Pamanku Kesalahanku

Dia Gendut, Aku Saja Yang Menggendongnya



Dia Gendut, Aku Saja Yang Menggendongnya

0Selesai membaca selembar kertas itu, seketika Xie Xize bingung untuk menanggapinya, bahkan sulit untuk mengekspresikan cara yang dilakukan anak kecil itu.     
0

Ia pun melipat selembar kertas itu dan memasukkannya ke dalam saku sambil terkekeh pelan, "Anak badung."     

Tidak peduli apapun, namun Latiao sudah melakukan ini. Setidaknya, hal ini berarti bahwa... Latiao sudah mulai mau menerimanya di dalam hatinya!     

Akan tetapi, sesungguhnya rencana ini sama saja seperti menggali lubang untuk dirinya sendiri.     

Ia pun berbalik dan ingin pergi, tetapi botak bersaudara itu buru-buru berkata, "Tuan, tunggu sebentar…"     

Ia berhenti dan mulai melirik ke arah mereka berdua.     

Sayangnya, tatapan Xie Xize ini membuat dua orang botak itu bergidik pada saat yang sama. Padahal jelas-jelas penampilan botak bersaudara itulah yang terlihat lebih menakutkan.     

Namun kali ini, botak bersaudara itu malah terlihat seperti siswa SMP laki-laki yang diam-diam merokok lalu tertangkap oleh guru kelasnya. Perasaan gugup yang dirasakan keduanya sampai meremas ujung bajunya.     

Adik botak langsung memukul kakaknya dan kakaknya malah menendang adiknya. Keduanya ini ingin saling menyuruh untuk angkat bicara.     

Akhirnya, tatapan mata Xie Xize semakin dingin.     

Tubuh kakak botak menegang, lalu dengan gemetar mengeluarkan sesuatu dari sakunya, "Ehem, ini... tagihannya, lihatlah…"     

Xie Xize tidak menjawab. Matanya mengamati tagihan dengan tatapan mata yang dingin.     

Kakak botak itu menelan ludah dan berkata dengan gugup, "Itu... itu total... total yang kami belanjakan untuk anak Anda. Anda hanya mengganti uang sewa mobil saja juga tidak masalah, yang lainnya... tidak perlu diganti...."     

Suara kakak botak semakin kecil.     

Xie Xize mengangkat alisnya dan sudut bibirnya sedikit terangkat.     

Melihat Xie Xize tidak kunjung bicara, kakak botak pun makin gemetar dan mengambil kembali tagihannya. Ia pun lanjut berbisik, "Kalau begitu... bagaimana kalau, ini... lupakan saja, tak perlu diganti,... Anda bisa langsung pergi dan hati-hati di jalan..."     

Pada saat ini, ia ingin orang besar ini segera pergi.     

Xie xize melirik asistennya.     

Si asisten segera datang.     

"Kalian berdua, silakan bicara denganku."     

Kemudian asisten mengeluarkan cek dan menyerahkannya kepada mereka berdua sambil bertanya, "Kalian lihat, apakah ini cukup?"     

Mereka berdua mencondongkan tubuh dengan cemas untuk melihat cek itu. Lalu dalam sekejap menggosok mata mereka dengan ketakutan. Sungguh, saat ini mereka menghitung jumlah angka 0 di belakang angka 1 tersebut. Kalau ini bukan mimpi, seharusnya ada lima angka 0 di sana..     

Awalnya, keduanya gemetar karena ketakutan. Namun sekarang, mereka gemetar karena kegembiraan.     

"Cukup…. cukup... malah terlalu banyak, benar-benar terlalu banyak. Kami... hanya, hanya minta 20.000 yuan saja…"     

Meskipun mereka tidak terlalu pintar, tetapi mereka masih sangat jujur. Mereka awalnya ingin balik modal, tetapi mereka tidak menyangka bahwa mereka malah dapat 100.000 yuan sekaligus. Jumlah uang itu benar-benar di luar dugaan, bahkan tidak pernah mereka impikan.     

Asisten pun menjawab dengan ramah, "Ya, terima kasih telah merawat tuan muda kami dengan baik hari ini."     

"Tidak... tidak... kami sebenarnya tidak melakukan apa-apa."     

"Baiklah, kami pamit dulu."     

 ******     

Xie Xize keluar dari warnet untuk mengejar, tetapi ia tidak melihat Mo Yangyang dan Latiao. Kemudian dirinya bertanya kepada pengawal, "Mana dia?"     

Pengawal menjawab, "Dia... pergi sambil menggendong anaknya."     

Kemudian, mereka merasakan tatapan menakutkan dari bosnya ini.     

Xie Xize pun langsung mengendarai mobil untuk mengejarnya. Dengan cepat dirinya mampu mengejar Mo Yangyang dan Latiao.     

Namun, Mo Yangyang bahkan tidak meliriknya. Ia menggendong Latiao dengan susah payah, berjalan dengan langkah yang tegas, tanpa menatap mata Xie Xize sedikitpun.     

Xie Xize tidak punya pilihan selain keluar dari mobil dan melangkah cepat untuk mengejarnya, "Dia terlalu gendut, biar aku saja yang menggendongnya."     

Ekspresi Latiao langsung kecewa.︴     

Xie Xize seolah-olah melihat tiga kata dari wajah Latiao, 'Tamat riwayatmu!'     

Mo Yangyang berjalan menghindari Xie Xize, juga tidak mengatakan apapun. Bibirnya tertutup rapat, dahinya juga sudah berkeringat.     

Latiao yang meringkuk di bahu Mo Yangyang bertanya, "Ma... kalau nanti mama memberiku ayah tiri, apakah mama tidak akan menginginkan Latiao?"     

Mo Yangyang menjawab, "Itu tidak akan terjadi."     

Latiao merespon dengan lembut, "Ma, Paman Xie itu... kurasa dia benar-benar ingin menjadi ayah tiriku. Waktu itu, dia diam-diam memintaku untuk memanggilnya ayah."     

Mendengar ucapan anak itu, Xie Xize langsung tercengang....     

Mo Yangyang tiba-tiba berbalik badan dan berkata dengan marah, "Tuan Xie, kuharap kamu tidak muncul di depan anakku lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.