Pamanku Kesalahanku

Kita Dijebak?



Kita Dijebak?

0Dua orang botak itu saling memandang, lalu berbalik badan membelakangi Latiao di saat yang bersamaan. Dua kepala berbentuk telur asin itu kemudian bersatu.     
0

"Kak, entah kenapa aku merasa kita sedang dijebak."     

"Aku juga merasa begitu."     

"Bukan, maksudku, bagaimana kakak bisa mengambil pekerjaan ini? Bukankah karena pekerjaan ini sangat mudah dan bisa sekaligus menghasilkan banyak uang? Namun sekarang, kita belum melihat uangnya dan hanya melihat sisa saldo kita!"     

"Maksudku, kita bisa mendapatkan uang hanya dengan pekerjaan mudah ini. Hanya saja aku tidak menyangka, orang yang meminta kita bekerja hanya seorang bocah ingusan ini."     

"Bagaimana ini? Kita sudah menghabiskan banyak uang, apa yang harus kita lakukan dengan anak ini? Kalau ada seseorang menuduh kita menculik anak itu, bagaimana kalau kita ditangkap?"     

Latiao menatap garis-garis merah dan hijau yang bergelombang di layar, kemudian mengulurkan tangannya untuk mengambil minuman soda di sebelahnya. Ia membuka tutup minuman itu dan menyesapnya. Akan tetapi, ia menemukan bahwa minuman itu sudah habis.     

Ia menepuk-nepuk meja dengan tangan kecilnya, "Dua paman botak ini... kalian pikir dengan membelakangiku, aku tidak bisa dengar ucapan kalian? Kalian punya kelebihan berkepala besar, tetapi apakah kalian tidak punya kecerdasan?"     

Dua paman botak itu tercengang sejenak, lalu berbalik badan.     

Salah satu orang botak yang posisinya sebagai adik langsung menggertakkan giginya, "Kak, apakah dia mengejek kita bodoh?"     

"Ya, ibuku lebih pintar dari kalian." Latiao mengangkat kepala dan tersenyum manis pada mereka. Kulit wajah anak itu putih sedikit kemerah-merahan. Dengan rambut lembut di dahinya. Latiao pun berkata dengan lembut, "Paman, minuman sodaku sudah habis. Ambilkan satu botol lagi...."     

 Adik botak itu segera menjawab, "Oh, baiklah! Aku akan mengambilkannya untukmu. Apakah kamu mau keripik kentang?...."     

Latiao mengangguk, "Oke, ada stik pedas? Kalau ada, aku mau satu bungkus."     

Si kakak botak menyambar adiknya untuk menghentikan langkahnya, "Tidak, kenapa kami harus menurutimu? Mana uangnya? Cepat berikan uangnya… Sampai sekarang kami belum diberi uang sepeser pun, di sini kami juga harus makan dan minum."     

Adik botak itu bereaksi, "Ya, benar. Tidak ada makanan, beri kami uang...."     

Dua bersaudara itu menjalankan bisnis warnet ini. Mereka tidak mengelolanya dengan baik sehingga warnet ini tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya. Sekarang, pada dasarnya warnet ini tidak ada pelanggan dan mereka tidak bisa hidup lagi.     

Kemudian, keduanya secara tidak sengaja menemukan sebuah postingan berisi lowongan pekerjaan di Internet. Di postingan itu tertulis mencari orang untuk berakting, persyaratan aktornya adalah bertubuh besar dan kuat seperti seorang pengawal. Setelah melakukan pekerjaan itu nanti, akan diberi uang 20.000 yuan.     

Ketika keduanya melihat postingan itu, mereka merasa pekerjaan itu benar-benar ditakdirkan untuk mereka. Apalagi, penampilan mereka sungguh seperti pengawal.     

Jadi mereka menghubungi kontak di poster itu. Mereka diminta untuk mempersiapkan pakaian, menyewa mobil yang bagus, dan menunggu di gerbang TK Mentari Kecil pada waktu yang ditentukan.     

Setelah melaksanakan itu... mereka pun mengetahui bahwa pekerjaan itu berasal dari anak kecil di depan mereka ini.     

Mereka berdua juga putus asa. Mereka telah menghabiskan banyak uang untuk pakaian dan menyewa mobil. Namun nyatanya, anak kecil ini memiliki tuntutan yang tinggi.     

Setelah tiba, semua makanan dan minuman sudah disiapkan.     

Meskipun mereka berdua tampak garang di permukaan dan mereka tampaknya bukan orang baik, tetapi mereka hampir menangis di dalam hati menjalani pekerjaan ini.     

Latiao mengangkat bahu dan menunjukkan telapak tangan kecilnya, "Tidak ada uang. Aku masih kecil. Jadi, apakah aku memiliki uang? Benda berharga yang kumiliki adalah diriku sendiri, bagaimana kalau... kalian menjualku? Kurasa aku cukup berharga."     

Kakak botak itu menggertakkan giginya dengan marah, "Hei anak kecil, kuperingatkan padamu. Kalau kamu tidak membayar kami, kami akan melaporkanmu ke polisi."     

Latiao mengedipkan mata, "Sayangnya aku ini anak kecil. Kalau aku datang ke polisi, aku juga tidak punya uang. Paman harus jujur, dapat dipercaya, dan adil ketika berbisnis. Jangan khawatir, aku tidak akan menggunakan usia mudaku untuk menggertak orang yang lebih tua seperti kalian!"     

Botak bersaudara itu tak bisa berkata apa-apa.     

"Nak, kenapa kamu meminta kami melakukan ini?"     

Latiao menghela napas, "Aku, huh... bisakah kamu mengerti perasaan seorang anak lelaki dewasa yang siap menghancurkan hati demi kebahagiaan ibunya seumur hidup?"     

Kedua pria ini langsung tertegun mendengar ucapannya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.