Pamanku Kesalahanku

Kamu Memelukku?



Kamu Memelukku?

0Dengan intimidasi seperti itu, air matanya seakan mengalir ke hati Mo Yangyang seakan sudah seperti sungai yang mengalir deras. Sungguh, Mo Yangyang sudah tidak tahan lagi. Ia hampir kehabisan napas dan bisa saja mati jika terus seperti ini.     
0

Mo Yangyang tiba-tiba mengulurkan tangan untuk mendorong Xie Xize, tetapi Xie Xize meraih pergelangan tangannya.     

Xie Xize meraih tangan Mo Yangyang, lalu mengangkatnya ke atas kepalanya dan menempelkannya ke dinding.     

"Bos, dalam bisnis, Anda tidak boleh pilih kasih, kan?"     

Mo Yangyang dengan cemas mencoba untuk melepaskan tangan, tetapi genggaman Xie Xize semakin erat.     

Pikirannya saat ini kosong dan ketakutan. Ia sungguh tidak mengerti. Lagi pula, apa yang ingin Xie Xize lakukan dengan ini? Apakah Xie Xize hanya mencoba menakut-nakutinya dan memastikan hal ini cukup menyenangkan baginya?     

Apakah pria ini hanya merasa bahwa sikap Mo Yangyang yang menggigil ketakutan itu menarik?     

Menyaksikan Mo Yangyang bersikeras melepaskan diri, ketakutan, dan menghindar, suasana hati Xie Xize sedikit turun. Bagaikan matahari yang tertutupi awan gelap, kecerahan wanita ini seakan terlihat redup.     

Xie Xize pun tiba-tiba menekan Mo Yangyang, "Apakah aku seseram itu?"     

Mo Yangyang ingin mengangguk, 'Ya, benar.... sangat menyeramkan…'     

Perasaan tidak berdaya muncul di hati Xie Xize, sama seperti ketika dirinya menghadapi Latiao sebelumnya.     

Pertanyaan ini agak sulit!     

Sejujurnya ini adalah bidang yang belum dicobanya. Ia ingin menyelesaikannya... sungguh, ini agak sulit!     

Mereka berdua tidak berbicara lagi. Suasananya jadi sunyi, hanya terdengar suara Mo Yangyang yang terengah-engah, sangat jernih....     

Keringat mengalir di matanya, membuat pandangannya buram dan wajah Xie Xize tidak terlihat dengan jelas.     

Tepat ketika merasa bahwa tangan Xie Xize yang lain terangkat dan hendak melepas masker mulutnya, tiba-tiba terdengar seruan di luar.     

"Ya Tuhan... Kak... Kak Yangyang...."     

"Ya Tuhan, apakah mataku buram? Apakah ini restoran kita?"     

"Kak Yangyang..."     

Suara seruan Yuanyuan semakin dekat.     

"Lemari pendingin ini juga baru, bir dan minuman di dalamnya pun tertata rapi... Wow, meja dan kursi ini terlihat sangat mewah, tidak murahan. Apakah ini berubah dalam semalam?"     

"Kak Yangyang, apa kamu di dapur belakang?"     

Mendengar suara Yuanyuan saat ini, Mo Yangyang benar-benar merasa ingin menangis karena gembira. Perempuan itu datang di saat yang sangat tepat.     

"Cepat jawab pertanyaanku sebelumnya, aku akan membiarkanmu pergi." Xie Xize bersuara lagi.     

Mo Yangyang tidak berbicara, tetapi berjuang keras melepaskan diri.     

Keringatnya masuk ke mata, menyebabkan matanya terasa gatal dan nyeri. Setelah itu, tanpa sadar mengeluarkan air mata.     

Mo Yangyang benar-benar teraniaya. Dalam hatinya juga muncul rasa sangat benci. Ia yang sudah bersembunyi di sini, mengapa masih ada orang-orang yang tidak mau melepaskannya?      

Melihat tangisan Mo Yangyang, Xie Xize tiba-tiba menghela napas dan melepaskan ketidakberdayaan Mo Yangyang.     

Bersamaan dengan Xie Xize yang melepaskannya, Mo Yangyang menghela napas lega.     

Xie Xize pun melangkah ke depan dan pada akhirnya kakinya lemas hingga tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Tubuh Mo Yangyang pun hampir tersungkur.      

Xie Xize seperti punya mata di belakang tubuhnya. Sebelum Mo Yangyang jatuh mendarat, ia berbalik dan langsung menopang tubuhnya.     

"Mau memberiku pelukan?" Tanya Xie Xize.     

Mo Yangyang langsung terdiam....     

'Sialan!'     

"Kak Yangyang, dekorasi di luar tampak baru, kenapa…" Yuanyuan yang bergegas masuk ke dalam dapur dengan penuh semangat, lalu tiba-tiba tertegun sejenak hingga suaranya berhenti. Ya, ia melihat adegan yang ambigu di depan matanya.     

"Se... Sepertinya aku belum waktunya untuk masuk…" Yuanyuan tergagap.     

Xie Xize menoleh ke samping, "Sudah tahu belum waktunya masuk, kenapa tidak segera keluar?"     

Mendengar ucapan dingin pria itu, Yuanyuan benar-benar patuh dan langsung melangkah keluar. Di sisi lain, Mo Yangyang malah merasa cemas. Melihat intimidasi pria ini, rasanya ingin mengutuk pria di depannya ini.     

Namun setelah Yuanyuan keluar, Xie Xize melepaskan Mo Yangyang seolah-olah tidak ada keraguan sama sekali. Setelah itu ia merapikan lengan bajunya dan berkata perlahan, "Sayang sekali, aku selalu menjadi pria terhormat, jadi aku khawatir pelukanmu ini tidak ada gunanya!"     

Mendengar itu, Mo Yangyang tentu tertegun keheranan....     

Jika saat melepaskannya, Xie Xize memegang pinggangnya sendiri dan tidak menopang tubuh Mo Yangyang, Mo Yangyang pun akan mempercayai ucapan itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.