Pamanku Kesalahanku

Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya!



Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya!

0Qin Xiaochen terkejut ketika mendengar ucapan kakaknya, kemudian ia tertawa.     
0

"Menghancurkanku? Siapa yang berani menghancurkanku? Aku ini tuan muda kedua dari keluarga Qin, oke? Jangan bercanda."     

Fitur wajah Qin Xiaoting sesungguhnya tampan dan kaku. Matanya seperti mata elang, pangkal hidungnya sangat mancung, bibirnya tipis, dan semua itu tampak sangat dingin serta enak dipandang.     

Ia pun membalas, "Aku tidak bercanda denganmu, ayo ikut aku."     

Makanan sudah disiapkan, jadi mana mungkin Qin Xiaochen mau diajak pergi? Selama beberapa hari ini ia telah membayangkan dirinya bisa melahap masakan Mo Yangyang.     

"Kakak, aku tahu kamu tidak ingin aku sembarangan kabur. Aku ini tidak sembarangan kabur. Aku hanya datang ke sini untuk makan. Kakak tenang saja, setelah makan aku akan kembali sendiri. Lagi pula, kakak juga punya banyak pekerjaan, jadi pergi dan kerjakan saja pekerjaanmu."     

Wajah Qin Xiaoting menunjukkan kemarahan yang tipis, "Kuulangi sekali lagi, kalau tidak ingin dihancurkan, cepat ikut denganku. Kalau kamu tetap di sini sampai dia datang dan kamu malah memintaku untuk menyelamatkanmu, aku belum tentu bisa menyelamatkanmu."     

Qin Xiaochen tidak peduli sama sekali, "Kak, jangan bercanda. Lagi pula, apakah Kakak lupa tentang diri sendiri? Kakak adalah Qin Xiaoting, salah satu anggota Keluarga Qin. Apakah aku akan terkena masalah selama ada kakak di sampingku?"     

"Ah, aku tahu! Kakak hanya membuatku takut, kan! Aku di sini benar-benar untuk makan. Apakah Kakak tidak tahu? Koki perempuan yang memasak ini bisa memasak seperti iblis. Setelah aku makan masakannya, aku tidak bisa makan makanan lain." Tambahnya.     

Qin Xiaoting berdiri dan meraih lengan Qin Xiaochen, "Sudah, ayo pergi!"     

Qin Xiaochen langsung mengambil sumpit, lalu makan sambil mendekatkan mangkok ke mulutnya. Saking cepat dan cemasnya dirinya menyumpit, makanan yang disumpitnya sampai tidak bisa ditelan dengan benar.     

"Kak... Kak... jangan tarik aku, apakah kamu tahu identitas perempuan itu?"     

Qin Xiaoting tidak peduli "dia" yang dimaksud saudaranya ini!     

"Siapapun dia, tidak ada hubungannya denganmu. Hal yang perlu kamu tahu adalah kamu cukup tidak usah menyentuhnya."     

Qin Xiaochen tidak tahu yang sedang terjadi, wajahnya tiba-tiba memerah. Dalam benaknya adalah wajah Mo Yangyang yang terlihat lebih cantik daripada lima tahun yang lalu.     

Ia pun berkata dengan penuh rasa bersalah, "Aku juga tidak menyentuhnya... aku tidak menyentuhnya, aku hanya datang untuk makan. Masakannya sangat lezat. Kalau kakak tidak percaya, kakak cicipi saja. Kujamin kakak tidak bisa pergi setelah makan ini."     

"Hi…. Hih! Qin Xiaochen, ayo pergi sekarang juga."     

"Kakak, tolong! Aku belum cukup makan selama beberapa hari ini. Hidangan ini sudah siap, biarkan aku memakannya satu gigitan saja... bahkan jika langit jatuh, tolong biarkan aku memakan satu gigitan dulu. Tenanglah, tidak akan butuh banyak waktu... kumohon Kak... "     

Qin Xiaoting mengerutkan kening. Adiknya ini masih sangat kekanak-kanakan.     

Pada akhirnya, ia pun memberinya kesempatan untuk makan, "Baiklah, hanya memakan satu gigitan saja dan langsung segera pergi."     

"Oke, hanya satu gigitan…" Qin Xiaochen menjilat sudut mulutnya dan dengan cepat mengambil sumpit untuk mengambil daging.     

 Namun sedetik berikutnya, eh... kenapa sumpitnya tidak bisa digerakkan?     

 Qin Xiaochen menambah kekuatan lagi, tetapi tetap saja tidak bisa!     

Ia pun mendongak. Ternyata sumpit itu dihentikan oleh sebuah tangan yang terlalu indah itu.     

Mata Qin Xiaochen memandang mengikuti tangan itu dan mendongak sedikit. Ia pun melihat wajah seorang pria. Benar, dia adalah Xie Xize. Melihat itu, ia gemetar ketakutan. Hanya ada satu kalimat di benaknya, 'Buddha besar ini, mengapa dia ada di sini?'     

Ada apa dengan dunia ini?     

Qin Xiaochen tergagap, "Tu... Tuan Muda Kelima, ke... kenapa Anda..."     

Qin Xiaochen memang menghormati Qin Xiaoting, kakak tertuanya. Ia juga akan mendengarkan nasihat kakaknya, tetapi dirinya tidak akan takut dengan kakaknya.     

Tapi kepada Xie Xize, seorang senior yang sebenarnya jarang ditemuinya, ia benar-benar... sangat menghormatinya.     

Meskipun Xie Xize tampaknya selalu mudah bergaul, tetapi orang-orang bisa bertanya pada para kebanggaan Kota Xia. Bila membicarakan Xie Xize, hanya beberapa orang yang tidak menghormatinya. Alasannya jelas, pria ini berada di level yang terlalu tinggi.     

Orang yang levelnya tertinggal jauh, tentu harus bisa menghormatinya.     

Bisa dibilang…. pria ini mirip seperti... dewa?     

Xie Xize pun tersenyum dan bertanya dingin, "Kenapa kamu di sini?"     

Senyumannya itu seindah bunga musim semi yang bermekaran dan matahari bersinar terang, tetapi anehnya malah membuat hati Qin Xiaochen merasa kedinginan. Ia pun dengan jujur ​​menjawab, "Makan."     

Xie Xize mengangguk, "Kebetulan aku juga."     

"Ah... kalau begitu, silakan Anda duduk. Makanannya kebetulan sudah siap dan aku belum makan sesuap pun. Anda bisa menikmatinya bersamaku?"     

Akan tetapi, Xie Xize menyatakan penyesalannya, "Ah… Sayangnya tidak bisa!"     

Qin Xiaochen tanpa sadar bertanya, "Kenapa?"     

Xie Xize tersenyum lalu mengambil sumpit dari tangan Qin Xiaochen, "Karena hanya aku yang bisa makan, sedangkan kamu... tidak bisa."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.