Pamanku Kesalahanku

Gulingku Tidak Patuh



Gulingku Tidak Patuh

0Ekspresi Xie Fengmian hanya bisa terkejut, melongo!     
0

Latiao berkata dengan wajah tegas, "Paman, jangan sok akrab, kamu belum menjadi ayahku sekarang!"     

Xie Xize bertanya, "Kalau aku bukan ayahmu, untuk apa kamu memanggilku ke sini?"     

Latiao memiringkan kepala dan berkata sambil tersenyum, "Itu karena.. aku sedang berbelas kasihan dan memberimu kesempatan untuk menunjukkan kepantasanmu menjadi ayahku!"     

Xie Fengmian menampar wajah dengan keras. Karena kebetulan menampar di area lukanya, ia langsung meringis kesakitan sendiri....     

Latiao melirik Xie Fengmian sekilas, "Dia keponakanmu?"     

Xie Xize menjawab, "Aku mempertanyakan itu sekarang!"     

Xie Fengmian malah bertanya tidak berdaya, "Paman Kelima, itu… anak kandungmu?"     

Xie Xize berkata dengan dingin, "Sebelumnya aku merasa kecerdasanmu bermasalah, tetapi sekarang, kelihatannya penglihatanmu juga bermasalah!"     

Dilihat sekilas saja, wajah Xie Xize dan Latiao sudah terbukti punya hubungan darah, kan? Jadi apakah masih perlu diragukan?!     

Xie Xize menggendong Latiao, lalu berjalan ke ruang guru!     

Xie Fengmian bagaikan patung pasir di tengah kekacauan. 'Ternyata benar-benar anak kandung.' Pikirnya.     

Ia pun sampai menggigit tangan karena merasa ini seperti mimpi, 'Ya Tuhan!'     

Kepercayaannya telah diserang satu demi satu, lalu sekarang malah dihancurkan!     

Ketika melihat Mo Yangyang tadi, ia merasa sangat terkejut. Lalu sekarang... dirinya malah melihat anaknya!     

Xie Fengmian mengeluarkan ponsel sambil gemetaran. Ia ingin menelepon ke rumah.     

Akan tetapi, dirinya sudah sangat terkejut, sampai-sampai tidak bisa membuka kunci layar ponselnya!     

******     

Saat ini, Xie Xize sudah menghadapi beberapa orang tua dan guru. Ia mulai membuka pembicaraannya, "Saya juga menyesal dengan masalah ini, tetapi saya pikir anak saya tidak bersalah dari awal hingga akhir."     

Jawaban itu membuat orang tua salah seorang dari anak perempuan semakin marah, "Tapi gara-gara anakmu, mereka mulai berkelahi. Lihat wajah putriku, dia ini perempuan lho!"     

Xie Xize bertanya balik, "Apakah anak saya jadi ikut disalahkan karena berwajah tampan?"     

Semua orang terdiam.      

Meskipun Latiao anak yang gendut, tetapi anak gendut ini memang yang paling tampan.      

Xie Xize bicara lagi, "Anak-anak kalian ingin bermain dengan anakku karena dia cukup keren. Dia bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan anak-anak lain. Manusia memiliki gen mengagumi sesuatu yang kuat dalam tubuh mereka. Hal semacam itu sangatlah naluriah dalam diri mereka."     

"Orang-orang hebat selalu menjadi pusat perhatian ke manapun mereka pergi. Saya bangga dengan anak saya!"     

Guru mengangguk lagi dan lagi. Ya, Latiao memang terlalu pintar!     

Beberapa orang tua saling memandang. Mereka ingin membantah, tetapi tidak tahu cara untuk menyampaikannya.     

Asisten datang sambil membawa sebuah amplop dokumen, "Doktor, sudah disetujui!"     

Xie Xize menurunkan Latiao, lalu akhirnya menyerahkan amplop itu pada Latiao.      

Latiao bertanya-tanya, "Apa ini?"     

"Buka dan lihatlah!"     

Latiao membukanya dengan penuh waspada. Ia tercengang ketika melihat kontrak di dalamnya!     

Dia menundukkan kepalanya, sambil mendengar Xie Xize berkata, "Selanjutnya, ini adalah taman kanak-kanak milikmu, kamu bisa sesuka hati memilih siapapun yang boleh bersekolah di sini dan yang tidak suka juga bisa kamu usir!"     

Latiao mengangkat tangannya, "Buat apa? Mau menyuapku?!"     

Xie Xize menatapnya dan pura-pura bilang, "Tidak!"     

Pria ini hanya bilang, "Ini adalah hadiah pertama dalam hidupmu yang kuberikan kepadamu sebagai seorang ayah!"     

Latiao tiba-tiba merasa sangat tidak nyaman tanpa alasan. Rasa pahit seperti melonjak dalam dirinya!     

Ia pun memalingkan wajahnya dari Xie Xize, lalu berkata dengan angkuh, "Singkirkan tanganmu, aku benci itu, rambutku jadi berantakan!"     

Xie Xize terkekeh pelan,lalu mengacak-acak rambutnya lagi yang lembut!     

Xie Fengmian melihat pemandangan itu tidak jauh dari situ. Ia hanya bisa menelan ludah dengan erat.      

'Sial, barusan paman kelima bersikap seperti ayah yang penuh cinta kepada anaknya. Aku tidak salah tebak lagi, kalau mereka bukan anak-ayah dalam satu garis keturunan, mereka tidak mungkin seperti itu!'     

*****     

Di malam hari, Mo Yangyang pulang ke rumah lalu makan malam. Xie Xize belum kembali sampai jam 10 dan hal ini membuat Mo Yangyang sangat gembira. 'Akan lebih bagus kalau dia tidak pulang sekalian' Harapnya dalam hati.     

Pada jam 1 pagi, Mo Yangyang seketika dibangunkan oleh dering ponselnya.      

Dengan linglung, ia mengambil ponsel dan membuka pesan. Seketika, wajahnya langsung merah merona…     

Xie Xize, [Hey, gulingku yang tidak patuh. Masih belum juga ke sini?]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.