Pamanku Kesalahanku

Kalau Marah, Ya Bujuk Saja



Kalau Marah, Ya Bujuk Saja

0Mo Yangyang memegang ponselnya, jantungnya berdetak agak cepat.     
0

Ia sesungguhnya tidak pernah berpikir bahwa dirinya akan punya keberanian untuk mengatakan itu kepada Xie Xize. Ia juga tidak tahu ucapannya itu akan berguna atau tidak.     

Walau demikian, Xie Xize menyuruhnya untuk menunggu.      

Berarti, pasti Xie Xize tidak keberatan!     

Mo Yangyang meletakkan ponsel, lalu berbalik untuk melihat Lan Dongzhi. Pipi Lan Dongzhi sedikit lebih merah dari sebelumnya.     

Mo Yangyang mengulurkan tangan untuk menyentuh dahi Lan Dongzhi. Hah… demam! Saat menyeka wajahnya tadi, suhunya belum sepanas ini.      

Demam itu naik setelah Mo Yangyang menyekanya.      

Mo Yangyang cemas "Dia demam!"     

Latiao pun mengatakan, "Pamam Xie akan datang secepatnya, mama. Jadi hal itu tidak masalah!"     

Mo Yangyang pergi ke kamar mandi untuk membasahi handuknya lagi. Setelah itu dirinya meletakkannya di dahi Lan Dongzhi.      

Kemudian ia bertanya kepada Latiao, "Menurutmu… jika Xie Xize nanti datang, lalu dirinya tahu aku menipunya, akankah dia… sangat marah? Mungkinkah akan…"     

Latiao tampaknya tidak terlalu memperdulikannya, "Bukankah hanya marah? Bujuk saja kalau dia marah."     

Saat ini, ayah murahannya itu seharusnya sangat gembira sampai hampir kepayang.      

Selain itu, ayahnya itu pasti senang karena mamanya berkata sedang merindukannya saat ini.      

Itu bisa menunjukkan bahwa mamanya sudah mulai tahu cara mengandalkan ayahnya. Bagi Xie Xize, ini bisa menjadi lompatan untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi dengan cepat.      

Hubungan di antara dua orang itu, sudah tidak lagi ' maju ataupun mundur'.      

Mo Yangyang kini mulai mencoba melangkah maju.      

"Mama justru takut kalau Mama tidak bisa membujuknya!" Mo Yangyang menggigit bibirnya, hatinya tidak tenang.      

Ia masih takut kepada Xie Xize. Ketakutannya masih mendalam.      

Latiao bersikap seperti orang dewasa kecil, "Lelaki itu, mudah dibujuk. Mama bisa membujuknya seperti biasanya seperti mama pernah membujukku!"     

Ayah murahannya itu, pada dasarnya tidak perlu dibujuk, kan?      

Mamanya tidak perlu mengatakan apa-apa. Hanya dengan tersenyum, semua hal yang buruk bisa diselesaikan olehnya.     

Latiao menghela napas dalam hati. Ibunya masih tidak menyadari beratnya hal yang sedang dilakukannya di depan Tuan Xie!     

Nanti, dirinya pelan-pelan harus mengetahui posisinya sendiri dengan jelas.      

Setelah menunggu setengah jam, Xie Xize pun tiba.      

Ia tidak mengetuk pintu. Dirinya mengirimi Mo Yangyang pesan lewat WeChat.      

Xie Xize mengirim pesan, "Buka pintunya!"     

Mo Yangyang jadi merasa gemetar, "Ah, dia sudah datang!!!"     

Latiao pun memintanya segera membuka pintu, "Cepat buka pintunya!"     

Mo Yangyang menelan ludah, "Aku… Ah, sudahlah. Aku tidak peduli!"     

Latiao mengingatkan, "Mama, ingatlah untuk banyak-banyak tersenyum…"     

Mo Yangyang tidak bisa berkata-kata.      

Mo Yangyang sudah tidak sempat untuk berpikir lebih lama. Dirinya memegang gagang pintu yang dingin, lalu membuka pintu sambil bernapas dalam-dalam.      

Dalam sekejap, udara dingin masuk dari luar pintu.     

Dalam cahaya redup, sosok tinggi membungkuk dan memeluknya.     

Dagunya menempel di bahunya, dengan masih ada uap air di luar tubuhnya. Suhunya sangat dingin, Mo Yangyang menggigil...     

Xie Xize tidak berbicara, tetapi tertawa rendah. Suaranya masuk ke telinga Mo Yangyang, menyebabkan hatinya bergemetar.     

Mo Yangyang sedikit mendorong Xie Xize menjauh, "Jangan... jangan terus-terusan di sini. Di ruang tamu saja, akan tidak baik kalau terlalu lama di sini!"     

Setelah beberapa detik, Xie Xize melepaskannya.     

Mo Yangyang hanya memikirkan Lan Dongzhi. Ia mengumpulkan keberanian untuk mempersilahkannya masuk, "Paman Kelima, kamu ... masuklah…"     

Xie Xize tidak bergerak, "Mataku rabun dekat, aku tidak bisa melihat dengan jelas."     

Mo Yangyang terdiam.      

Lampu di ruang tamu tidak dinyalakan, jadi suasananya memang agak redup.     

Ketika Xie Xize berpikir bahwa Mo Yangyang akan menyalakan lampu, perempuan ini perlahan mengulurkan tangan kecilnya dalam kegelapan.     

Kemudian, ia meraba-raba dan meraih jari kelingking tangan kiri Xie Xize.     

"Paman Kelima, aku… aku akan membantumu…"     

Dalam kegelapan, senyum di wajah Xie Xize memang seterang matahari musim panas, bersinar indah seperti itu!     

"Baiklah kalau begitu, kamu bisa memegangnya erat-erat!"     

******     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.