Pamanku Kesalahanku

Tangan yang Digunakan untuk Menyentuhnya



Tangan yang Digunakan untuk Menyentuhnya

0Sudut bibir Mo Yangyang berkedut, wajahnya tiba-tiba sedikit panas tanpa alasan yang jelas. Ia pun membungkuk menutupi dahi Latiao, "Jangan membicarakan hal yang tidak perlu. Ayo, ayo pergi ke sana!"     
0

He Xinyue yang menunda waktu Fei Nanluo untuk mencegahnya pergi, seketika berbalik untuk melihat ke arah tempat Mo Yangyang baru saja berdiri.     

Dari sudut itu, ia tidak melihat Mo Yangyang dan Tuan Ma lagi.     

He Xinyue dengan ringan mengguncang sampanye di tangannya, sambil wajahnya tersenyum semakin lebar.      

Ia seketika berkata, "Tuan Fei adalah kebanggaan Jinchuan kita. Jika mengadakan konser di kampung halaman kita, Grup Changyue kami akan mencarikan beberapa sponsor yang berminat membiayainya."     

Orang yang ada di samping pun memuji, "Ternyata Nona He. Caranya mengajak memang berbeda. Tuan Fei bagaimana sih! Bukankah seharusnya dia datang ke kampung halaman untuk bersedia mengadakan konser di sini?"     

Mana bisa Fei Nanluo memikirkan masalah konser di saat seperti ini? Saat ini ia sedang mengkhawatirkan Mo Yangyang.     

"Maaf, bukan aku saja yang memutuskan mengadakan konser. Masalah itu, biarkan timku yang bertanggung jawab. Timku yang akan berdiskusi denganmu. Maaf, masih ada sesuatu yang harus kulakukan. Aku pergi dulu...."     

Fei Nanluo bergegas pergi. Kali ini He Xinyue tidak menghentikannya!     

******     

Saat ini, lelaki tua yang dituduh Latiao sedang cemburu, ia sedang pergi ke kamar mandi pria tanpa berjalan terburu-buru ataupun santai.     

Ia mengangkat tangan kirinya. Jari-jemarinya yang ramping itu dengan lembut menyeka bibirnya. Ada sedikit darah merah di ujung jarinya.     

Xie Xize menghisap darah dari jarinya. Di balik lensa kacamatanya, mata kuning kecoklatannya itu tampak menatap tajam!     

Ia begitu terkekang sehingga dirinya tidak tahan untuk menyentuh perempuan kesayangannya itu.     

Hari ini, ia dipermalukan seolah-olah seorang pengemis, jadi mana mungkin dirinya dapat bertahan dalam situasi tersebut?!     

Saat ini di toilet pria, ada suara seseorang yang sedang muntah. Suaranya semakin keras.     

Tuan Ma memasukkan tangannya ke mulutnya, mencoba memuntahkan pil yang tidak sengaja ditelannya.     

"Hoek... hoek..."     

"Ini sudah lebih dari 5 menit, tidak ada gunanya!"     

Wajah Tuan Ma memerah, ia menunjuk Xie Xize sambil berkata tidak jelas, "Kou... waoworkang... pou... wihi..."     

Ya, pria paruh baya ini ingin bilang, "Akan kulaporkan polisi." Sayangnya saat membuka mulutnya, ia menyadari bahwa lidahnya mulai mati rasa sehingga kesulitan melafalkan kata-kata itu!     

Selain itu hal yang menakutkan adalah dirinya sangat jelas merasakan tubuhnya mulai sedikit mati rasa.     

Xie Xize tersenyum, "Percuma!"     

"Kou... Kou...."     

Hidungnya gemetar, napasnya tersengal-sengal.     

Tuan Ma pun memegang lehernya dan tubuhnya mulai melemas. Ia hampir jatuh dan menatap Xie Xize dengan ketakutan.     

Ia membuka mulutnya dan mencoba berteriak, tetapi ternyata dirinya hanya bisa mengeluarkan suara yang sangat serak. Ya, seperti air yang naik ke ujung pipa air, lalu tersumbat dan tidak bisa mengalir!     

"Kawo... kawo..." Hanya terdengar suara yang sangat lemah!     

Xie Xize mendekat dan menggelengkan kepala, "Aku selalu berpikir bahwa orang yang tidak bisa berbicara, apakah benar-benar menginginkan sebuah lidah yang normal?"     

"Hu... huhu...."     

Ekspresi Xie Xize sangat santai, seolah-olah mengobrol santai dengan orang di depannya ini. Kemudian ia bertanya, "Tangan mana yang kamu gunakan untuk menyentuhnya barusan?!"     

Tuan Ma sangat takut, sehingga ia menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggung!     

Xie Xize menebak, "Ah, pasti Dua-duanya ya?!"     

Tuan Ma menggelengkan kepala. 'Tidak, tidak dua-duanya!'     

Xie Xize mengeluarkan sepasang sarung tangan medis dari sakunya dan memakainya tanpa ragu-ragu, "Kenapa tanganmu sembarangan sekali untuk menyentuh sesuatu yang tidak boleh kamu sentuh? Sejujurnya, hal itu membuatku sangat tidak senang!"     

 "Huhu..." Dalam hati Tuan Ma seakan ingin berkata bahwa pria di depannya ini telah mengaku tidak mengenal perempuan itu. Jadi, mengapa harus berurusan dengannya?     

Xie Xize seolah-olah memahami hal yang ingin Tuan Ma ungkapkan, "Kalau aku bilang tidak kenal, ya tidak kenal."     

Xie Xize mengenakan sarung tangan, lalu ia dan Tuan Ma saling memandang, "Aku tidak tahu, apakah lelaki yang marah itu adalah sebuah kesalahan?"     

 "Huhu..." Mana Tuan Ma tahu kalau pria di depannya ini sedang marah?!     

Xie Xize lalu berkata, "Sekarang kamu tahu!"     

Saat Xie Xize mendekat, Tuan Ma terduduk di lantai. Kedua kakinya menggeser lantai supaya tubuhnya bisa mundur!     

Xie Xize menatapnya dari atas, dan berkata dengan lembut, "Tenang saja, ini akan sangat sakit!"     

 ******     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.