Pamanku Kesalahanku

Mana Mungkin Melepaskannya?!



Mana Mungkin Melepaskannya?!

0Latiao mengulurkan lidah kecil pada Xie Xize. Ia tampak sangat lucu sehingga orang tidak sabar untuk memberinya pukulan terbaik.     
0

Namun, Xie Xize tiba-tiba merasa bahwa anak itu menciptakan perasaan merepotkan yang epik untuk dirinya sendiri.      

Selain itu, tampaknya juga tidak menunjukkan solusi untuk bisa menyelesaikannya!     

Di sepanjang jalan yang sedikit kumuh ini, angin musim gugur yang sejuk meniup rambut hitam Mo Yangyang. Gadis itu menghadap ke langit, pipinya memerah karena telah lama mencari anaknya ini. Kedua matanya juga masih cerah dan mempesona.     

Mo Yangyang pada saat ini bagaikan mawar yang terbakar dalam nyala api, dengan kecerahan dan keindahan yang memikat, serta kecantikannya mampu menggetarkan hati.     

Sungguh, perempuan ini tampak lembut, cantik, namun keras kepala....     

Xie Xize memandang tatapan Mo Yangyang. Semakin dalam, semakin dalam, dan semakin panas.     

Ini adalah tahun ke-15 Xie Xize mengenal Mo Yangyang, namun ia belum pernah memandangnya sampai tertarik seperti ini.     

Di masa lalu, Mo Yangyang selalu tidak berani menatapnya. Mo Yangyang selalu menyembunyikan keinginannya itu dengan sikap serius.     

Sekarang sisi yang berbeda tiba-tiba mekar, membuat Xie Xize merasakan jantungnya berdetak dan darahnya mampu mengalir lebih bersemangat dari sebelumnya.     

 Bagaimana mungkin ia bisa melepaskan Mo Yangyang yang seperti ini?!     

Xie Xize menundukkan matanya dan tersenyum, "Baiklah!"     

Tidak tahu sebabnya, Mo Yangyang tanpa sadar menggendong Latiao dan lanjut mundur selangkah. Ia merasa bahwa Xie Xize berbeda dari biasanya, seperti iblis yang mampu menerobos tembok yang telah diciptakannya.     

Sesungguhnya, ia sudah merasa biasa bila melihat Xie Xize untuk tidak tersenyum. Lagi pula, senyuman pria ini justru bisa membawa petaka.     

Mo Yangyang baru saja marah padanya, dan dia jadi lupa sifat dari orang ini.     

Ketika ia mengangkat matanya lagi, mata Xie Xize sudah menunjukkan kelembutan yang tanpa batas. Senyum di bibirnya itu seperti kolam mata air yang jernih dan menawan. Semua pemandangan indah ini tidak ada yang dapat menyainginya.     

Xie Xize pun mendekat selangkah demi langkah, lalu berkata, "Aku tidak akan muncul di depan Latiao."     

Latiao menganga lebar....     

Apakah semudah itu Xie Xize setuju?     

Sedetik berikutnya, Latiao mendengar suara bagus Xie Xize keluar lagi, "Aku hanya akan muncul di depanmu."     

Latiao menggigit jari....     

Oh Mama…. Ayah murahan ini, sungguh curang!     

Latiao tidak pernah menyangka bahwa ayahnya yang murahan ini masih punya waktu untuk menggoda ibunya!     

Bila melihat kejadian-kejadian sebelumnya, Latiao dan Xie Xize selalu menjauh dan tampak selalu bermusuhan. Keduanya hampir tidak punya hal untuk dibicarakan.     

Satu-satunya topik yang mereka miliki masing-masing mungkin adalah-balas dendam.     

Selain itu, Latiao belum pernah melihat Xie Xize tersenyum seperti ini.     

Juga tidak pernah melihatnya menunjukkan ekspresi menggoda, fuh fuh fuh...     

Benar, jangan menilai orang dari penampilan saja!     

Saat sedang tidak menggoda orang saja, Xie Xize sudah bisa membuat orang terpesona sampai mati.     

Godaan ini, sungguh... siapapun tidak bisa menahannya.     

Latiao melirik ibunya dan merasa bahwa kedua tangan ibunya itu gemetar.     

Latiao diam-diam berpikir bahwa ibunya benar-benar luar biasa, dengan godaan ini... ibunya terlihat tidak bingung, sikapnya sungguh hebat....     

Mo Yangyang pun memperhatikan Xie Xize yang mendekat selangkah demi selangkah. Ia pun juga buru-buru mundur, "Kamu... jangan mendekat...."     

"Ku... Ku peringatkan kamu! Kalau kamu semakin mendekat, aku akan...aku akan...akan…"     

Kata-kata Mo Yangyang menjadi semakin tergagap. Andai dirinya adalah orang lain yang memandang Xie Xize, orang itu mungkin merasa bahwa lelaki itu sangat anggun dan elegan. Namun yang dilihat Mo Yangyang ini adalah sosok pria yang berhati dingin, paranoid, dan kejam.     

Xie Xize pun tidak berhenti. Ia masih melangkah sambil menekan ucapan, "Akan apa?"     

"Aku akan.... ah...."     

Mo Yangyang menjerit. Ia tersandung bagian lantai yang menonjol, lalu tidak dapat mengontrol keseimbangannya. Alhasil, ia jatuh ke belakang.     

Melihat itu, juga menyadari bahwa di belakang Mo Yangyang ada sebongkah batu yang bisa membuat kepalanya terbentur, Latiao dengan cemas berteriak, "Mama...."     

Untungnya, rasa sakit yang sempat dibayangkannya itu tidak datang seperti yang diduganya. Ternyata, Mo Yangyang telah ditangkap oleh sepasang tangan yang kuat.     

Sebuah suara rendah pun terdengar tepat di atas kepalanya, "Sudah kubilang, biar kugendong saja."     

 ******     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.