Pamanku Kesalahanku

Pinggangku Hampir Patah



Pinggangku Hampir Patah

0Wajah Xie Xize sudah sangat dekat dan mudah dijangkau. Wajah lelaki itu sangat indah, seperti matahari dan bulan di langit. Tidak ada yang bisa menyaingi kecemerlangannya.     
0

Tidak hanya itu, pria ini juga sangat mengerikan, dingin, kejam, dan paranoid...     

Ketakutan yang mendalam pun langsung tertanam di hati Mo Yangyang.     

Pada saat ini, senyumnya yang seindah pemandangan hujan dan cerah itu, hampir tidak menunjukkan kabut dari dasar matanya.     

Meski demikian,... Mo Yangyang sesungguhnya merasa sangat takut. alasannya sederhana, karena raut wajah Xie Xize ini terkadang berbeda dengan isi hatinya.     

Mo Yangyang tidak bisa mengendalikan diri. Padahal semalam, ia sudah menguatkan dirinya untuk tidak terlalu takut pada Xie Xize. Akan tetapi ketika Xie Xize datang, ia secara naluriah masih merasa takut untuk menghadapinya.     

Xie Xize dan Mo Yangyang sudah sangat dekat. Tidak peduli bagaimanapun, Mo Yangyang hanya bisa menjauhkan tubuhnya lagi. Walau demikian hal itu tidak berguna.     

Tubuhnya hampir sepenuhnya ditekan ke dinding oleh Xie Xize. Bila dilihat dari sudut pandang orang lain, Mo Yangyang kini telah terkurung oleh tubuh Xie Xize.     

Walau sudah ditutupi masker mulut, Mo Yangyang masih bisa mencium aroma tubuh Xie Xize. Aroma dingin yang samar, penuh penindasan....     

Dapur belakang tidak terlalu besar. Banyak barang yang diletakkan dan ventilasinya juga tidak terlalu baik. Hal ini secara tidak langsung membuat suhu di sini lebih panas daripada di luar.     

Selain itu, pada saat ini, Mo Yangyang ketakutan. Di dahinya sudah keluar keringat. Keringat membasahi poninya, membuat rambutnya yang basah menempel di wajah. Dengan sepasang matanya yang penuh ketakutan, ia seperti seekor kijang yang dipaksa putus asa dan tidak punya tempat untuk kabur. Kedua mata itu... terlihat hampir menangis.     

Xie Xize mengangkat tangan kanannya dan mengulurkannya ke Mo Yangyang.     

Mo Yangyang menolehkan kepalanya dengan perasaan takut dan langsung memejamkan matanya.     

Namun sedetik berikutnya, ia merasa bahwa poni di depan matanya dibelai dengan lembut.     

Gerakan Xie Xize sangat lembut. Mengelus jarinya ke dahi Mo Yangyang dengan ringan dan menyebabkan perasaan geli.     

Air yang membasahi rongga mata Mo Yangyang semakin banyak. Sebenarnya situasi sial macam apa ini? Jika ingin mengetahui wajah Mo Yangyang, bisakah pria ini melakukannya dengan cepat tanpa menyiksa seperti ini?     

Tangan Xie Xize mencubit dagu Mo Yangyang terlindungi oleh masker mulut. Ia melakukan itu untuk memutar kepala Mo Yangyang agar bisa menghadap wajahnya.     

"Apa yang bos lakukan sekarang? Aku hanya ingin bertanya dua pertanyaan saja...."     

Mo Yangyang menggigil, menggertakkan giginya dan berbicara dengan suara gemetar, "Ber... Bertanyalah...."     

Mendengar suaranya, Xie Xize tersenyum dan kesuraman di matanya menghilang.     

Pria ini pun bertanya, "Kenapa masakan yang kamu buat untuknya berbeda dengan masakan yang kamu buat untukku?"     

Mo Yangyang seketika terdiam dan tidak bisa menjawab...     

Senyum di wajah Xie Xize memudar, ia menatap mata Mo Yangyang lekat-lekat, "Kenapa makanan untuknya lebih enak? Itu membuatku, tidak senang!"     

Kaki Mo Yangyang lemas, rasanya ingin meluncur ke bawah dinding.     

Sayangnya, Xie Xize sudah memegang pinggangnya terlebih dahulu.     

Mo Yangyang bergemetar dengan hebat. Kedua tangan Xie Xize yang bagaikan karya seni itu juga... membuatnya merasa kesemutan, ya?     

Sungguh, rasanya pinggangnya itu mau patah!     

Huhu...     

Xie Xize menurunkan alis dan melirik pinggang Mo Yangyang. Bola mata kuning kecoklatan itu sedikit menatap suram, "Bos... tidakkah menurutmu, kamu harus menjelaskannya?"     

Mo Yangyang menggelengkan kepala, tidak berani berbicara lagi.     

"Kenapa kamu tidak bicara? Hemmm?"     

Suara rendah yang memabukkan itu meleleh seperti gumaman rendah, lalu nada suara kata terakhir dinaikkan. Hal ini menyebabkan makna pertanyaan itu sangat jelas. Tetapi, gaya bicara itu membuat orang yang mendengarnya juga tidak hentinya merasa terjerat.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.