Pamanku Kesalahanku

Aku Punya Kecantikan



Aku Punya Kecantikan

0Di taman kanak-kanak, Latiao bermain menyusun balok kayu sendirian.      
0

Kastil balok kayu pun telah tersusun dan hanya tinggal diberi atap. Akan tetapi, tiba-tiba susunan balok itu runtuh, menimbulkan suara benda-benda jatuh, "Klutak… Klutak.."     

Latiao mengerutkan alis. Hari ini… ada apa lagi?     

******     

Di sisi lain, tepatnya saat diseret masuk ke dalam pintu, Mo Yangyang mendengar suara seorang laki-laki.     

"Ini perempuannya. Kakak-kakak, berkah telah datang!"     

Pupil Mo Yangyang melebar, keputusasaan langsung menyebar di hatinya.     

Ia sungguh tidak tahu orang yang mungkin telah disinggungnya kali ini. Namun ia bisa langsung menduga bahwa hari ini dirinya akan disakiti dengan cara yang tercela.      

Mo Yangyang bersikeras memberontak, tetapi kekuatannya terlalu lemah untuk melarikan diri.     

Hatinya langsung merasa panik, tetapi dirinya tetap dengan cepat memikirkan cara untuk menyelamatkan diri dari sini.     

Ia adalah orang yang pernah melarikan diri dari situasi yang paling membuatnya putus asa. Ia telah mengalami masa paling putus asa dalam hidupnya dan mulai bisa menghargai hidupnya lebih dari orang lain.     

Mo Yangyang pun terus menguatkan hatinya agar tidak menyerah begitu saja. 'Pasti akan ada jalan. Pasti! Tidak peduli seberapa sialnya kamu, kamu harus percaya, kekuatan manusia bisa menaklukkan segalanya.'     

Mo Yangyang tiba-tiba berhenti memberontak. Bau orang-orang itu membuatnya merasa mual dan jijik. ​​Ia menahan diri sekuat mungkin untuk tidak menolak dan akhirnya tertawa ringan.      

Mo Yangyang, yang diletakkan di atas meja dan sempat mengalami kesulitan bernapas pun dapat berkata dengan lembut, "Kakak-kakak, jangan terburu-buru melakukan sesuatu. Kalian akan gagal bila tidak hati-hati…"      

"Awalnya, aku mengira kalian ingin mencoba mengambil uangku dan membunuhku, tetapi ternyata kalian hanya ingin melecehkanku. Kebetulan aku tidak punya apa-apa, tetapi aku punya sedikit kecantikan." tambahnya dengan nada setenang mungkin.      

Ucapan tidak terduga Mo Yangyang ini mengejutkan semua orang di rumah.     

Di rumah ini terdapat seorang lelaki berkalung emas dan bertelanjang dada. Tangannya yang bertato kepala harimau itu seketika melambai.      

"Oh, ada sesuatu yang menarik dengan perempuan ini. Lepaskan dia, aku ingin melihat trik yang dimilikinya." Ujarnya.      

Beberapa orang melepaskan Mo Yangyang, kemudian mereka hanya melihat bahwa dirinya melepas helm dan maskernya tanpa terburu-buru. Selama melakukannya secara hati-hati, ia terus memperhatikan lelaki yang mengenakan rantai emas itu.     

Saat melepaskan masker, terdengar beberapa suara menelan air liur di dalam ruangan.     

Mereka menyaksikan wajah seorang perempuan seperti bunga begonia yang paling cerah, paling halus, dan paling indah yang mekar di tengah tiupan angin musim semi.     

Mo Yangyang mengelus rambutnya dan mengangkat tangannya dengan anggun, "Aku seperti orang cantik. Tolong, saudara-saudara sekalian, cukup jangan membenciku."     

Para lelaki sudah mengeluarkan air liur saat ini, sembari menatap Mo Yangyang dengan tatapan yang buruk dan jahat.     

"Kakak… Kakak... lihatlah penampilan perempuan itu. Dia jauh lebih cantik daripada perempuan yang capung merah itu."     

Di sisi lain, Mo Yangyang juga berkata dengan suara mempesona, "Banyak sekali makanan yang dipesan kakak-kakak ini. Itu membantu bisnis adikku, aku sangat berterimakasih."     

Mo Yangyang menggigit bibirnya dan berpura-pura malu. Kemudian, ia berkata dengan lembut, "Kalau kakak-kakak gembira hari ini, lain kali kalian harus sering mengunjungi restoran kami."     

Mo Yangyang sengaja melembutkan suaranya supaya membuat para lelaki yang sudah bernafsu ini semakin melunakkan tulang kepalanya. Setidaknya, mereka bisa melupakan hal-hal keji yang ada di pikirannya.     

"Tidak masalah, tidak masalah…."     

Mo Yangyang pura-pura senang, lalu menundukkan kepala untuk menutupi aura pembunuh dingin di matanya. "Kalau begitu ... aku benar-benar ingin berterima kasih kepada semua kakak laki-laki di sini!"     

Mo Yangyang masih sabar, tidak terburu-buru. Ia harus menunggu kesempatan yang paling cocok untuk menyerang mereka!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.