Pamanku Kesalahanku

Aku Sungguh Tidak Melakukannya



Aku Sungguh Tidak Melakukannya

0Reaksi bawah sadar Mo Yangyang adalah menutup hidungnya terlebih dahulu. Pagi-pagi sekali, ia sudah melihat pemandangan seperti ini. Wah, pemandangan seperti ini tentu akan membuatnya hilang akal. Dewa saja pasti juga tidak tahan melihatnya.     
0

Mo Yangyang sangat takut pada Xie Xize, benar-benar takut.     

Namun dengan menghadapi keindahannya, Mo Yangyang merasa bahwa dirinya masih punya penilaian estetika yang normal.     

Wajah itu, tubuh itu, tidak heran jika banyak gadis yang berteriak padanya seakan ingin melahirkan anak darinya.     

Oh tidak, Mo Yangyang sendiri sudah melahirkan anaknya.     

Memikirkan ini, Mo Yangyang mencengkram piyamanya sendiri. Melihat Xie Xize mendekat selangkah demi selangkah, ia ingin sekali melompat ke bawah.     

Mo Yangyang mengulurkan tangan dan melambaikannya, "Paman Kelima, selamat pagi!"     

Anehnya, wajah Xie Xize tidak berekspresi apapun, "Apakah kamu ingin kabur setelah tidur, seperti lima tahun yang lalu? Mo Yangyang, sebagai manusia, kamu tidak boleh tidak punya prinsip!"     

Mo Yangyang hampir jatuh ke lantai.     

Mendengar kata-kata itu, wajahnya langsung semerah api.     

Mo Yangyang melambaikan tangan dengan cepat, "Aku... aku tidak ingat apa-apa tadi malam. Aku... aku bingung, apa lagi yang bisa aku lakukan?"     

Xie Xize pun terkekeh, "Saat mabuk saja, kamu bisa melakukannya. Apalagi saat tidak mabuk?"     

Mo Yangyang tercengang.     

Ucapan itu sangat masuk di akal, membuat Mo Yangyang tiba-tiba tidak bisa menyangkal!     

Xie Xize mendekat, Mo Yangyang merasakan uap air dari tubuh Xie Xize. Kemudian ia melihat... bibir bawahnya sedikit bengkak dan ada luka kecil.     

Hati Mo Yangyang menegang. Sial, jangan-jangan ia benar-benar melakukan sesuatu tadi malam?     

Anehnya, ia benar-benar tidak ingat!     

Satu-satunya hal yang bisa diingatnya sekarang adalah mimpi buruk sepanjang tadi malam.     

Menikah atau jadi spesimen…. Dua pilihan itu sama-sama mengarahkan dirinya ke depan pintu kematiannya!     

"Paman Kelima, kenapa... aku bisa di sini?"     

Xie Xize malah balik tanya, "Menurutmu?"     

Xie Xize melangkah agak mendekat, membuat Mo Yangyang tidak bisa bernapas akibat rasa penindasan yang kuat dari sikap lelaki itu.     

Mo Yangyang menundukkan kepala. Ia ingin segera pergi dari sini, "Aku... aku harus pulang untuk melihat Latiao. Dia bisa menangis kalau pagi-pagi tidak melihatku, aku pergi dulu...."     

Mo Yangyang mengulurkan tangan untuk mendorong Xie Xize. Ia tidak menyangka kali ini dirinya bisa mendorong dengan sangat baik sehingga lelaki itu benar-benar jatuh.     

Xie Xize tidak hanya jatuh, tetapi juga menarik tubuh Mo Yangyang.     

"A…" Jerit Mo Yangyang. Ia menekan Xie Xize dengan kuat di detik berikutnya.     

Giginya tidak sengaja membentur tulang selangka Xie Xize secara tidak sengaja. Rasa sakitnya sampai membuat Mo Yangyang ingin menangis     

Ia pun menutup mulutnya dan ingin bangun, tetapi tubuhnya tetap ditarik oleh Xie Xize.     

Xie Xize terkekeh, "Lihatlah, tubuhmu selalu lebih jujur ​​daripada mulutmu. Akui saja, kamu baru saja melakukannya."     

"Aku tidak...."     

Sebelum selesai berbicara, pintu kamar pun terbanting terbuka. Ada seseorang yang bergegas masuk.     

"Tuan Xie, Tuan Xie, datanya sudah keluar. Penyakit di tubuh orang yang meninggal kemarin..."     

Orang itu bernama Jiang Niancheng, ia bergegas masuk dan melihat adegan di depannya. Dalam sekejap, ia pikir dirinya sedang berhalusinasi akibat terlalu lama berada di laboratorium.     

"Sial.... apakah... aku salah masuk tempat?"     

Xie Xize menekan wajah Mo Yangyang ke dadanya, "Pagi-pagi sudah mengganggu kegiatan orang lain, tidak takut disambar petir?"     

Jiang Niancheng menjawab, "Aku..."     

"Tolong pergilah dan tutup pintunya, kami mau melanjutkan!"     

Jiang Niancheng menunjuk Xie Xize, "Kamu... memperlakukanku.... seperti hewan ternak…"     

Setelah pintu dibanting, Xie Xize mengangkat wajahnya memandang Mo Yangyang.     

"Lanjut. Kamu sudah melakukannya, tetapi kamu tidak ingin memperhitungkannya? Bukankah sudah terlambat?"     

"Bu... Bukan... aku...."     

Mo Yangyang hampir menangis dan melambaikan tangannya lagi dan lagi, "Aku bersumpah... aku benar-benar tidak melakukannya. Aku tidak pernah berpikir untuk melakukan tindakan yang tidak bermoral seperti di dalam pikiranmu...."     

Xie Xize pun mengangkat tangan untuk menyentuh luka di bibirnya, "Aku tidak tahu kamu punya pikiran seperti itu atau tidak. Hanya saja, kamu sudah melakukan hal yang seperti ini."     

 *******     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.