Pamanku Kesalahanku

Xie Xize Bajingan, Kembalikan Anakku



Xie Xize Bajingan, Kembalikan Anakku

0Keluarga Gao yang terdiri dari tiga orang ini dengan gemetar baru saja tiba di pintu. Mereka melihat sebuah mobil polisi diparkir di depan pintu.     
0

Dua polisi berseragam itu langsung melihat ketiga orang itu dan berjalan ke He Xinlan, "Nyonya He Xinlan, kami telah menerima laporan bahwa Anda terlibat dalam kasus kriminal. Silakan ikut kami."     

He Xinlan seperti jatuh ke dalam gua es. Warna darah di wajahnya memudar dalam sekejap, lalu ia berteriak, "Aku... Aku... suamiku... suamiku..."     

Gao Dajun hanya memeluk anaknya tanpa memperdulikan istrinya.     

"Suamiku, tolong aku, suamiku... tolong aku...."     

Gao Dajun hanya memeluk putranya sambil menoleh ke arah lain untuk mengabaikannya.     

Gao Dajun menyentuh kepala putranya, "Ibumu sendiri yang membuat masalah, ayah juga tidak bisa mengatasinya."     

******     

Mo Yangyang mengalami gegar otak ringan di kepala, sehingga ia terpaksa tinggal di rumah sakit untuk observasi. Pada malam hari setelah tertidur, ia tidak tahu bahwa ada seseorang yang berdiri di luar pintu kamar pasien ini.     

Orang itu terus saja berdiri di situ hingga dini hari, tanpa beranjak sedikitpun.     

Tiba-tiba pintu pasien ini terbuka. Dari dalam munculah seorang anak kecil berwajah bulat.     

"Paman, apa akan kamu lakukan sampai diam berdiri di sini? Apakah kamu menyukai ibuku, atau... ingin menculik anaknya?"     

Mo Yangyang dirawat di rumah sakit, sedangkan Latiao bersikeras untuk merawatnya dan menolak untuk pergi.     

Untungnya, kamar pasien ini cukup besar. Jadi, Mo Yangyang membiarkannya pergi.     

Xie Xize yang tertangkap oleh Latiao, tidak menunjukkan ekspresi apapun. Walau demikian telinganya sedikit memerah, malu-malu.     

Latiao memutar mata dan kepalanya, "Ma..."     

Sedetik berikutnya, Xie Xize membungkuk lalu membungkam mulutnya. Ia pun membawanya keluar.     

"Ya! Benar, aku ingin menculik anaknya. Berhati-hatilah sedikit, jangan sampai mengacaukan bajuku."     

Beberapa menit kemudian, di bangku taman rumah sakit, sesosok besar dan sesosok kecil itu tampak duduk bersama.     

Latiao mengeluarkan sebuah permen dari sakunya, "Paman bilang ke semua orang bahwa aku adalah anakmu. Apakah kamu tidak takut?"     

Xie Xize memandangnya, "Akui bahwa aku ayahmu!"     

Mata gelap itu, seolah-olah ada cahaya yang bergerak.     

Tentu saja Xie Xize ingin memasuki kamar pasien itu. Namun ketika memikirkan ketakutan Mo Yangyang padanya, ia pikir dirinya harus berhenti membuatnya sakit hati.     

Latiao menggoyangkan kakinya yang pendek sambil berkata dan tersenyum, "Kuakui atau tidak, itu tidak penting. Yang penting adalah ibuku yang mengakuinya. Jika ibuku sekarang bilang bahwa dia menemukan ayah tiri tetapi bukan kamu, maka aku jamin sekarang bahwa diriku juga akan mengakui bahwa sudah memiliki seorang ayah."     

Xie Xize menggertakkan gigi, "Beraninya kamu!"     

Latiao tersenyum polos, "Coba saja!"     

Xie Xize tidak bisa berkata-kata.     

Ia mengulurkan tangannya untuk mengambil permen yang ada di mulut dan akan dimakan Latiao. Lalu, ia memasukkannya ke mulutnya sendiri, "Ibumu tidak memperbolehkanmu makan permen."     

"Kamu..."     

Tangan Latiao bersedekap di depan dada sambil mendengus marah.     

Anak ini kemudian mendongak dan melihat seekor burung terbang di langit malam. Ia menghela napas.     

