Pamanku Kesalahanku

Dia Siapamu?



Dia Siapamu?

0Mata Xie Xize penuh dengan kesuraman. Bahkan matahari yang cerah di siang hari tidak bisa menyinari matanya.     
0

Setelah menghening selama dua detik, orang yang ditelepon Xie Xie pun angkat bicara dengan suara rendah, "Aku tahu, tetapi... seberapa penting si Han itu sehingga membuat Tuan Muda Kelima marah? Ini tidak sesuai dengan sikap dinginnya yang biasa."     

"Karena dia adalah salah satu temanku. Jika adikmu berani maju berurusan denganku, merusak urusanku,..."     

Xie Xize mengangkat matanya melihat ke luar, dengan tatapan penuh ambisi di matanya.     

Qin Xiaoting pun membalas, "Jadi begitu... Baiklah, aku mengerti."     

Kepala rumah sakit menunggu sampai Xie Xize menutup telepon, lalu dengan hati-hati melangkah maju, "Dokter Xie, silakan Anda lihat masalah ini. Dari sini, bisakah kita…"     

Namun Kepala Rumah Sakit seketika melihat Xie Xize meremas ponsel. Matanya sangat gelap dan tidak berdasar, dipenuhi dengan emosi yang tidak menentu.     

Setelah beberapa saat, pria itu berbalik badan dan baru menanggapi kepala rumah sakit, "Aku akan mengutus orang lain untuk membicarakan urusan ini denganmu. Saat ini aku ada urusan lain, aku pamit dulu."     

Mendapat tanggapan seperti ini, sejujurnya Kepala Rumah Sakit ingin menangis. "Ee..., Dokter Xie, kalau... kalau begitu, saya akan mengantar Anda." Ucapnya tanpa daya.     

Awalnya, Kepala Rumah Sakit ingin mengatakan 'Bisakah kita membicarakannya lagi lain kali?' Akan tetapi kedua tatapan tenang Xie Xize yang mengarah padanya membuatnya takut.     

Sudut bibir Xie Xize melengkung membentuk senyuman yang ingin menjauhkan diri darinya, "Tidak perlu."     

Memasuki lift, asisten tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Dokter, bukankah Anda sudah menelepon Qin Xiaoting? Kenapa…"     

Xie Xize tersenyum sinis, "Apakah menurutmu Qin Xiaoting adalah orang yang patuh dengan perintah?"     

Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis properti telah meningkat. Dalam tujuh tahun sejak Qin Xiaoting mengambil alih perusahaan, Keluarga Qin telah membuat langkah besar dan dengan cepat menjadi perusahaan properti terbesar di negara ini.     

Sayangnya, Qin Xiaoting masih belum merasa puas.     

Pria ini justru merasa bosan dengan hal-hal yang berkaitan dengan bisnis properti ini. Ia sudah sangat kenyang mengerjakan semacam itu.     

*****     

Di restoran, Qin Xiaochen merasa bosan. Ia pun menyelinap ke dapur belakang.     

Ia pun melihat Mo Yangyang baru selesai mengikat rambutnya. Perempuan itu mengenakan topi dan masker mulut sebelum melakukan kegiatan masak. Ia dengan terampil mencuci sayuran dan menatanya sesuai urutan dan ukuran.     

Biasanya, orang yang mencuci dan menata lauk adalah Yuanyuan. Hanya saja, perempuan itu belum juga datang sampai sekarang. Jadi, Mo Yangyang sendiri yang melakukannya.     

Mengingat sikap Yuanyuan kemarin malam, Mo Yangyang menghela napas besar. Yuanyuan sudah berbeda pendapat dengannya, jadi tidak bisa dipertahankan.     

Sejujurnya, Qin Xiaochen benar-benar tidak bisa menyamakan Mo Yangyang yang saat ini sedang terampil dan sibuk di dapur, dengan Mo Yangyang yang sangat arogan lima tahun lalu.     

Bibirnya pun tanpa sengaja terlihat cemberut, seakan mencoba mengabaikan sedikit ketidaknyamanan di hatinya.     

Ia sempat berpikir bahwa Mo Yangyang pasti mengalami kehidupan yang sangat buruk beberapa tahun ini. Tidak tahu hal yang direncanakan Mo Yangyang, tetapi perempuan itu telah meninggalkan kehidupan Keluarga Mo yang sangat mapan. Malahan, perempuan ini kabur dari rumah untuk menderita seperti ini.     

Qin Xiaochen mengangkat dagu, "Mo Yangyang, aku tahu rencanamu. Sebenarnya, kamu mau mencampurkan obat khusus ke makananku, kan? Seperti... bunga opium, kulit kerang, atau sesuatu?"     

Kalau tidak, bagaimana mungkin setelah makan masakan itu dirinya langsung tidak tertarik dengan makanan lain.     

Bahkan, makanannya itu mampu membuatnya tidak berdaya dan ingin makan masakannya walau sesuap saja.     

Mo Yangyang menjawab tanpa memandangnya, "Otak Tuan Qin sepertinya masih belum sembuh. Nama keluargaku adalah Han... dan tempat ini adalah dapur pribadi. Jadi, silakan keluar."     

"Kamu...."     

Mo Yangyang tiba-tiba berbalik, "Ngomong-ngomong, dugaanmu benar. Aku memasukkan obat ke dalam makananmu. Selama kamu berani makan, kujamin kamu akan terbunuh di tempat."     

Qin Xiaochen menunjuk Mo Yangyang dengan marah, "Tempramen kasarmu sejak dulu tidak berubah."     

Mo Yangyang mengambil pisau, lalu mengangkatnya. Kemudian, ia memotong tulang itu hingga menjadi dua dengan cara yang mengerikan.     

Melihat itu, Qin Xiaochen gemetar sebentar. Namun sekejap kemudian, ia segera berbalik dan keluar dari dapur.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.