Pamanku Kesalahanku

Kamu Tidak Melahirkannya



Kamu Tidak Melahirkannya

1Xie Xize pun mengajak Mo Yangyang.     
1

Setelah masuk ke dalam mobil, Mo Yangyang bertanya, "Apakah kamu tahu di mana harus mencarinya?"     

Xie Xize menjawab, "Kita pergi ke taman kanak-kanak dulu."     

Ia tidak segera menyalakan mobil, melainkan mendekati Mo Yangyang yang ada di samping.     

Xie Xize tiba-tiba mendekat, hingga kedua wajah mereka berdua begitu dekat. Mo Yangyang merasakan hembusan napas lelaki itu di wajahnya, membuatnya takut dan dengan tergesa-gesa bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan?"     

Xie Xize mengulurkan tangan tanpa ekspresi. Saat Mo Yangyang mengira bahwa Xie Xize mau menamparnya, Xie Xize meraih sabuk pengaman dan menyabukannya ke tubuh Mo Yangyang.     

Mo Yangyang tentu tertegun dan mobil pun mulai berjalan.     

Di sepanjang perjalanan, mereka berdua tidak bicara sama sekali.     

Suasana di mobil itu sunyi dan terasa canggung.     

Di saat seperti ini, Mo Yangyang bisa menenangkan emosinya dari perasaan panik karena kehilangan Latiao. Anehnya, ketenangan itu malah memunculkan sedikit ketakutan di hatinya. Ia menelan ludah di tenggorokan ketika mengingat hal yang telah dilakukannya kepada Xie Xize di kamarnya tadi.     

Namun ketakutan yang samar-samar ini dengan cepat dipenuhi oleh suasana hati yang mengkhawatirkan Latiao.     

Mo Yangyang mengepalkan tangannya erat-erat, hingga menekan kukunya ke dalam kulit.     

Ya, ia terus menghibur diri sendiri, 'Tenang saja, Latiao pasti akan ditemukan, pasti…'     

Ketika mereka tiba di taman kanak-kanak, Xie Xize langsung meminta pihak taman kanak-kanak melihat rekaman kamera pengawasan di pintu masuk taman kanak-kanak.     

Memang ada sebuah mobil hitam yang berhenti di pintu pada pukul 5:20 sore. Tiga pria berbaju hitam turun dari mobil itu. Orang-orang itu benar-benar berpakaian seperti pengawal Xie Xize.     

Walau demikian, mereka sungguh bukan pengawal Xie Xize.     

Latiao berdiri di depan mereka dan berbicara dengan mereka selama sekitar satu menit. Kemudian, anak itu tampak melambaikan tangannya untuk meminta maaf kepada guru dan masuk ke mobil.     

Xie Xize menonton ulang video itu beberapa kali, untuk melepaskan kekhawatiran di hatinya.     

Latiao mengambil inisiatif untuk mengikuti mereka, dan anaknya itu pasti mengenal orang-orang itu.     

 Xie Xize mengajukan beberapa pertanyaan lagi kepada guru itu dan menyimpulkan penyelidikan ini.     

Setelah itu, ia berkata kepada pengawal yang tadi ditugaskannya untuk menyelidiki taman kanak-kanak ini, "Hubungi departemen lalu lintas untuk membantu mengetahui identitas mobil ini, juga supaya polisi bisa memeriksa ketiga orang ini…"     

Pengawal itu mengangguk, "Siap!"     

 Mo Yangyang dengan gugup bertanya, "Bagaimana? Apakah kamu menemukannya?"     

Xie Xize memberitahukannya, "Dia baik-baik saja."     

 "Apa kamu bilang?"     

Xie Xize mengulang, "Dia baik-baik saja, kamu tidak perlu terlalu khawatir. Mobil yang membawanya bukan mobil penjahat yang plat nomornya dipalsukan. Mobil itu juga tidak menyembunyikan jejak. Jadi, kita akan segera menemukannya…"     

Xie Xize awalnya berpikir bahwa penjelasan ini seharusnya bisa menjelaskan hampir keseluruhan kejadian yang terjadi.     

Namun tanpa diduga, Mo Yangyang yang tadinya sudah mulai tenang. Sekarang, emosi perempuan ini tiba-tiba meluap, "Xie Xize, apakah ucapanmu itu manusiawi? Latiao hilang, seorang anak kecil hilang, tetapi kamu menyuruhku untuk tidak khawatir? Bagaimana mungkin aku tidak khawatir? Kamu tidak melahirkan anak itu. Jadi, mana mungkin kamu mengetahui rasa sakit di hatiku?!"     

Xie Xize langsung tidak bisa menjawab...     

Guru berbisik untuk membujuk, "Itu, bagaimana kalau tuan dan nyonya..."     

Mo Yangyang menunjuk Xie Xize, "Kurasa kamulah yang sebenarnya menyembunyikan ini."     

Xie Xize mengulurkan tangan untuk memegang jari Mo Yangyang, "Meskipun aku tidak melahirkan anak itu, tetapi aku masih berkontribusi setengahnya."     

Mendengar itu, Mo Yangyang tampak memerah karena tersipu malu. Kemudian ia menarik tangannya dengan paksa dan pergi dengan marah.     

Melihat tangannya hanya menggenggam udara, Xie Xize menggelengkan kepala.     

Pengawal itu datang, "Dokter, mobil itu telah berkeliling di sekitar kota dan sekarang sedang diparkir di depan sebuah warnet!"     

"Ayo pergi."     

*****     

Di warnet, Latiao sedang duduk di depan komputer. Di belakangnya berdiri dua orang berkepala botak. Dua orang itu berpenampilan ganas, wajahnya murung, dan kedua tangan masing-masing mereka tampak bersedekap di depan dada.     

 Latiao mengulurkan tangan untuk mengetuk tombol spasi di keyboard.     

Anak ini memiringkan kepala dan menyeringai, menunjukkan gigi putih kecilnya.     

"Paman, kalau wajahmu cemberut begitu, kamu akan kesulitan untuk menemukan jodoh. Kamu lihat, aku juga tidak punya uang. Meski demikian, aku masih bisa secepatnya menemukan orang yang dapat memberiku uang!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.