Ya, lupakan saja. Tidak perlu memperdulikannya.     

Atau Latiao saja yang bertindak. Jika anak ini tidak bertindak, hubungan dua orang ini tidak akan berkembang!     

Dengan kejadian kecelakaan yang melanda Mo Yangyang, Latiao merasa bahwa masalah mendekatkan hubungan kedua orangtuanya ini sudah tidak bisa ditunda lagi.     

Hei... hari ini Latiao juga mengkhawatirkan perasaan orang tuanya!     

Beberapa hari kemudian, Mo Yangyang keluar dari rumah sakit dan kembali ke restoran.     

Setelah melewati hari yang sibuk, ia menerima telepon dari Nenek Han ketika hari sudah senja.     

"Yangyang, gawat... guru TK bilang... huhu..."     

Nenek bicara sambil menangis.     

Mo Yangyang buru-buru bertanya, "Jangan khawatir, jangan menangis dulu. Ada apa dengan Latiao?"     

"Dia... dia dibawa pergi oleh sekelompok orang berpakaian hitam sore ini. Gurunya bilang bahwa orang-orang itu pernah ke TK bersama Tuan Xie sebelumnya... Guru juga bilang bahwa mereka akan membawa Latiao untuk meninggalkan Jinchuan dan membawanya ke tempat-tempat yang harus dikunjungi....."     

"Prak!!" Mo Yangyang menjatuhkan ponselnya ke lantai hingga layarnya retak!     

Mo Yangyang tidak peduli untuk mengambil ponselnya itu. Ia langsung mengambil kunci motor listrik dan berbelok ke tempat parkir. Perempuan ini pun segera menarik gasnya kencang-kencang.     

Xiao Chu mengambil ponsel Mo Yangyang terjatuh lalu mengejarnya, tetapi Mo Yangyang sudah kabur dengan motor listrik.     

Pikiran Mo Yangyang kosong saat ini. Ia tidak berpikir apapun, bahkan ketakutannya pada Xie Xize tidak terpikirkan saat ini.     

Hanya satu hal yang ada di pikirannya saat ini. Ya, merebut Latiao kembali!     

Anak yang didapat dari hasil pengorbanan nyawanya itu, siapapun yang ingin merampoknya juga harus berani melawannya terlebih dahulu!     

Mo Yangyang bergegas ke hotel yang pernah dikunjunginya untuk mengantar makanan. Setibanya di sana, ia membunyikan bel pintu dengan keras.     

Ketika pintu terbuka, pengawal berpakaian hitam itu tercengang dan bertanya, "Nyonya, siapa yang Anda cari?"     

Mata Mo Yangyang melebar karena marah, "Buat apa pura-pura? Kalian sudah tahu identitasku dengan jelas."     

Pengawal itu terdiam…     

"Ehem, ada keperluan apa Anda datang ke sini?"     

"Suruh Xie Xize keluar menemuiku!"     

"Dokter sedang tidak ada di sini ..."     

Mo Yangyang mendorongnya menjauh agar dirinya bisa menerobos masuk, kemudian berteriak, "Xie Xize…"     

Rumah ini adalah rumah yang sangat besar dengan beberapa kamar di dalamnya. Hal ini membuat Mo Yangyang menerobos masuk ke semua kamar satu-persatu.     

"Xie Xize..."     

"Nyonya, dokter kami benar-benar tidak ada di sini, Nyo…"     

Setelah mendorong pintu kamar tidur terakhir, ia kebetulan melihat Xie Xize duduk di tempat tidur dengan memakai piyama.     

Ia tampaknya baru saja bangun. Kerah bajunya terbuka lebar hingga tulang selangkanya yang halus dan dadanya yang seputih batu giok itu terlihat jelas. Penampilannya ini sungguh sangat seksi.     

Xie Xize melihat Mo Yangyang dengan linglung, "Kamu…"     

Mo Yangyang melihatnya, seperti binatang kecil yang marah. Ia bergegas menghampirinya tanpa ragu-ragu, lalu menjatuhkan Xie Xize ke bawah dengan kekuatan penuh. Kemudian, ia mencekik lehernya dan berteriak dengan geram, "Xie Xize, bajingan kamu! Kembalikan anakku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.