Pamanku Kesalahanku

Aku Bajingan, Kamu Lebih Bajingan



Aku Bajingan, Kamu Lebih Bajingan

0Mendengar ucapan Latiao, hati Xie Xize yang mulanya penuh dengan kemarahan yang tidak tertahankan, pada saat ini… amarah itu berhenti.     
0

Ia pun perlahan menundukkan kepala dan memandang Latiao, 'Anak ini…'     

Pengawal Xie Xize menundukkan kepala juga. Namun bedanya, mereka mengangkat bahu untuk menahan tawa karena mereka tidak berani tertawa.     

Latiao mengepalkan telapak tangannya yang kecil, "Betul, aku tidak boleh mendekatkan mamaku dengan lelaki manapun. Laki-laki di dunia ini terlalu bajingan. Di masa depan, ketika aku dewasa, aku akan melindungi mamaku sendiri!"     

"Tunggu…." Xie Xize menyela.     

Lalu berkata dengan tidak berdaya, "Kamu tidak boleh bicara begitu.Kamu sendiri juga merupakan laki-laki."     

Latiao mengangguk acuh tak acuh, bibir kecilnya mengerut, "Ya, aku juga bajingan!"     

Sedetik berikutnya, ia meliriknya sambil berkata, "Hanya saja Paman, kamu lebih bajingan."     

Xie Xize langsung terbungkam oleh ucapan anak kecil ini.      

Latiao kemudian menolehkan wajahnya dengan penuh minat. Keluarga Gao bertengkar selama setengah jam penuh. Pada akhirnya, hidung mereka bengkak, darah berceceran di lantai, dan mereka tidak bisa bangun.     

Di samping, Gao Tianbao duduk di lantai. Tatapan matanya kusam dan menyaksikan dengan bodoh. Di lantai tempatnya duduk... ada genangan air kencing. Ya, anak ini takut oleh aksi gila dari kedua orang tuanya.     

Latiao mengangkat tangan dan mengangkat dagunya ke arah Xie Xize.      

Kali ini Xie Xize telah berpengalaman menggendong dan menurunkan tubuh Latiao. Ia pun membantu Latiao turun dari meja.     

Setelah turun, Latiao berkata sambil merapikan pakaiannya, "Lihat, betapa pentingnya keharmonisan keluarga. Besar sekali bayangan buruk di mental anak yang disebabkan oleh perkelahian kedua orangtuanya. Jadi, tidak buruk juga ayahku mati lebih dulu."     

Setelah berbicara, anak ini meletakkan tangan di belakang punggungnya dan lanjut keluar dari kelas seperti orang yang sudah tua.     

Melihat tingkah anak itu, Xie Xize tertegun.      

Ia tidak tahu seberapa besar bayangan buruk yang ada pada mental Gao Tianbao, tetapi anak itu juga memiliki bayangan buruk dan itu sungguhan!     

Kemudian Xie Xize bertanya pada asistennya, "Keluarga Gao berbisnis pada bidang bahan bangunan?"     

"Betul." Jawab si asisten.      

Xie Xize tidak mengatakan apa-apa, lalu pergi keluar untuk mengejar Latiao     

Asisten berdeham dan berkata kepada Gao Dajun itu, "Terima kasih atas perlakukan keluarga Anda untuk tuan muda kami selama dua tahun terakhir. Selanjutnya, kami akan memberi Anda lebih banyak kehangatan. Harap lebih memperhatikannya!"     

*****     

Di Gedung Grup He, di Kantor Manajer Umum, He Xinyue mendengarkan keluhan tangisan sepupunya di telepon dengan ekspresi tidak tahan.     

"Xinyue, kamu harus membantu kakak. Kakak baru saja dianiaya sesuka hati. Ini jelas meremehkan Keluarga He kita. Kamu bahkan tidak tahu nasib keponakanmu tadi. Dia kali ini menderita akibat perbuatan itu…."     

"Ada apa?"     

"Itu semua gara-gara si jalang Han Yangyang dan anak liarnya. Aku tidak tahu di mana dia menggoda Tuan Xie. Xinyue, pernahkah kamu mendengar kabar mengenai Tuan Xie?"     

He Xinyue sedang mengambil dokumen berisi informasi Latiao dan Mo Yanyang. Mendengar itu, gerakannya langsung berhenti dan muncul kilatan cahaya melintas di matanya.     

"Tuan Xie? Aku tidak tahu, apakah ada orang seperti itu di Jinchuan?"     

"Aku juga merasa tidak ada Tuan Xie di Jinchuan, tetapi Gao Dajun sangat ketakutan padanya... Aku sungguh sial tidak terkira karena telah menikahi sampah seperti itu…."     

Setelah Nyonya Gao, alias He Xinlan ini selesai menceritakan kejadian tadi, He Xinyue sangat marah dan berkata, "Kenapa bisa begitu? Itu terlalu kejam. Pertengkaran anak kecil itu sesuatu yang normal, apakah mereka melakukan kejahatan dan memaksa orang untuk mati?"     

"Tulang pangkal hidungku patah, aku… tidak bisa hidup seperti ini… Huhuhu..." He Xinlan merengek.      

He Xinyue pun menghiburnya, "Kakak Lan, jangan bilang begitu. Bagaimanapun di belakangmu masih ada Keluarga He, hei ... aku tidak menyangka temperamen Kak Lan yang bergejolak waktu itu, sekarang berubah jadi seperti ini...     

"Ehmmm terkesan menahan diri begini setelah digertak oleh orang itu. Padahal, dia hanya seorang juru masak miskin, tetapi berani menggertakmu dengan tidak menghormatimu. Aku turut tidak terima dan marah dengan kejadian itu." Tambahnya.     

Kata-kata itu menyalakan amarah He Xinlan sekali lagi, "Ya, aku juga tidak bisa menahan amarah menyebalkan ini. Ehmm... Bukankah si jalang itu terbiasa menggoda lelaki? Aku akan membuatnya tidak bisa menggoda lelaki lagi."     

He Xinyue membujuk, "Kak Lan, jangan mudah emosi begitu!"     

"Aku tidak terbawa emosi, pikiranku sangat sadar. Oke sampai di sini dulu, nanti aku akan mencarimu."     

Telepon ditutup, He Xinyue tersenyum dingin dengan penuh kebencian.      

Kemudian ia menghubungi nomor lain, "Kirim informasi tentang ibu dan anak Mo Yangyang ke Keluarga Mo di Kota Xia. Lakukan secara rahasia."     

Wujudkan sesuatu... kami ingin membuat hal-hal besar...     

Ada berapa ekor si imut hari ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.