, seolah-olah mengeluarkan puluhan tahun keluhan dan kesedihan diri dalam dirinya!     

Dalam kegelapan, sudut bibir Latiao terangkat, memperlihatkan gigi putih!     

Bodoh. Bukankah ini bodoh?!     

Jika tidak mampu ditaklukkan dengan senjata, juga tidak mampu ditaklukkan dengan kata-kata, maka bukankah hidupnya sia-sia?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.