Pamanku Kesalahanku

Jadi, Aku Sudah Sia-sia



Jadi, Aku Sudah Sia-sia

0Gigi Mo Yangyang sedikit sakit, tetapi ia melihat bekas benturan gigi di tulang selangka Xie Xize yang terlalu indah itu. Ia pun tiba-tiba merasa tidak tahu bisa selamat keluar dari sini atau tidak hari ini.     
0

Ia menjilat bibirnya yang kering, "Aku bukan orang seperti itu, aku sangat jujur!"     

Xie Xize berbaring di lantai, seperti orang yang lemah lembut dan mudah terguling. Ia mencibir dengan berkata, "Kalau kamu bukan orang yang seperti itu, dari mana Latiao berasal?"     

Mo Yangyang menggaruk kepalanya, "Waktu lima tahun yang lalu, aku hanya sedang buta saja... aku..."     

"Cuih, bukan. Lima tahun yang lalu, aku.. aku... aku salah orang. Aku sedang mabuk, jadi penglihatanku buruk...." Mo Yangyang membenarkan.     

Tatapan mata Xie Xize mendingin, lalu seketika tersenyum seakan mendapat pemikiran baru, "Kalau bukan aku, lalu kamu ingin mencari siapa?"     

Mo Yangyang merasakan hawa dingin di lehernya, lalu menjelaskan dengan cemas, "Tidak…. tidak, bukan itu maksudku... waktu itu.... kejadian itu, itu.... hanya kecelakaan!"     

"Sebenarnya, aku selalu menganggapmu sebagai orang yang generasinya lebih tua dariku, dan aku menganggapmu sebagai pamanku. Aku tidak pernah berpikir untuk tidak menghormatimu, dan aku tidak pernah punya pikiran jahat kepadamu...."     

Xie Xize dengan tenang mendengarkannya bicara.     

"Sudah?"     

Mo Yangyang pun menjawab "Sudah."     

"Anakku sudah lahir, lalu apa gunanya kamu mengatakan itu semua?"     

Mendengar ucapannya itu, Mo Yangyang tak bisa berkata-kata.     

Xie Xize melanjutkan, "Saat kami melakukan penelitian, umumnya tidak peduli seberapa kasar prosesnya, hanya ada satu tujuan. Ya, aku harus mendapatkan hasil akhir! Dalam hal ini, keberadaan Latiao membuktikan bahwa semua ucapan yang kamu katakan itu adalah omong kosong!"     

"Saat aku mabuk, apakah aku bisa menyeret seseorang untuk membuka ruang kamar? Saat aku mabuk, apakah aku bisa membuka pakaian seseorang? Saat aku mabuk, aku tidak akan memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan!"     

Setiap kali Xie Xize mengatakan itu, leher Mo Yangyang menyusut sedikit demi sedikit.     

Lalu dagunya diangkat, sehingga ia harus menghadapi tatapan mata yang keji dan dingin milik Xie Xize.     

"Akui saja, Mo Yangyang, bahwa kamu memang bajingan!"     

Mo Yangyang merasa bahwa ketika Xie Xize mengatakan itu, dirinya merasa sebagai bajingan sungguhan.     

Namun tiba-tiba, hatinya merasa bersalah, lalu tidak berani menatap mata Xie Xize.     

"Ya, aku tahu. Aku memang bersalah pada lima tahun yang lalu."     

"Malam ini juga." Xie Xize mengelak.     

"Tapi tadi malam, aku benar-benar tidak tahu, aku pingsan…"     

Xie Xize melawan, "Apa gunanya menjelaskan begitu banyak? Ayo kita menikah!"     

Melihat bahwa Xie Xize telah sepenuhnya mengendalikan situasi, rekan satu timnya tadi pun muncul untuk menyeretnya mundur.     

Jiang Niancheng seperti biksu yang melantunkan kitab suci di luar, ia mengetuk pintu.     

"Hei, Xie Xize, waktumu sudah cukup. Aku kelelahan di laboratorium, membedah mayat, menganalisis sampel darah, mempelajari virus, dan mengamati pembelahan sel…"      

"Namun lihat, kamu malah mengkhianati kami yang masih jomblo ini dengan kabur dan tidur dengan seorang perempuan cantik. Tidak masalah kalau mau bercinta semalaman, tetapi paginya kamu juga harus datang ke lab. Dasar binatang buas, lepaskan perempuan itu lalu cepatlah keluar...." Tambahnya.     

"Tuan Xie, Tuan Xie, jangan narsis lagi. Aku akan memberimu waktu, kira-kira 10 menit, perhatikan!"     

"Tuan Xie... cepat..."     

Xie Xize terdiam.     

Di sisi lain, Mo Yangyang sedang memahami situasi ini, "Paman Kelima, masalah itu, kurasa kita harus benar-benar mendiskusikannya dengan hati-hati."     

"Bukankah kita sedang mendiskusikannya sekarang?" Xie Xize.     

Mo Yangyang menggigit bibir, "Tidak, menurutku, tidak bisa diputuskan sembarangan. Kita semua harus memikirkannya dengan tenang. Selain itu, kurasa itu benar-benar tidak memerlukan itu dulu!"     

Xie Xize tersenyum dingin, "Jadi, aku sudah sia-sia untuk menidurimu."     

******     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.