Pamanku Kesalahanku

Setelah Lama Tidak Bertemu



Setelah Lama Tidak Bertemu

Ketika Fei Nanluo baru pulang ke negeri ini, ia melihat orang-orang Xie Xize telah membawa Mo Yangyang pergi.     

Fei Nanluo pun menggertakkan giginya, "Doktor Xie, kamu tidak boleh serakah ya?" Tahi lalat di sudut mata Fei Nanluo pun sampai terlihat agak tajam.     

Xie Xize tersenyum, "Serakah? Apakah mengambil ibu dari anakku disebut serakah?"     

Fei Nanluo terdiam.     

Xie Xize, "Ini namanya lama tak berjumpa dan dipersatukan lagi setelah berpisah!"     

******     

Di sisi lain, setelah Mo Yangyang melarikan diri dari situasi yang mengerikan tadi, ia langsung pergi ke restorannya.     

Di jalan, Mo Yangyang bertanya pada Latiao.     

"Sayang, kalau ayahmu belum mati, apa yang akan kamu lakukan?"     

"Ya, berarti itu tidak mati!"     

"Akankah kamu... ingin pergi dengannya?"     

"Apakah masakannya selezat Ibu?"     

"Tentu saja tidak."     

"Apakah dia lebih punya uang darimu?"     

"Um... mungkin aku lebih miskin darinya."     

"Apakah dia lebih cerdas darimu?"     

"Pertama-tama, ibu tidak bodoh, ibu hanya orang biasa."     

"Jadi, apakah aku harus pergi dengan seorang lelaki yang tidak tahu cara memasak, yang tidak membutuhkanku untuk membantunya cari uang, dan tidak membutuhkanku untuk merawatnya?"     

Sudut bibir Mo Yangyang terangkat sedikit demi sedikit, lalu wajahnya tampak tersenyum seperti bunga matahari yang mekar di angin pagi musim gugur. Sangat cemerlang dan bersinar.     

Mo Yangyang tidak menganggap Latiao sebagai anak biasa. Ia tahu, Latiao pasti sudah tahu hubungan anak-ayah antara Xie Xize dan dirinya.     

Hanya saja Latiao tidak pernah bertanya pada Mo Yangyang. Ya, anak ini selalu sangat memperhatikan Mo Yangyang.     

Latiao yang ada di belakang, menepuk-nepuk pinggang Mo Yangyang, "Ma, jangan terlalu takut pada Paman Xie itu, dia tidak akan memukulmu."     

Mo Yangyang pun menjawab, "Hei, itu karena kamu tidak mengenalnya. Sebenarnya, dia itu... lupakan saja... jangan bahas dia. Kalau bahas dia, punggungku bisa kedinginan…"     

Berbelok ke jalan kecil, Mo Yangyang melihat dari kejauhan, tepatnya hanya 30 meter dari restoran mereka. Di sana tampak banyak orang dan mobil polisi yang bergerombol.      

Mo Yangyang bertanya-tanya, jangan-jangan terjadi sesuatu lagi?     

Nenek Wang, yang menjual stik adonan goreng di pintu masuk jalan, menghentikan Mo Yangyang, "Yangyang, jangan buka restoran hari ini. Pulanglah, ada orang mati."     

Mo Yangyang terkejut, "Orang mati? Siapa yang mati?..."     

"Itu hanya orang gila yang biasa berkeliaran di jalanan ini sepanjang hari. Hei, dia juga orang miskin, setengah dari tubuhnya masuk ke tempat sampah, dan dia mungkin mati seperti itu ketika dirinya sedang makan…"     

Mo Yangyang tidak mendengar jelas kata-kata Nenek Wang selanjutnya. Di pikirannya terbesit wajah orang gila yang selalu kotor dan matanya yang selalu cerah...     

Latiao terkejut. Karena dalam ingatannya, tepatnya diwaktu sebelumnya, orang gila itu masih hidup bahkan ketika dirinya meninggalkan Jinchuan.     

Astaga… hari ini, sungguh hari yang kacau.     

Mo Yangyang berjalan ke restoran dan melihat Xiao Chu telah tiba. Pemuda itu berdiri linglung di depan restoran.     

Di sekitar tempat sampah yang dikelilingi orang-orang, tampak beberapa anggota polisi sedang menyelidiki tempat kejadian dan mengambil gambar. Dokter forensik juga fokus memeriksa mayat orang gila itu. Mo Yangyang bergerak menerobos orang-orang, lalu melihat kaki kaku pada orang gila itu yang sudah diangkut di atas tandu.     

 Mo Yangyang berbalik badan dan menarik Latiao ke dalam pelukannya, "Tidak apa-apa, jangan dilihat, jangan takut, ada mama…"     

Latiao mengangkat tangannya yang gemetar dan menepuk punggung Mo Yangyang, "Ma, aku tidak takut. Jangan gemetar saat mama memelukku?"     

Tiba-tiba bahu Mo Yangyang dipegang oleh tangan yang kuat, lalu ia mendengar suara Xie Xize, "Masuklah dulu ke restoran."     

Mo Yangyang seketika merasa tenang, lalu dengan cepat mengeluarkan kunci dari tasnya untuk membuka restoran.     

Latiao mengangkat kepala dan memelototi Xie Xize, "Apakah kamu tidak melihat mamaku sedang ketakutan? Kamu malah tidak menenangkannya. Apa gunanya keberadaanmu di sini?"     

Xie Xize mengangkat tubuh Latiao, "Kalau aku tidak berguna, maka kenapa kamu malah juga datang ke sini?"     

******     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.